74

15.8K 734 18
                                    

Aiden berdeham canggung sambil kembali duduk ke tempat duduknya, ia tadi pergi ke belakang cafe karena meminta izin kepada manajer cafe tersebut dan untungnya dia di izinkan.

"Cuma nyanyi?"Tanya Leo memperhatikan Aiden yang terlihat agak kece dari dirinya.

"Terus harus ngapain?"Aiden balik bertanya.

"Joget apa gitu mi gente kek, lagi syantik kek, joget bowo kalau perlu."

"Bang Leo! Udah ih, kasian Aidennya."Bentak Keysil.

"Denger noh kata adek gue muka lu ngasianin."Celetuk Keenan.

"Tapi dia sayang kok."Jawaban Aiden sontak membuat ketiga manusia di hadapannya tercengang.

Di detik berikutnya pipi Keysil langsung bersemu merah karena ucapan Aiden yang nyaris membuatnya terbang ke kayangan mimi peri saking senangnya.

"Gue peringatin ya, jangan sampe adek gue nangis gara-gara lo."Leo mengancam disambut anggukan setuju oleh Keenan.

"Diusahakan."Jawab Aiden sebisanya.

"Harus bisa! Ga usah diusahakan aja."Celetuk Keenan.

"Iya, pasti gue usahain."

"Ikhlas kagak lu?"Leo berucap dengan nada yang tak bersahabat.

Aiden berusaha untuk sabar sebisanya mungkin dan hal yang aneh adalah kenapa dirinya selalu salah dimata kedua abang Keysil ini?!

Jawab salah, ga jawab salah, jawab anu salah, jawab ini salah.

"Jangan pernah lo berkepikiran mau ngebobol adek gue yang masih suci dan kalau lo ketauan ngegrepe adek gue, gue botakin kepala lo."Ancam Keenan.

"Tenang aja, gue ga bakalan ngerusak orang yang gue sayang kok."

"Pegang janji lo."Leo memperingatkan.

"Kalau perlu screenshoot aja nih janji, kagak percayaan amat."Ucap Aiden mulai berani.

"Yaudah! Pulang yuk, udah malem ini."Ajak Keysil kepada dua abangnya yang sedang menghimpit dirinya.

"Aiden, lu bayar ni pesanan semua."Ucap Leo beranjak berdiri begitu juga dengan Keysil dan Keenan.

Ketiga orang itu pun berdiri di luar cafe sambil menunggu Aiden yang tengah membayar pesanan mereka tadi.

"Jadi mau beli ikat rambut?"Tanya Leo pada Keysil yang memainkan rambut hitamnya.

"Jadi, dong."

"Si Aiden lama banget dah, disuruh nyuci piring dulu apa gimana."Protes Keenan seraya mengecek arloji yang melingkar di pergelangan kirinya.

Tak lama Aiden pun datang dan menghampiri mereka, seulas senyuman Aiden lemparkan kepada pacarnya yakni Keysil yang langsung tersipu malu.

"Lo bawa mobil kesini?"Tanya Leo pada Aiden.

Aiden pun mengangguk, "Tadi gue kesini sama temen, cuma karena lama jadi gue suruh pulang duluan."

"Jadi lo pulang sama siapa?"Leo bertanya lagi.

"Taxi ada."

"Sama aku juga bisa!"Keysil berseru sambil menggandeng Aiden.

"Yaudah kita anterin aja, kasian nanti enaknya nyari."Celetuk Keenan melirik Aiden.

Keempat orang itupun berjalan kembali, Keysil yang sedari mepet terus dengan Aiden langsung ditarik oleh Keenan agar berjalan di tengah-tengah dirinya dan Leo sedangkan Aiden posisinya disebelah kiri Leo.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang