My Love "112"

3.7K 360 18
                                    



Setelah seminggu berlalu. Kenzo pun terbiasa dengan mereka.

Hanya saja dia terlihat lelah karena sering begadang.

Dan malam ini dia bertugas menyambut tamu. Tapi dia masih belum terbiasa dengan pakaian aneh-anehnya.

Dia mencoba membiasakan dirinya sampai hutangnya lunas terbayari pada owner. Setidaknya dia bisa menghasilkan sedikit uang untuk kebutuhan dan membayar hutang. Owner tidak memotong uang semuanya melainkan hanya setengah yang dia dapat agar Kenzo juga bisa menggunakannya.

Kenzo memijit kakinya karena lelah berdiri serta high heelsnya yang sangat mengganggu.

Hari ini dia berpakaian baju sanghai berwarna pink layaknya amoi-amoi china. Bibir pink meronanya sangat menggugah selera tamu yang datang. mereka selalu tersenyum senang melihat Kenzo dan sesekali menyentuhnya.

"Kau tampak cantik hari ini."

Pujinya pada Kenzo yang ditanggapi senyuman membuat mereka klepek-klepek. Kenzo menatap tamunya aneh karena senyum tidak jelas.

Mereka terus berdatangan sampai dia lelah.

Tiba-tiba seseorang memegang tangannya.

"Kau orang yang waktu itu bukan?"

Tanyanya. Kenzo menatapnya dan ingat dengan pria yang pernah menyerangnya. Kenzo menarik tangannya,

"Maaf anda salah orang."

Ucapnya berjalan masuk ke dalam bar.

"Aneh, sepertinya itu dia.."

Pikirnya berjalan pergi kemudian.

Sedangkan disisi lain Sino mematung melihat amoi-amoi sanghai tersebut.

"Kenzo?"

Pikirnya melihat sosoknya yang mirip dengan kenalannnya, walau dia pakai wig dia tetaplah Kenzo yang dia kenal.

"Tapi tidak mungkin juga."

"Sayang apa yang kau gumamkan?"

"Bukan apa-apa. Batalkan janji hari ini, aku ada urusan."

Ucap Sino mendorong gadis ini menjauh. Gadis ini tampak kesal karena ditolak Sino.

Untuk memastikan pandangannya, dia pun berjalan masuk ke dalam bar. Tapi amoi-amoi sanghai itu sudah tidak terlihat.

"Apa aku salah lihat? Kenzo tidak mungkin kerja di sini."

Gumamnya lagi berjalan pergi.

Kenzo memijit kakinya karena lelah, dia siap-siap untuk pulang karena hari ini shiftnya selesai. Dia tidak menemani tamu karena tugasnya hari ini menyambut tamu saja. berdiri berjam-jam di sana membuatnya lelah.

"Sudah mau pulang?"

Tanya owner yang memakai pakaian normal biasa, tidak seperti biasanya yang memakai rok pendek dengan badan berotot begitu.

"Owner?"

Panggil Kenzo tidak yakin dengan pandangannya.

"Kenapa kau terlihat kaget?! Aku tidak bisa memakai gaun ke acara ulang tahun anakku!"

Pekiknya marah.

"Anakmu? Owner sudah menikah?"

"Tidak. Mereka anak-anak kesayanganku. Iori berulang tahun dan adik kecilnya merayakan hari sebulannya lahir jadi aku menghadiri acara mereka."

"Iori dan adiknya?"

Kenzo seperti pernah mendengar nama Iori tapi dia tidak ingat, dia sudah lupa pada mereka juga.

"Anak dari karyawanku dulu. Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri. jadi anaknya adalah anakku."

"Dia salah satu sindrom?"

Tanya Kenzo, karena setahunya yang bekerja di sini adalah laki-laki, jika yang di maksud owner karyawannya berarti dia seorang pria bukan?

"Benar! Baru-baru ini dia melahirkan. Anaknya sangat imut sekali!"

Pekiknya girang.

"Sangat menggemaskan!"

Kenzo hanya tertawa kecil mendengar ownernya memuja mereka sangat,

Owner pun mengantar Kenzo pulang, kebetulan owner sejalan dengannya ke acara pesta lainnya. Biasanya Kenzo akan memanggil taksi, tapi hari ini dia tidak perlu.

"Terima kasih owner sudah mengantarku."

"Iya. Segeralah tidur,"

"Baik."

Balasnya, Owner pun segera pergi. Kenzo berbalik berjalan masuk ke apartemennya dan langkahnya terhenti karena seseorang menariknya.

"Darimana saja kau?!"

Tanya Sino marah. Dia sudah menunggu Kenzo sejak lama sekali, Kenzo menatapnya bingung. Kenapa orang ini ada di sini?

"Itu bukan urusanmu,"

"Apa yang tidak menjadi urusanku?! jika menyangkut dirimu itu adalah urusanku!"

"Kenapa kau peduli?! Aku bukan siapa-siapa bagimu bukan?! Jadi jangan pernah mencampuri urusanku lagi! Aku juga tidak akan mencampuri urusanmu! Mau kau dengan siapa atau apapun itu bukan urusanku!"

Balasnya kesal dan meninggalkan Sino.

"Apa kau menjual dirimu?!"

Pekik Sino membuatnya membatu.

"Apa kau sangat membutuhkan uang sampai menjual diri?!"

Pekiknya lagi, Kenzo menatapnya.

"Itu juga bukan urusanmu!"

Jawab Kenzo akhirnya, tidak ada penjelasan tentang hal ini.

Dia berlari pergi dan masuk ke dalam apartemennya.

Dia menghela napas panjang, kenapa juga dia peduli? Dia sendiri bersama gadis lain tiap malamnya. Jadi itu bukan urusannya.

Kenzo masuk ke dalam kamarnya dan segera tidur daripada memikirkan hal tidak jelas seperti itu baginya.

My Love (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang