36

16.9K 769 27
                                    

"Ma, aku ga mau dipindahin ke VIP, disini aja."Rengek Keysil menolak.

Natali menggeram menahan emosinya," Kamu udah di kasi kenyamanan malah nolak, Key! Mau kamu apa sih, hobi kamu emang nyusahin mama ya."

"Buakan cuma mama, dia juga hobi nyusahin aku. Jangan percaya sama dia yang sok lugu ma, waktu itu aja dia godain pacar aku."

"Dan kamu juga Reena berhenti bawa pacar ke rumah."Bentak ibunya.

"Mama harus kerja, mama ga tau bisa jebguk kamu lagi atau tidak, tanpa penolakan pindah ke ruang VIP!"Bentak Natali pada Keysil yang hanya dapat menghela nafas pasrah.

Mata Keysil melihat Keenan yang baru saja datang sambil membawa bingkusan makanan, Keenan menatap tajam ke Reena lalu menatap Keysil sambil tersenyum lembut.

"Makan dulu Key."

"Kamu beliin dia apa?"Cegah Natali membuat Keenan tak jadi mengeluarkan belanjaannya.

Keenan menghela nafas, "Aku beliin dia ayam ma, dia lagi sakit jadi jangan terlalu di kekang."

"Salad buah sama sayurnya mana? Jangan bilang selama mama ga pulang kamu ga pernah sarapan salad buah dan sayur? Mama udah bilang berat badan itu penting kan?!"

"Tiap pagi dia sarapan roti ma atau ga disekolah yang pastinya ga ada salad sayur atau buah."Celetuk Reena memberi tahu.

Dada Keysil naik turun menahan amarahnya, jika saja tangannya tidak sedang di infus dia pasti akan menjambak rambut Reena sekarang juga, dia sudah lama menahannya dan berpura-pura sabar tapi dia juga manusia yang punya batas kesabaran.

"Mulai besok kamu harus sarapan salad, makan daging satu minggu satu kali. Jangan bantah omongan mama lagi."Tegas Natali, "Hari ini mama biarkan kamu disini."

Setelah mengucapkan kalimat itu Natali pun berbalik dan pergi diikuti oleh Reena dari belakang yang terlihat begitu riang.

"Makan."Suruh Keenan mengeluarkan nasi kotak yang ia beli dan minuman dingin.

"Habis ini gue mau ketemu sama Aldi."Ucap Keenan, "Mau gue bantai tu anak."

Keysil menahan pergelangan tangan Keenan,"Marahin aja jangan disentuh."

"Gue sebenernya mau marah sama lo, tapi kasian muka lo pucet gini nanti malam ambruk pas gue marahin."Ucap Keenan.

------------------

"Wahhhh sehati, tai."Ceplos Dendi menyibak tirai dan menemukan Keysil yang tampak sedang memainkan hpnya sambil bersandar disana.

Aiden meliriknya sekilas, "Sehati emak lo gaming."

"Santai dong, baru sembuh juga."Balas Alex tertawa.

"Mau kemana?"Tanya Keysil pada Aiden yang sudah memakai baju biasa dan disampingnya ada perawat yang sedang melepaskan jarum infus pada tangan pacarnya itu.

Aiden menoleh,"Mau keluar bentar."

"Tapu ke sini lagi kan?"

"Hooh, gue cuma beli makanan."

"Ga mau nawarin nih?"

"Lo mau makan apaan? Cepet bilang."

Keysil memikir sejenak, lalu berkata. "Engga deh aku udah kenyang."

"Untung pacar kan Den."Dendi menepuk pundak Aiden untuk membuat cowok itu agar lebih tabah.

"Emang aku pacarnya Aiden kok, Dendi lo jangan songong."

"Iya bebeb."Jawab Dendi.

"Di rumah sakit ada kantin kok, kenapa ga makan disini?"Tanya Keysil pada Aiden lagi.

"Ga enak."

"Enak kok."

"Peduli setan."

"Aku mau titip sesuatu.. Tapi aku ga yakin kalian bisa beli."Cicit Keysil membuat Aiden bersama kedua temannya menoleh bersamaan, "Mau ga?"

"Apa? Ngomong yang jelas."Bentak Aiden.

"Ga jadi deh, aku tadinya mau minta beliin pembalut, tapi tunggu bang Keenan aja."

"Buang waktu aja."

----------------

Jam 7 malam.

Keysil menghela nafasnya bosan, sedari tadi Renaldo mengajaknya bicara tapi sekarang cowok itu sedang makan dan Aiden pun belum datang dari membeli makanan membuat dirinya bosan tingkat angkasa saat ini.

Temannya tadi tak sempat berkunjung karena ada acara yang penting, yakni ulang tahun pacarnya Laura dan dia mengajak Selena pergi.

Sedangkan Keenan belum datang juga.

Keysil melihat sebuah motif masuk ke dalam hanya.

0895324526xx

Gue Aldi, maaf soal kemarin.

Gue tau maaf ga bisa lewat ketikan doang, gue mau ketemu besok.

Gue minta maaf secara langsung.

Sekali lagi maaf, Keysil.

Jangan diulang.

Dimaafin ko😈

Hpnya kembali bergetar karena sebuah pesan masuk dari Alex.

A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A

iden nanya, mau yang mana katanya.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang