"Perasaanku tidak enak..." Freya duduk di atap rumah, memandangi langit malam yang kelihatan lebih cerah dari biasanya.
Terdapat parabola di sebelahnya. Freya yang duduk di antara genting-genting tersebut memeganginya seakan-akan dirinya tidak mau jatuh.
"Kenapa ayah dan ibu belum pulang?" ia bergumam, menangkupkan kedua tangannya di lutut.
Freya mulai merasa sedih, khawatir, dan takut, bahwa kedua orangtuanya tak kunjung pulang. Berpikir sejenak.. kenapa sebuah keluarga harus selalu menghadapi masalah. Sesulit inikah, bagi si gadis kecil Freya?
Beberapa detik ia mulai menunduk..
Menatap lututnya sendiri yang terlihat mulus tanpa bulu. Memikirkan kembali kenapa kedua orangtuanya belum pulang. Karena merasa galau, ia pun mengambil kerikil sisa dari genting yang sudah rusak—Freya melemparnya, tak peduli akan kena rumah tetangga atau tidak.Dan disitulah, ada satu suara yang memanggilnya, "Freya, aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kamu di atas sana? Astaga.." Lunox berseru dari arah jendela kamar Freya. Melihat gadis kecil itu duduk sendirian. "Jangan kemana-mana. Aku akan segera kesana."
"Tidak usah, aku... lagi mau sendiri.." balas Freya cepat. Lalu, "Apa Lolita sudah tidur?" ia bertanya.
"Ya, Lolita sudah terlelap. Dan sekarang giliranmu tidur, Freya." Lunox menjawab sambil melangkah keluar jendela, berusaha menjemput sang Puteri kecil untuk tidur.
Disaat Lunox berpijak pada genting tersebut, Freya berkata lagi, "Sebaiknya Lunox pulang saja, ini sudah bukan jam kerjamu."
Lunox pun terdiam, perkataan itu terdengar pahit jika keluar dari mulut anak kecil seperti Freya. Sampai Lunox merasa sedikit tersakiti oleh perkataannya. "Begitukah? Kamu mau aku pulang?" ia bertanya dan berjalan mendekatinya.
Saat dirinya bersebelahan dengan Freya, Lunox pun duduk berdempetan. Ia merangkul anak asuhnya dengan sangat erat. Perlahan-lahan, Lunox bisa merasakan bahwa tubuh gadis kecil disebelahnya itu menggigil. Freya.. kedinginan oleh hembusan angin malam.
"Tahukah kamu, kalau tugas pengasuh itu adalah merawat dan menjaga anak kecil sepertimu?" kata Lunox seraya memeluknya lebih erat, berusaha membuat Freya hangat oleh dekapannya.
Freya dibuat bingung serta penasaran oleh kata-katanya. Ia bengong sambil menatap wajah Lunox yang sangat cantik jelita. Dan disinilah, Freya baru sadar kalau Lunox—selalu ada disisinya.. bahkan.. sejak Freya lahir.
"Apa kamu mau mendengar cerita tentang seseorang yang bekerja sebagai pengasuh? Sebut saja ini dongeng sebelum tidur." Lunox tersenyum hangat, lebih hangat dari siapapun.
Freya mengangguk tanda setuju. Entah kenapa ia mengangguk dengan sendirinya.
"Pertama-tama, ayo kita ke kamarmu. Aku akan menceritakannya." Lunox berdiri sambil menggenggam telapak tangan yang mungil itu.
_____________________________________
..
MOBILE LEGEND FANFICTION
"Is My Decision Wrong?"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ MOBILE LEGEND FANFICTION
Fanfiction[SELESAI REVISI] - MLFF S1 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Lemon" di dalamnya. WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+