"Wah, tokonya sudah mau tutup?" sahut Rafaela melihat Argus yang baru saja mengunci pintu toko.
Ah, sudah lama sekali Argus tidak mendengar suara itu. Suara manis nan lembut yang keluar dari teman semasa kecilnya. Argus pun menoleh, ia bisa melihat dengan jelas dari pandangannya—bahwa ia melihat sosok Bidadari yang berdiri sambil tersenyum manis. "Rafaela.." ucap Argus menyebut namanya.
"Aku pikir, kau sudah tidak bekerja sebagai penjaga toko lagi, Argus." kata Rafaela seraya berjalan lebih dekat ke arahnya.
"Ya, begitulah. Banyak hal yang terjadi belakangan ini, sehingga aku pun tidak bisa meninggalkan pekerjaanku."
Rafaela tetap tersenyum. Jikalau mau jujur.. Ibu Zilong ini sudah lama tak bertemu dengan Argus, dan jika ditanya rindu sih—Rafaela memang merindukannya. Namun, bukan kerinduan yang mendalam. Mungkin kalau dihitung, sudah beberapa tahun ini ia tidak bertatap muka bersamanya.
"Oh, ya. Rafaela..." Argus berusaha membuka pembicaraan. "D—Disini ada Cafe yang menyediakan kopi terenak. Kalau tidak keberatan.. apa kau mau?"
Hari sudah larut, Rafaela baru saja pulang dari pekerjaannya sebagai Dokter. Well, ajakan Argus tidak bisa ditolak olehnya. Rafaela hanya berpikir, tidak ada salahnya 'bukan? Meminum kopi bersama teman kecilnya?
Sesaat, mereka berdua berjalan di trotoar sambil berbasa-basi mengenai hal apapun. Belasan menit berjalan, akhirnya mereka pun sampai di cafe yang Argus bicarakan. Mereka.. masuk.
"Selamat datang di—Eh!!!" sapaan si Waiter atau Pelayan Cafe itu tiba-tiba kaget setelah melihat sosok Rafaela di hadapannya. Loh, kenapa?
_____________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION "Childhood" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Loh, Alice!?" seru Rafaela sama-sama kaget. Kaget? Tak perlu heran, selama yang Rafaela tahu bahwa si Alice itu bekerja di salah satu toko, yang bernama Toko Mainan Western. Tapi.. kenapa Alice bisa bekerja di cafe ini?
Rafaela dan Alice saling menunjukkan jarinya, betapa kagetnya mereka berdua. "K—Kau.. kenapa ada disini!?" seru Alice terbata-bata. Lalu, ia menatap Argus dan.. "Ah! Rafaela! Kau selingkuh!?"
"HAA!? TIDAK TIDAK TIDAK! JANGAN SEMBARANGAN!" balas Rafela dengan wajah merahnya.
"Apa? Kalian sudah saling kenal?" sambung Argus kemudian.
