"Argus..." Rafaela melebarkan matanya, rasanya seperti kilat yang datang lalu hilang. Ciuman tadi.. apa maksudnya?
"Kumohon terimalah perasaanku, meskipun kau tolak." kata Argus yang masih merangkul pinggang Rafaela di dalam pelukan.
Rafaela mencengkeram bahu pria itu, ia tahu Argus akan sangat sakit setelah mendengar jawaban dari wanita berambut pirang ini. "Aku tidak suka caramu ini, lepaskan aku." Rafaela berusaha melepaskan tubuhnya, namun, tangan Argus justru semakin kuat mendekapnya.
"Hujannya.. belum berhenti. Apa kamu mau menginap disini, Rafa?" tanya Argus dengan ekspresi dinginnya, menatap Rafaela dengan tajam.
Sial, sebenarnya apa yang Argus rencanakan? Dengan hujan yang semakin deras dan tak kunjung reda...
_____________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION "Heat Under the Rain" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan memang masih mengguyur seisi kota, tapi.. suasana di dalam toko terasa hangat oleh kehadiran Rafaela. Argus sudah merasakannya sejak awal, ia merasa...
"Kumohon, lepaskan aku sekarang, atau aku akan—"
"Apa? Kamu mau memberitahu Yi Sun Shin kalau kamu sedang berduaan denganku, begitu? Dengan hujan deras seperti ini, hm?" timpal Argus cepat.
Wajah Rafaela sedikit memerah karena Argus masih memeluknya, mendekapnya begitu erat. Lalu, wanita berambut pirang ini menyeringai, ia mendorong Argus kuat-kuat. Tapi—usahanya tetap sia-sia, pria di depannya itu sangat kuat.
"Apa yang kamu rencanakan, Argus!?" serunya. "Aku tidak suka caramu ini—Apa kau berusaha mengancamku!?"
"Ya!" jawab Argus bernada tinggi. "Aku memang mengancammu." Kini, Argus memasang ekspresi yang paling dingin. Sisi gelap yang selama ini ada pada dirinya mulai muncul.
"Kemari kau," Argus melepas pelukannya dan menarik lengan Rafaela secara kasar.
"J—Jangan, kumohon!" pada akhirnya Rafaela pun merengek. Namun ia tetap mencoba melepaskan dirinya. "Apa yang akan kamu lakukan.. tidak.. kumohon!"
Well, Argus tidak tahan lagi. Rengekan Rafaela sama sekali tidak di dengar olehnya. Tatapan yang dingin selalu tertuju pada wanita yang ia ancam. Hal tersebut membuat Rafaela ketakutan. Langkah demi langkah, Argus menuntun paksa Rafaela hingga mereka sampai di depan pintu kamar.
