--1 Minggu Kemudian--
Wanita yang bernama Freya berada di kamarnya, melihat pemandangan dari jendela yang terbilang kecil dan sedikit berdebu. Mengetahui bahwa dirinya sakit—sudah tidak aneh jika tubuhnya mulai mengurus.Freya telah sembuh dan berhasil melewati ujian mental yang ia anggap sebagai penyebab semuanya. Rasa sakit, depresi, keterpurukan, serta kesedihan, semua itu berujung pada stress yang ia alami.
Dokter yang merawat Freya mengatakan kalau dia hanya kelelahan, dan itu diakibatkan oleh pikirannya yang stress. Freya tahu kalau hatinya masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa seseorang yang ia rindukan itu tak kunjung datang. Freya terus menunggu Lunox—Freya terus berpikir positif—Namun, semua itu telah ditimpah oleh rasa sedih yang begitu dalam.
Well, dibalik semua itu, jika kita simpulkan, Freya sungguh mengalami stress yang sangat berat. Pikirannya sempat ngaco dan apabila diajak bicara selalu tidak nyambung. Apa.. itu gila?
Semua teman-temannya sempat berpikir seperti itu, tapi kata gila adalah kata yang sangat menyakitkan. Maka dari itu, teman-teman Freya selalu berpikir positive dan juga percaya, kalau Freya akan kembali seperti sedia kala.
Setelah melewati ujian itu, Freya pun sekarang sembuh. Dengan berat badan yang menurun, serta fisiknya kelihatan lemah. Beberapa perubahan terlihat pada dirinya—Kini, Freya memiliki rambut pirang yang terurai kusut. Well, jika dirapikan sedikit mungkin rambut itu akan terlihat cantik dan indah.
Karena perubahan rambutnya, Natalia dan Tigreal memanggil dokter untuk memeriksa "Apa yang terjadi pada Freya". Maka, dokter yang mereka panggil pun segera datang dan langsung mengecek kondisinya.
Sang ahli tak memberikan jawaban yang rumit ataupun bertele-tele. Dokter itu bilang kalau perubahan rambut Freya dikarenakan penyakit yang diderita sebelumnya, yaitu—stress berat. Anggapan Tigreal sebenarnya sudah menjurus ke arah sana, namun yang ia pikir sedikit berbeda, karena orang yang pernah mengalami stress / depressi berat akan memiliki rambut yang putih seperti uban. Dan tidak semua orang pula bisa seperti itu.
Setelah Freya sembuh, rambutnya berubah begitu saja saat ia terbangun dari tidurnya. Tidak perlu ada yang disesali, Freya tetaplah Freya. Meski ia harus mengemban hari-hari yang berat sebelumnya.
Kreek.
Suara pintu kamar terbuka. Freya dapat mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya.Pada akhirnya, tatapan yang tadinya terus tertuju pada pemandangan diluar pun teralihkan, Freya melihat bayangan pria yang berdiri dibelakangnya. Seorang pria dengan rambut cokelat berkucir, dia menggenggam kantung plastik yang berisi obat-obatan.
Zilong, ialah namanya. Pria itu masih berdiri dan tak mengatakan apa-apa, sampai beberapa saat ia pun menaruh obat tersebut ke atas maja, lalu ia duduk disisi ranjang. Membelakangi sang kekasih yang masih memandangi pemandangan dari jendela kecilnya.
"Indah, 'bukan?" tanya Freya dengan senyum indahnya.
Zilong tak menjawab, dengan serius ia mulai mengeluarkan obat yang ia bawa dan segera meraciknya. Beberapa detik setelah menyiapkan obat itu—Zilong pun menaruhnya di atas sendok makan, lalu berkata, "Minumlah."
Freya tersenyum kecil. Tak ada penyesalan apapun diantara mereka berdua. Begitu pula Freya yang menerima kondisinya sepenuh hati. Zilong pun sama, ia tetap ada untuk merawat kekasihnya, walaupun kondisi Freya lebih buruk dari yang ia duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ MOBILE LEGEND FANFICTION
Fanfiction[SELESAI REVISI] - MLFF S1 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Lemon" di dalamnya. WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+