Tigreal melangkah keluar, berjalan menuruni tangga menuju pintu depan rumahnya. Dan.. "Freya?" ia melihat putri sulungnya diam melongo—berdiri di depan pintu dengan ekspresi wajah yang kelihatan seperti shock. "...Kenapa pintunya tidak kamu buka?"
Sebetulnya, Freya sudah tahu "siapa" yang ada di balik pintu tersebut. Dan Freya sangat mengenalinya. Yah, bukan hanya Freya saja, tapi orangtuanya pun pasti kenal dengan orang yang memencet bell itu. Sebelumnya, Freya sudah melihat sosoknya dari lubang pintu.
"..... Ayah tidak akan percaya." mengalihkan tatapannya kepada sang Ayah, Freya menumpahkan banyak air mata di wajahnya.
"Apa? Siapa? Kenapa kamu menangis, Freya?" dengan cepat, Tigreal melangkahkan kakinya ke pintu depan dan langsung membukanya lebar-lebar.
Saat pintu itu terbuka lebar. Tigreal melihat sosok wanita berambut setengah kuning, dan warna hitam yang menutupi setengah poninya. Wanita itu.. dipenuhi oleh luka—dan darah bertumpahan kemana-mana. "L—Lunox..." kedua mata Tigreal melebar dan berkaca-kaca.
Lunox bisa mendengar bahwa sang majikan memanggil namanya. Rasanya sangat senang setelah mendengarnya. Tapi, dengan banyaknya darah yang bertumpahan—Lunox tetap memasang senyuman lebar, meski rasa sakit yang ia rasakan begitu luar biasa.
_____________________________________
..
MOBILE LEGEND FANFICTION
"My Thanks"
..
©Wibukun
_____________________________________"Cepat ambilkan perban, Freya!" Natalia berseru, menyuruh putrinya bergerak cepat.
......Hanya kegelapan yang bisa dilihatnya. Tak ada satupun cahaya yang meneranginya. Lunox merasakan sesuatu yang dingin dan hangat dibagian perut, beserta dadanya.
Satu lubang yang terus mengeluarkan darah tanpa henti, bercucuran—Meski sudah ditutup dan ditahan oleh beberapa perban dan kain. Apa ini akan menjadi akhir baginya...?
"Tahan terus pendarahannya! Aku akan menelepon Ambulan!" Tigreal tergesa-gesa, rasa panik mencekik hati dan pikirannya.
Tidak ada yang bisa dilakukan Freya selain membantu dan berusaha menyelamatkan Lunox. Ia menahan pendarahannya sambil mengeluarkan tangisan yang semakin menjadi-jadi. "Lunox akan baik-baik saja. Percayalah pada ibu, Nak." ucap Natalia seyakin mungkin. Meskipun ekspresi Natalia tidak dapat dipercaya olehnya.
Freya memang menangis dan sedih. Tapi ia tetap yakin kalau Lunox mungkin saja masih bisa diselamatkan. Berharap ini semua belum terlambat. Maka dari itu, Freya menyuruh adiknya agar siap membantu—"Daripada menangis, lebih baik bantu kakak menahan pendarahannya, Lolita!" ya, Freya berseru kepada sang adik yang diam berdiri di pojokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ MOBILE LEGEND FANFICTION
Fanfiction[SELESAI REVISI] - MLFF S1 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Lemon" di dalamnya. WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+