Miya membuka matanya, dirinya tengah berada di kelas. Ya, dikelas. Ia duduk di meja guru dan bersandar di dinding yang ada di sebelahnya. Miya melihat seisi ruangan.. lalu ia menguap. Matanya begitu sayu.
Beberapa detik ia melamun melihat kelasnya yg kosong, akhirnya ia sudah sadar sepenuhnya bahwa ia tengah tertidur. Lalu... Ia pun ingat kejadian itu, kejadian dimana dirinya sedang bercumbu dengan Alucard.
"Alucard.. " ucapnya sambil memegangi bibirnya yg mungil itu. Miya merasa ada yg aneh, bibirnya sama sekali tidak merasakan nyeri ataupun lecet, ia pun mengeluarkan kaca bedaknya dan menatap wajahnya sendiri.
"T—Tidak ada darah sama sekali." gumam Miya seraya melebarkan matanya, ia kaget.
Miya mulai membayangkan wajah Alucard lagi, wajah yg membuat dirinya merinding dan ketakutan.
"Apa maksudnya ini? Aku ingat kalau aku baru saja di cium oleh Alucard dan—"
Tak lama kemudian, sosok Alucard muncul dari ambang pintu kelas dan memanggilnya.
"Ah, akhirnya kau sudah bangun. Kau ketiduran loh~ dan aku juga sudah memanggilmu berkali-kali." kata Alucard.
Miya menengok ke arahnya. Ia hanya melihat sosok Alucard yang biasanya, sosok dengan wajah lucu dan tampannya, bukan wajah yang pucat dan menyeramkan.
Dipikirannya mulai banyak pertanyaan, Miya merasa pusing dan pikirannya kemana-mana. Karena itulah ia bertanya..
"Aku.. ketiduran?"
"Heeeh?" Alucard keheranan. "Miya, kau benar² tak mengingatnya? Sambil menungguku piket kau kan memainkan HP sampai-sampai ketiduran, bagaimana sih. Aku tidak berani membangunkanmu karena aku juga belum beres piket."
"Serius? T—Tidak mungkin.." batin Miya kebingungan.
Lalu Miya bertanya kembali..
"B—Bukankah kita berciuman?""Beb, kau ini bicara apa sih? Memang benar aku itu ingin menciummu saat Gord memberikanku kain pel tadi, tapi tidak jadi.. aku.. deg-degan parah!" Alucard memerah.
"JELASIN YANG BENER, ALU BEGO!" ketus Miya menaikkan suaranya.
Alucard hanya menaikkan alisnya, cukup mengejutkan melihat kekasihnya itu tengah dilanda rasa penasaran.
"Apa lagi yang harus dijelasin, Beb? Aku sudah menjelaskannya loh." balas Alucard sambil menghampiri Miya yg masih duduk di meja guru.
"Kelihatannya Alu memang tidak bohong, tapi.. aku sama sekali tidak sadar kalau aku ketiduran, dan.. ciuman serta gigitan itu begitu nyata. Apa maksudnya ini?" batin Miya.
Alucard yg berada di sebelahnya mulai menggenggam tangan Miya dan berkata..
"Kau mungkin kecapean, sudah kubilang jangan terlalu serius Push Rank. Atau.. kau sedang PMS? Hehehe~" Alucard memasang tawa candanya. "Yang jelas, ayo kita pulang. Sebentar lagi Maghrib loh~"
Miya hanya bisa memeluk Alucard dengan erat, ia masih memikirkan mimpinya itu, mimpi dimana Alucard berubah layaknya Vampire dan menggigit bibirnya. Tapi Miya sudah membulatkan tekad, 'Jikalau memang itu nyata, jikalau memang benar Alucard berubah menjadi Vampire, aku tetap akan mencintainya..' itulah tekad Miya. Miya sudah sangat mencintai Alucard, cintanya tidak bisa ditandingi oleh siapa-siapa. Walaupun sikap Miya cenderung cerewet dan sering memarahi Alucard, bukan berarti hal itu membuat dirinya benci, melainkan Miya sayang padanya.
Mereka berdua bergegas meninggalkan kelas dan berniat pulang. Dengan Miya yg masih merangkul tangan Alucard dengan erat, Alucard hanya bisa menatap kekasih cantiknya itu sambil tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ MOBILE LEGEND FANFICTION
Fanfiction[SELESAI REVISI] - MLFF S1 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Lemon" di dalamnya. WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+