10

21.1K 1K 28
                                    

Keysil membasuh mukanya dengan lidah buaya yang ia pinta dari tetangga sebelah, dia takut untuk memakai produk mahal yang dibelikan ibunya karena takut tidak cowok dengan wajahnya.

Ia menatap pantulan dirinya sambil mengeringkan wajahnya menggunakan handuk, dia tidak boleh tidur di atas jam 10 karena takut matanya akan hitam, dia tidak boleh makan makanan yang terlalu berlemak tapi dia tetap memakannya karena entah kenapa berat badannya tidak akan naik-naik.

Kebanyakan orang berusaha untuk mengecikkan tubuhnya tapi dia tidak.

Keysil duduk di tepi ranjangnya sambil memainkan hp, entah dapat darimana banyak orang yang mengirim pesan Line kepadanya.

Laura :

Laura :Pacar lo, besok jangan di kasi kendor. Gas terus, ketatin kayak tali kutang tetangga.

Tak mau dikatakan sombong Keysil membalas semuanya, dia juga membaca pesan grup kelasnya yang begitu heboh membicarakan orang.

Brian : Hi

Brian : Adek kelas?

Iya, aku baru masuk.

Dapat Line aku darimana?

Brian : Dari mana hayooo.

Brian : Dari hatimu ❤️❤️

Tok..tok..

Keysil mengangkat kepalanya saat mendengarkan suara ketikan pintu dari luar dan tak lama pintu itu terbuka dengan bersamaan memperlihatkan sosok Keenan disana.

Keysil tersenyum, "Kenapa?"

Keenan menggeleng sembari masuk ke dalam kamar adiknya, "Udah makan?"

Seketika Keysil langsung nyengir, "Lupa hehe.."

"Mau beli ayam? Ga gue bilangin ke mama kok."Ucap Keenan menawarkan yang langsung disambut anggukan oleh Keysil, karena Keenan adalah tabung yang menyimpan segala rahasianya.

Mulai dari dia yang kerap di bully di smp, mencolok tabungannya sendiri, dll.

"Tadi udah gue pesen jadi tinggal nunggu datang."Ucap Keenan lembut.

Keysil mengangguk kecil, "Besok kuliah?"

"Kuliah, besok gue anter mau?"

Mata Keysil langsung berbinar, "Beneran?"

"Kapan gue pernah bohong sama lo."

Terkadang Keysil berpikir jika ia hanya memiliki Keenan di dunia ini, seorang kakak yang selalu menyayanginya.


------------------

Jam 6.45 Keysil dan Keenan sudah ada di dalam perjalanan menuju sekolahnya yang berjarak sekitar 500m lagi, kepala Keysil mengangguk-anguk seraya mendengar lantunan musik.

Mulut Keysil komat-kamit karena memakan roti yang dikuatkan oleh Keenan, mereka membuat perjanjian kalau akan membuat sarapan secara bergilir setiap hari.

Saat mereka sudah sampai Keenan merubah posisinya menghadap Keysil, "Hati-hati jangan mau dibelai sama orang."

Keysil terkekeh mendengarnya,"Siap! Nanti jemput ya."

"Pasti."Balas Keenan lembut.

Keysil keluar dari mobil sambil melambaikan tangannya ke arah Keenan lalu masuk ke dalam sekolahnya, seperti biasa dia tampak menjadi pusat perhatian.

Dia tidak suka ini.

Pandangan Keysil terhenti saat melihat seorang cowok berdiri di dekat parkiran sambil memegang penggaris panjang yang gunanya untuk mengukur ataupun memukul murid nakal.

Cowok itu Aiden.

Dengan berani Keysil membawa langkah kakinya mendekati cowok itu yang katanya berstatus menjadi pacarnya, ia jadi tegang mengingat jika ia baru pertama kali berpacaran.

"Kak Aiden!"Panggilnya sopan membuat Aiden menatapnya, dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Kak Aiden kan?"Tanya Keysil mencoba memastikan siapa tahu ada Aiden kw 2 disekolah ini.

Aidsn mengangguk, "Siapa?"

"Keysil, nama aku K-e-y-s-i-l."Ucapnya tersenyum.

Aiden mengangguk lagi, "Jadi lo yang namanya Keysil?"

"Iya, kakak sekarang pacar aku kan?"

Aiden terkejut bukan main saat Keysil mempertanyakan hal itu secara spontan, "Kata siapa?"

"Bukannya yang jadi ketus osis tahun ini bakalan jadi pacar aku? Udah disetujui sama semua orang kok."

"Terus gue setuju gitu? Pertama gue mau kita putus dan kedua gue bakalan ngundurin diri."Ketus nya yang menohok hati, apa dia benar-benar buruk sampai di campakkan seperti ini.

Tidak, semuanya tidak boleh sampai disini, dia harus belajar berjuang bukan? Apalagi ini adalah hubungan pertamanya lagipula dia juga suka dengan tantangan.

"Kak..."Panggil Keysil begitu lirih, "Kita pacaran ya?"Keysil menatapnya dengan tatapan memelas.

-----------------

-----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang