"Kuantar sampai sini saja 'ya." ujar Gusion kepada kekasihnya.
"Ya, terimakasih." Lesley membalas. "Oh, iya. Kau mau ke rumahku lagi 'kan? Jam berapa?"
"Kurasa jam tujuh."
"Baiklah, terhitung malam ini juga aku harus memberi makan Harley."
"Kayaknya si Harley itu masih belum bisa makan sendiri 'ya." kata Gusion dengan tawa kecilnya.
Lesley hanya membalas dengan sebuah senyuman dan anggukan, mereka yang masih berdiri di pertigaan pun mulai berpamitan. Terutama Gusion harus melupakan kejadian buruk yang baru saja ia lihat.
"Hati-hati dijalan, Lesley."
"Ya~" wanita berambut merah muda ini pun tersenyum lebar dan gembira.
____________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION "Old Friend" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit malam yang sangat gelap, berbeda dari biasanya. Padahal masih jam tujuh malam, Gusion berjalan pulang sambil menatap langit itu—terlebih lagi kelelawar mulai berterbangan kesana kemari.
"Apa malam ini akan hujan? Langitnya sedikit mendung." batinnya.
Beberapa saat ia mulai kedinginan oleh angin malam yang berhembus, Gusion pun merapatkan telapak tangan dan menggesekannya. Lalu ia memasukkan kedua tangannya lagi ke dalam saku celana.
Gusion adalah pria yang tak suka banyak bicara, bukan berarti ia pendiam. Justru karena sifatnya itulah ia dipandang keren oleh teman-temannya, terutama perempuan. Namun Gusion tak terlalu peduli akan hal itu.
Perjalanan pulang masih terbilang lama, tidak heran—jarak antara tempat tinggal Lesley dengan rumahnya itu sangat jauh. Dan entah kenapa sejak berjalan bersama Lesley tadi sore, si Guru Mesum itu tidak membawa mobil antiknya.
Gusion masih terus berjalan, melangkahkan kakinya di sisi trotoar, dengan udara dingin yang menemaninya. Sampai pada akhirnya ia melihat satu anak kecil yang kelihatan.. unik.
"Hm?" pria tampan ini sedikit tertarik pada anak kecil itu, seragam pramuka itu menarik perhatian Gusion.
Cukup aneh melihat anak kecil di jam segini berada di kota, sendirian dan tak ada yang mendampingi. Maka dari itu, Gusion berjalan menghampirinya.
