19

17.3K 829 5
                                    

Oh iya.

"Hehe.."Keysil nyengir, "Soalnya itu abang gue, jadi ga enak."

"Tau gitu gue juga ga mau ngaku sama si Tera."

"Kok gitu?"

"Karena dia Tera, jadi ga enak."Jawah Aiden memutar balikkan ucapan Keysil.

"Yaudah, gue ge kelas dulu."Ucap Keysil mendahului Aiden namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan ia berbalik badan, "Pulang bareng ya?"

Aiden mengedikkan bahunya santai, "Gue ada urusan."

"Lo pacar atau bukan sih, pulang bareng aja ga mau. Cuma 3 bulan kok."

Aiden tak menjawab, kali ini ia yang berjalan mendahului Keysil tanpa berbalik membuat Keysil mengentakkan kakinya ke jalanan.

---------------

"Di kantin ada plaster ga ya?"Tanya Keysil kepada Selena saat mereka berjalan menuju kantin.

"KEYSIL!!"Teriak seseorang dibelakang mereka membuat Keysil langsung berbalik dan benar saja, ada Orlando yang berlari kearahnya.

"Gue minta maaf soal semalam, baru inget gue lupa minta maaf."Ucap Orlando terkekeh sambil mengelus dadanya karena lelah berlari.

Keysil mengangguk, "Gapapa kok udah terjadi maudiapain lagi."

"Andai aja gue bisa memutarbalikkan waktu, kejadian itu ga bakalan terjadi, sumpah dah."

"Iya, andai aja."Balas Keysil.

"Muka lo lecet gitu gapapa?"

Keysil mengangguk sembari memegang lukanya pelan, "Udah sembuh kok."

"Jadi gaenak, mau ke kantin kan? Gue traktir ya?"

"Mau!"Jawah Selena dan Laura bersamaan, tidak dengan Keysil.

"Kerja lembur bagai quda! Sampai lupa orang tua.."Dendi bernyanyi dan berhenti sembari merangkul pundak Orlando, Keysil melihat cowok itu sendiri tanpa Alden.

"Nanti malam bakalan ada lomba basket, yang cewek harus datang ya.. Biar semangat."Ajak Dendi cengengesan.

"Emangnya jam berapa?"Tanya Selena yang suka bermain bola basket.

Bukannya menjawab Dendi malah menatap Selena dengan heran, "Mulut lo kok gerak pas ngomong?"

"Gue ga denger, gue pake kaos kaki."Geram Selena yang hampir saja menabok kepala Dendi, sayangnya ditahan.

"Em.. Alden mana?"Tanya Keysil memberanikan dirinya.

Orlando melirik Dendi lalu Dendi melihat ke belakangnya.

"Oh iya, kok ilang ya? Perasaan sama gue tadi."Celetuk Dendi.

-------------

"Bro!"Panggil Dendi dibelakang, "Den!"Bukannya Aiden yang menoleh malahan si Alex.

Di depan guru sedang menggoyangkan kepalanya karena mengantuk sedangkan murid di kelas Aiden diberi tugas seperti biasa.

Kerjaan Aiden hanya menggambar, membulat lagu dan memeriksa jadwalnya.. Jadwal hobi tambahannya, yang dilakukannya dimalam hari.

Kadang Aiden sendiri bingung, kenapa dirinya memiliki begitu banyak hobi.

"Besok nyanyi mau ga?"Tanya Dendi membuat Aiden menoleh.

"Nyanyi?"

"Iya di aula, ada acara gitu."

"Kan, ini nih yang malesin kalau jadi osis kalau ada acara pasti di pake."Keluh Aiden, "Siapa yang nyuruh?"

"Kepala sekolah, karena katanya anggota kita lengkap, gue kan gitar terus Alex drum kalau mau tambahan vokalis atau gitar kita ajakin adek kelas aja."Saran Dendi yang dibalas anggukan oleh Aiden.

"Awww..."Jerit siswi disebelah Aiden karena liptint nya berguling ke bawah lantai.

Siswi bernama Ayu itu langsung menatap Aiden dan memberikan kode agar mengambilnya karena liptint itu berhenti di dekat kaki Aiden.

"Tolong dong.."

Aiden mengambilnya tapi tidak untuk diberikan ke Ayu malahan tanpa diduga Aiden membuangnya ke dalam tong sampah membuat mata Ayu melotot.

"Lo tau itu harganya berapa?!"

"Berapa? Gue ganti."

Ayu langsung terdiam, "Maksud lo apaansih."

"Dilarang membawa makeup ke sekolah."

"Aiden!"

"Iya, sayang."Balas Aiden alhasil membuat wajah Ayu memerah, cewek itu langsung maju ke depan dan memungut liptint nya yang ada di dalam tong sampah.

Aiden tidak akan berulah jika Ayu memakai makeup secukupnya tapi ini tidak, jika bibirnya belum semerah Taylor Swift dia belum berhenti.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang