16

17.1K 898 4
                                    

Kepala Keysil langsung tertunduk karena cewek yang berbaju ketat itu menarik rambutnya tanpa ampun, Keysil yang tidak bisa menghindar otomatis langsung membalas jambakannya tak kalah kuat.

"Awww! Sakit."Jerit cewek itu kesakitan.

"Lepas ga bangsat!"

"Lo yang lepas duluan!"Balas Keysil berteriak membuat orang diaekitar mereka berdatangan dan melerai keduanya karena Orlando sendiri tidak kuat.

Dada Keysil naik-turun karena merasa emosi tak jauh berbeda dengan cewek di depannya itu yang menatap Keysil nyalang.

"Udah aku bilang kalau dia pacarnya Alden."Ujar Alex, "Kamu sensitif banget sih."

"Demi apapun gue ga percaya Aiden pacaran sama cewek jelek kayak gitu, kamu bohongnya ga pinter."Ketus cewek itu melepaskan dirinya dari cekalan orang yang menahan dirinya tadi.

"Kamu mau aku panggilin Aiden?"

"Iya! Panggil dia skarang juga biar aku percaya, berani ga kamu?!"

Alex mengangguk mantap sambil mengambil hpnya di dalam saku, "Kalau dia beneran pacarnya Aiden gue mau kita putus, lo jangan pernah datang ke rumah gue dan berlutut kayak biasa! Basi tau ga."Sembur Orlando mendekatkan hpnya ke telinga.

"Sayang.."Lirih cewek itu,"Jangan gitu."

"Gue udah capek! Lo keluyuran sama cowok lain dan gue sabar, tapi liat kelakuan lo sama pacarnya sahabat gue."

Pacar Alex menatap Keysil sinis seketika, "Dasar pelakor Anjing."

"Asal lo sadar, disini elo yang jablay."

"Sayang stop!"

"Lo yang stop, gue berharap kita cukup sampai disini."

Mata cewek itu berair, "Gamau."

"Halo Al?"

"..."

"Kacau, lo keluar bentar deh."

".."

"Keadaan Keysil parah nih."

Dan sambungan telepon itu langsung terputus, ada dua kemungkinan dimana Aiden acuh terhadap Keysil ataupun cowok itu sedang turun ke tempat mereka.

"Ihhhhh!"Geram pacar Alex yang tiba-tiba mencakar wajah Keysil tapi dengan cepat Keysil menahan tangan cewek itu dan..

Plakkkk.

"Sebagai cewek lo harus punya etika."Geram Keysil yang merasakan perih karena luka di pipinya, entah berapa abad pacar Alex tidak memotong kukunya yang begitu panjang.

Konon yang kukunya panjang adalah kuku hantu, mungkin itu benar melihat kelakuannnya bak kesetanan itu.

Mata Keysil seketika menangkap sosok Aiden yang keluar dari sebuah tempat yang sama dengan Orlando tadi, Keysil membaca tempatnya yakni 'Clubbing.'

Dengan wajah datar nya Aiden datang, cowok itu memakai baju kaos biasa dengan celana panjang, dan tak lupa topi yang membuat pesonanya semangkin, waw.

"Kenapa Lex?"Tanya Alden melirik ke arah Keysil yang acak-acakan.

"Keysil di amuk sama si Tera."Jawab Alex prihatin.

"Alden! Jujur sama gue, dia bener pacar lo?"Tanya Tera menunjuk Keysil tak sopan, Tera menatap raut wajah Alden dan kembali berucap, "Engga kan?"

Keysil menundukkan kepalanya karena merasa malu menatap Aiden.

"Iya, bener."

Kepala Keysil langsung terangkat menatap Aiden yang juga menatapnya beberapa detik lagi berdeham.

"Dia pacar gue, jangan diganggu."

"Sejak kapan lo punya pacar?"

Aiden bergerak mendekati Keysil dan ia meraih tangan cewek itu untuk digenggam, "Mulai kemarin."

Mata Tera membulat,"Dia jual tubuh sama lo?"

Aiden tersenyum miring, "Kenapa? Itu cara ngikat cowok biar bisa jadian sama lo? Ngejual tubuh?"

Tera kicep.

Aiden membawa Keysil meninggalkan Alex dan Tera berdua tapi tak lama Alex pun ikut memisahkan diri membuat Tera merasa menjadi gembel sendirian.

Saat sampai di depan mobilnya Alden langsung menghempaskan tangan Keysil dan masuk tanpa membukakan Keysil pintu.

"Rumah lo dimana?"

"Dibumi."Ketus Keysil.

"Alamatnya."Balas Aiden tanpa berniat berbasa-basi.

"Jalan mawar."Jawab Keysil akhirnya, tanpa meminta izin ia membuka radio tapi belum sampai 10 detik Aiden sudah mematikannya.

Keysil mendengus kesal, "Bentar doang kok."

"Ga."

"Kakau gitu buka lagu aja."

"Jangan."

"Yaudah gue pake headseat aja."

"Dibilang jangan."Geram Aiden membuat Keyail tidak jadi untuk memasang headseat nya ditelinga.

"Iya?"

"Gue berharap ini yang terakhir lo nyusahin gue."

"Iya, tapi tunggu dulu! Berarti kita udah pacaran kan ya? Lo juga bilang gitu sama si Terasi."

Aiden nyaris tertawa tapi dia masih mampu menahannya, "Hm."

"Berati kita harus pergi sekolah bareng, pulang bareng, kencan, kirim pesan tiap malam, da-"

"Dan gue ga mau ngelakuin itu semua."Ketus Aiden.

Ni orang maunya apasih. Batin Keysil.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang