Beberapa aturan harus ditaati, itu pasti. Tapi—ada juga orang yang tidak men-taatinya. Seperti.. bodo amat, ya sudahlah, emang gua pikirin. Dan hal itu sangat berlaku pada semua orang, apalagi pada situasi mereka yang tidak mendukung 'tuk mematuhi aturan tersebut.
Salah satunya Hayabusha. Kalian pikir, pria pendiam dan suka nge-gosip ini adalah orang yang selalu taat pada aturan? Well, not—ambil contoh saja saat ia hendak memberitahu Zilong saat pertama kali dia berpacaran dengan Freya.
Dan disinilah Hayabusha bisa tahu, bahwa manusia tidak bisa men-taati semua peraturan—jikalau tidak ada konsekuensinya. Apa itu benar, atau salah?
"EHEM!" seorang wanita mungil berdeham disebelahnya. Mencoba berbicara pada sang kekasih. "Lain kali, kita belajar bareng lagi 'ya~ Tidak harus saat menjelang ujian, toh kita masih punya banyak waktu luang."
"Hmm, kamu benar. Alangkah baiknya aku membenarkan nilaiku pada mapel matematika, dan.. inggris." jawab kekasihnya, Hayabusha.
"Akhirnya kamu sadar juga." ketus Kagura seraya meledek.
Setelah belajar di Event, Kagura dan Hayabusha sempat makan siang di restoran terdekat. Terus apa? Restoran itu menyediakan makanan favorit si pria bermasker tersebut. And, finally~ mereka pun harus segera berpisah.
"Kalau begitu, aku pulang 'ya." ucap Kagura, saat tangannya hendak melambai—Hayabusha berkata dengan cepat.
"Yakin tidak mau kuantar?"
Disitu, rona merah tipis muncul di pipi Kagura. Sebetulnya, Kagura ingin sekali di antar olehnya. Tapi.. ia merasa kalau itu akan membuat Hayabusha repot. Itu saja.
"Tid—"
"Sudah diputuskan. Ayo, kuantar pulang." kata Hayabusha sambil menarik Kagura, lalu berjalan.
Kagura pun tak mengatakan apa-apa. Ia hanya merasa senang dan.. bisa berduaan bersama Hayabusha memanglah membuat dirinya nyaman. Gadis berambut putih ini merasa aman disisimu, loh—Haya!
Sambil berjalan dan bergandengan, Hayabusha berkata, "Aku akan selalu disisimu, kemana pun kamu pergi, Kagura."
Wow, itu adalah kata-kata pertama yang Kagura dengar. Rasanya.. seperti mimpi. "Jika.." ucap Kagura kemudian. "Jika aku mati, apa kamu akan selalu disisiku?"
Hayabusha menjawab cepat, "Tentu. Kemana pun kamu pergi."
"Tapi!" lanjut Hayabusha sedikit menaikan suaranya. "Aku tidak pernah berharap kamu mati. Itu akan menjadi mimpi buruk bagiku."
Mimpi buruk.
Entah kenapa setelah mendengar kalimat itu, Kagura sangat bahagia. "Itu akan menjadi mimpi buruk baginya?" Ya, kenapa Kagura bahagia dan bisa tersenyum lebar? Karena ia sudah tahu kalau Hayabusha sangatlah mencintainya."Semua orang akan mati." ujar Kagura sedikit tersenyum.
Setiap langkah mereka berdua, Hayabusha belum menjawab satu patah kata pun. Tidak tahu ia tengah berpikir atau tidak—yang jelas... "Aku harap kamu mati dipangkuanku. Begitupula sebaliknya." akhirnya Hayabusha menjawab.
Kata-kata yang tidak pernah terlintas di kepala Kagura, kata-kata itu terasa seperti angin yang cuma lewat namun tajam. Menyentuh pada setiap kulit, daging, pembuluh darah, dan tulang. Pada akhirnya tertancap ke dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ MOBILE LEGEND FANFICTION
Fanfic[SELESAI REVISI] - MLFF S1 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Lemon" di dalamnya. WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+