Disuatu rumah yang bertingkat, terdapat satu keluarga harmonis di dalamnya. Dan keluarga besar tersebut tengah makan malam.
"Jadi.. papah gak bisa pulang 'ya." kata Miya sambil mengunyah makanannya.
"Apa kamu merindukan-Nya?" tanya sang Ibu, Traxex.
Belum sempat menjawab, satu orang pria berjalan menghampiri mereka lalu duduk satu meja dengan Miya dan Ibunya. Dia adalah anak tertua Traxex.
"Hmm, yang Ibu penasaran sih—bagaimana pekerjaanmu, Estes?" tanya Traxex kepadanya. "Apa kau senang menjadi guru di sekolah, apa tuh namanya..."
"Ah, sudahlah, yang penting bekerja itu harus dengan ikhlas." balas Estes seraya menyendokkan makanannya.
Lalu, mereka pun menyudahi perbincangannya. Makan malam terasa sepi bagi Miya, karena sosok ayahnya tidak selalu hadir. Sang ayah selalu sibuk dengan pekerjaan-Nya sehingga tidak bisa pulang ke rumah.
"Terimakasih makanannya." ucap Estes diakhiri dengan do'a. Ya, mereka baru saja selesai makan, dan ini masih jam delapan malam.
Oh, tidak! Miya ada janji dengan Alucard. Hampir saja lupa, tapi.. apa bisa keluar rumah dengan cuaca seperti ini? Di meja ruang makan, Miya mulai menatap jendela, diluar jelas sekali sedang hujan deras.
"Miya." panggil Estes kepada adiknya. "Kakak bisa menebak, kamu mau keluar 'kan?"
Miya hanya cemberut sebagai jawaban, merasa dirinya kecewa karena tidak bisa keluar rumah oleh hujan deras yang mengguyur seisi kota.
"Hey, kalau habis makan itu piringnya di cuci dulu. Ayo, jangan diam saja." seru sang Ibu dari dalam dapur, menyuruh putera-puterinya bergerak.
"Baik, mom~" jawab Miya dan Estes berbarengan.
____________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION "Situation (ft. Traxex Drow Ranger" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah! Dengan cahaya matahari pagi yang menyinari kota—Yups, matahari pagi adalah vitamin bagi semua makhluk, terutama manusia loh~ tapi siapa sangka, ternyata ada satu orang yang tidak benar-benar suka dengan panasnya matahari.
"Panaaaaaaaass..." keluh Alucard, ia sedang berjalan disisi trotoar. Tidak ada tujuan lagi selain ke-sekolah.
Padahal masih pagi, tapi Alucard sudah mengeluh begitu. Namun, satu hal yang membuatnya sedikit jengkel. Alucard mulai menoleh ke sebelahnya, melihat bahwa temannya itu sedang senyam-senyum sendiri. Maka dari itu, Alucard beryanya—"Long, lu kenapa? Gak biasanya lu senyum-senyum begitu.."
