EPISODE 59 - UNFULFILLED FEELINGS

2.7K 76 66
                                    

Hari sudah menjelang malam, tepatnya pukul sepuluh. Ini waktunya bagi Rafaela menyelesaikan pekerjaannya. Kini, ia baru saja berganti pakaian dan memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas.

Rafaela bingung, apakah ia harus pergi ke tempat Argus atau langsung pulang. Ingin rasanya memberi kabar kepada Yi Sun Shin tentang hal itu. Namun sialnya, ponsel Rafaela mati. Ia pun tidak membawa charger-nya.

"Gimana nih.." gumam Rafaela merasa gelisah. Ia terdiam sejenak di depan rumah sakit. "Aduh, kayaknya bakal hujan.." lalu ia menatap langit malam, dengan kilatan petir yang bercahaya.

Wanita berambut pirang ini pun akan merasa bersalah apabila ia menemui Argus, tetapi tidak memberi kabar kepada sang suami terlebih dahulu. Mau bagaimana lagi—ponselnya pun mati begitu saja.

"Aku juga tidak bisa mengabaikan Argus. Rasanya tidak enak jika tidak menemuinya, dia.. adalah teman semasa kecilku." gumam Rafaela.

Rafaela adalah wanita yang sangat baik. Ia bukanlah orang yang cuek, termasuk Argus sekali pun. Rafaela tidak bisa mengabaikan sosok pria bermata hijau itu, bukan apa-apa. Argus adalah teman semasa kecilnya, Rafaela juga tahu banyak tentang dirinya.

Beberapa detik Rafaela berpikir, keputusan apa yang akan diambilnya? Sampai pada akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke tempat Argus. "Aku pikir, Argus ada keperluan denganku. Jadi.. aku akan menemuinya. Maafkan aku, Yi." gumam Rafaela kemudian.

Sama sekali tidak ada pikiran yang macam-macam. Rafaela pun tidak pernah berpikir lebih jauh, ia hanya tidak mau mengabaikan teman semasa kecilnya. Itu saja. Rafaela juga cukup menyesal karena ia tidak bisa memberi kabar kepada suaminya. Namun, Rafaela pikir—pasti Yi Sun Shin paham akan situasinya.

Wanita berambut pirang ini pun menunggu Taxi di sisi jalan, disaat Taxinya sudah tiba.. Rafaela pun segera masuk dan pergi ke Toko Buku Argus. Di dalam Taxi, Rafaela melamun sambil menatap sisi jalan. Secara tak disangka—hujan pun turun dengan deras. Huft, itu adalah masalah yang merepotkan, dengan derasnya hujan di malam hari, Rafaela akan kesulitan 'tuk pulang nanti.

Satu jam kemudian. Akhirnya Rafaela telah sampai di depan Toko Buku Argus. Tokonya sudah tutup, tentu saja. Toko itu tutup di jam sepuluh malam. Tapi yang membuat Rafaela heran adalah—Apa yang diinginkan oleh Argus? Malam-malam begini? Maka dari itu Rafaela berpikir bahwa pria bermata hijau itu mempunyai sesuatu yang penting, untuk dibicarakan.

"Ini, Pak." kata Rafaela seraya membayar ongkos Taxi.

"Terimakasih banyak, Nyonya~" balas si sopir dengan senyuman.

Rafaela membuka pintu Taxi dan melesat cepat ke depan pintu toko tersebut. Hmm, padahal cuma dua langkah untuknya berteduh, tapi tubuh Rafaela sudah sangat basah oleh derasan hujan.

Tring~ Tring~
"Hujannya deras sekali.." kata Rafaela pelan sambil membunyikan lonceng pintu, malahan ia sambil mengetuknya.

Namun, tak ada jawaban. Mungkin suara ketukan dan loncengnya tidak terdengar, karena suara hujan yang sangat deras. Tapi, disaat Rafaela hendak mengetuk pintunya lagi—ternyata pintu itu pun terbuka dengan lebar.

Rafaela dapat melihat bahwa Argus menyambutnya dengan mambawa satu kain handuk. Kenapa dia sudah tahu kalau Rafaela sudah tiba? Ah, sudahlah. Mungkin ketukan pintu dan suara lonceng yang Rafaela buat sudah terdengar oleh Argus.

✓ MOBILE LEGEND FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang