🍋 [AE.6] - BE A MAN!

5.8K 76 29
                                    

18+
THIS CHAPTER CONTAIN HARD LEMON!
.
.

Beberapa menit berjalan, mungkin hanya menghabiskan 15 menit untuk sampai ke Makam. Kagura yg berjalan di depan Hayabusha mulai membuka payungnya lebar-lebar. Actually, payung itu sangat indah layaknya warna biru yg sama cerahnya seperti langit. Hayabusha cukup terkesan melihatnya.

"Kagura—"

"Sebentar lagi sampai, Haya~" potong Kagura dengan senyum indahnya.

Tekad dan niatnya tak akan berubah, prioritas utama adalah menemani Kagura, itulah yg sudah ditekadkan oleh Hayabusha saat ini. Tapi, apa itu tindakan benar? Hayabusha mulai merasa egois, padahal dirinya tidak mau itu.

"Kagura, ini.." kata Hayabusha ditengah perjalanannya.

"Disinilah Ibuku dimakamkan." balas Kagura.

Tidak terlalu mengejutkan juga, Hayabusha sudah beranggapan daritadi bahwa Ibunya dimakamkan di Desa Choyote, ia mengetahuinya saat berjalan di arah yg tidak asing baginya. Kenapa? Karena Choyote adalah Desa dimana kediaman orangtuanya juga, dengan kata lain.. kampung halaman Hayabusha.

Setelah mereka sampai di Makam.. Kagura berjalan lebih dalam dan menuju Makam Ibunya. Tidak ada suara apapun disini kecuali keheningan, tempat yg paling sunyi diantara yg lainnya.

"Lokasi makam ini tidak begitu jauh dari rumahku, Desa ini sangat kecil.. mungkin... ada sedikit waktu untuk menemui Hanabi di rumahku." pikir Hayabusha yg masih kebingungan.

"Kemari, Haya." ujar Kagura menyuruhnya lebih dekat dimakam Ibunya berada. "Kita akan berdo'a."

Hayabusha menurut saja, ia mendekatinya dan berjongkok disebelah kekasihnya. Tak menunggu apa-apa, Kagura langsung mengambil satu buah kantung plastik dari dalam tasnya, plastik tersebut berisi bunga-bunga yang sudah disiapkan untuk ditaburi diatas makam Beliau.

Dari lubuk hati yg paling dalam, gadis mungil ini menaburi bunga tersebut ke atas tanah Makam Ibunya, tak lupa ia menyunggingkan senyumnya yg hangat. Kagura berkata pelan...

"Ibu, aku sudah bahagia loh~ aku bertemu pria baik bernama Hayabusha, dan aku.. sudah menjadi kekasihnya."

Hayabusha sedikit malu mendengarnya, tapi dengan perkataan Kagura barusan, Hayabusha tersenyum dan semakin ingin membuat Kagura bahagia selamanya.

Beberapa detik Kagura menatap batu nisan Ibunya, ia pun mulai berdoa sembari menutup kedua matanya. Betapa cantiknya wajah Kagura saat ini, kulitnya yg putih bagaikan dapat menyejukkan hati semua orang. Disitulah, Hayabusha pun mulai berdoa.

"Aku yakin kecantikan Kagura dari Ibunya, dan aku yakin beliau tidak kalah cantiknya. Aku sangat berterima kasih karena telah jatuh cinta pada putri Anda." kata Hayabusha dalam hati di akhir doanya.

Mereka pun selesai secara bersamaan, Kagura dan Hayabusha menatap batu nisan Ibunya kembali. Tak lama kemudian, gadis mungil itu mulai meneteskan air matanya. Ya, kesedihan mulai melanda. Saat ini.. Kagura tengah membayangkan masa-masa kecilnya bersama sosok Ibunya yg telah tiada.

Sesaat, Hayabusha menatap Kagura sambil melebarkan matanya. Ia.. telah menemukan jawaban dan pencerahan. Hayabusha mengepalkan tangannya sendiri dan menunduk..

✓ MOBILE LEGEND FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang