45

15.5K 874 39
                                    

Sudah lebih dari 15 menit Aiden sampai di rumah Keysil namun dirinya merasa sedikit kasian jika membangunkan Keysil yang tengah tertidur sambil diselimuti selimut tebal disampingnya.

Sebagai catatan Aiden bahkan harus memberikan Keysil selimut baru karena cewek itu menggigil kedinginan.

Aiden melihat rumah Keysil yang masih tertutup dan kemungkinan tak ada orang di dalamnya, dia sedikit tidak tega jika meninggalkan Keysil sendirian di dalam juga.

Keysil tidur sangat lelap karena pengaruh dari obat yang ia beli tadi, mata Aiden turun ke bawah tepatnya di kaki Keysil yang masih sedikit biru.

Alasan Aiden merangkul Keysil adalah karena gadis itu masih berjalan dengan sedikit pincang.

Sungguh lucu mengingat saat Keysil menangis dipelukkannya selama 5 menit, setelah itu Keysil masih memeluknya dengan erat dan saat Aiden menjauhkan dirinya ia terkejut bukan main saat melihat Keysil tertidur, dia hanya mengira kalau Keysil terlalu nyaman dengan posisinya hingga enggan melepaskan pelukan itu.

Nyatanya tidak.

"Woi keluar ga lo."Teriak Keenan tiba-tiba muncul di jendela disebelahnya.

"Sabar, sat."Gumam Aiden ngegas sambil membuka pintu mobilnya.

"Ade gue dimana?!"

"Disebelah, masa disini."

Keenan pun mengitari mobil Aiden lalu membuka pintu sebelah kiri membuat Keysil yang bersandar di pintu hampir terjungkal.

"Kaget gue tai."

"Hati-hati somplak."Geram Aiden menahan pergelangan tangan Keysil agar cewek itu tidak terjatuh.

Tubuh Keysil pun bergerak, ia mengucek matanya sembari mengoptimalkan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Setelah itu ia menoleh ke samping dan mendapati sosok Aiden yang langsung membuat pipinya memanas seketika.

"Gue disini Key."Ucap Keenan membuat Keysil langsung merubah posisinya menjadi duduk.

"Turun."Suruh Keenan.

"Makasih Ai udah nganterin."Ucap Keysil tersenyum canggung lalu kembali menatap Keenan yang sudah menunggu.

"Hm, hati-hati."Pesan Aiden.

Keysil pun hanya mengangguk sambil meraih tas nya yang ada di kursi belakang, ia tertegun sejenak saat melihat ada dua payung di dalam mobil Aiden dan payung satunya adalah yang Aiden bawa tadi.

Jadi Aiden sengaja hanya membawa satu payung agar mereka bisa berdekatan seperti tadi?

Atau memang payung yang satunya rusak.

Ketawa jahat, hahahah.

--------------

"Mau susu atau kopi?"Tanya Keenan berdiri di ambang pintu.

Keysil yang tengah asik menonton sesuatu di laptopnya langsung menoleh, "Copuccino."

"Untung gue bener."Keenan terkekeh sambil masuk ke dalam tak lupa menutup pintu, kasur Keysil melesak ke samping saat abangnya itu duduk di dekatnya dan memberikan segelas coupucino panas.

Keysil tersenyum saat meneguk minuman itu sampai setengah padahal airnya masih panas.

"Ga mau ke rumah sakit lagi?"

"Ga!"

"Ga mau yaudah, siapa juga yang mau maksa."

"Makanannya ga enak."

"Emang gue nanya?"

Keysil mencebikkan bibirnya, "Abang udah bilang makasih sama Aiden?"

"Buat apa? Aiden yang mana dah?"

"Ih yang nganterin gue itu."

"Oh tukang ngegas itu namanya Aiden."

"Bukannya abang udah tau?"

Keenan mengedikkan bahunya, "Lupa."

"Aiden itu orangnya baik."

"Emang gue nanya?"

"Gue ngasi tau."

"Yaudah. "

Keysil sedikit meneggakan tubuhnya dan menutup laptopnya sambil menatap Keenan dengan wajah memelas."Abang."

"Kenapa lagi?"

"Gue mau tidur."

"Ya tidur aja."

"Ucapan boleh?"

Keenan hanya tertawa mendengarnya, dari kecil Keysil memang tak bisa tidur jika punggungnya tidak diusap namun tak lama dia sudah terbiasa tapi jika Keenan ada waktu luang Keysil pasti akan minta Keenan untuk mengusap kepalanya sampai tertidur.

Tangan kanan Keenan pun bergerak mengusap kepala Keysil sedangkan tangan kirinya memainkan hp Keysil yang sedang dicharger.

Siapapun yang memiliki hp pasti pernah memainkannya saat baterainya sedang diisi.

Keenan memeriksa kontak nomor telepon di hp Keysil untuk memastikan tidak ada cowok yang mengancamnya atau cewek yang cemburu karena pacarnya melirik Keysil dan lain-lain karena kasus itu terjadi beberapa kali.

Dia membuka pesan Keysil dan Reena, dan itu sesuai dugaannya dimana Reena masih terus saja kasar kepada Keysil.

Itu sudah terjadi saat kecil, Reena sangat jago saat kecil sehingga dia sering menjambak rambut Keysil dan mencakar Keysil.

Sebuah pesan pun masuk membuat Keenan langsung membukanya.

Si pelit.

Dh tdr?

Mkn obt lom?

Jgn lupa mkn, tar mati.

Gue abangnya, kenape?!

Anjing pake ngatain adek gue mati lagi.

------------------

Boleh minta pendapat ga?

1. Bagusan non revisi.

2. Bagusan revisi.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang