37

15.8K 803 3
                                    

------

Keysil keluar dari kamar mandi setelah mengganti pembalutnya, senyumannya mengembang saat mengingat Aiden yang ternyata mulai peduli dengannya atau mungkin saja cowok itu hanya kasihan.

Saat Aiden kembali ke rumah sakit Aiden langsung memberikan pembalut yang ia beli untuk Keysil, dan parahnya karena bingung Aiden membeli 2 macam yang satu memang benar pembalut tapi yang satunya lagi adalah panty liners.

Keysil duduk di tepi ranjangnya dan menyibak tirai Aiden membuat Keysil dapat melihat pacarnya yang sedang menangku gitar itu.

"Makasih."Ucap Keysil tersenyum, "Kamu ga malu beli ginian?"

"Kenapa harus malu?"

"Ga di ketawain sama tukang jaga?"

"Harus gitu orang beli diketawain?"

Aiden meletakkan gitarnya dan mengambil sesuatu dalam kantong belanjaannya, "Suka coklat?"

"Aku ga boleh makan coklat."

"Mangkanya diam-diam."Aiden memberikan satu batang coklat kepada Keysil, "Ini rahasia."

Keysil pun menerimanya dengan senang hati, ia melirik ke sekitarnya untuk memastikan tidak ada ibunya, Reena dan Keenan disekitar sini.

"Sini gue bukain."Aiden menawarkan saat perawat datang untuk memasangkan infus ke tangannya kembali.

Setelah membukakan bingkisan coklat sampai setengah Aiden pun memberikannya kepada Keysil, "Pelan-pelan makannya."

"Romantis banget sih sama pacarnya, mba aja udah 25 tahun belum nemu jodoh hehe."Perawat itu terkekeh.

"Pacar aku emang romantis mba, jemput sekolah tiap hari, chat tiap hari, ajak makan tiap hari pokoknya aku beruntung punya dia."Ucap Keysil tersenyum sambil mengigit coklat nya.

"Mba boro-boro punya pacar, keluar aja males. Kalau pulang langsung ke rumah dan pas diajak reuni malas."

"Jadi kalau aku udah putus sama Aiden harus banyak-banyak punya waktu biar cepet ketemu jodoh ya mba?"Tanya Keysil begitu polosnya.

Setelah memasangkan infus di tangan kiri Keysil perawat itu tersenyum, "Waktu itu pokok pertama mba, pertahanin aja yang ada, jangan mikirin yang baru nanti cemburu."Ucapnya cekikikan lalu pergi setelah menutup tirai depan Keysil.

" Lo bakalan pacaran lagi?"

Keysil mengangguk dengan semangat 54, "Tentu! Kalau kita putus aku harus cari pacar lagi, pacar yang bisa antar jemput aku tiap hari, chat aku tiap hari dan ajak aku makan tiap hari."

"Oh."

"Aku gapapa kalau dia cuek, kalau dia sering ngadain aku bego, ketus dan kasar yang penting dia sayang dan cinta sama aku."

"Oh gitu."

"Aku juga berharap pas kita putus nanti orang yang kayak gitu langsung datang.

"Oh begitu."

Keysik berdecak kesal, "Kamu ga cemburu?! Kalau cemburu jangan ditahan, bilang biar aku deg-degan gitu."

"Iya, gue cemburu."Spontan Aiden menatap Keysil,"dikit."

"Yah, kok dikit? Kenapa ga banyak."

"Serah gue dong."

"Oh iya, harga pembalutnya berapa? Biar aku bayar."

"Ga perlu, duit gue banyak."Balas Aiden sok kaya.

Keysil mengangguk sambil mengigit coklatnya, "Coklatnya enak, besok-besok aku mau minta dibeliin satu dus sama pacar baru aku."

"Lo bisa ga sih jangan curhat tentang pacar baru sama pacar lo yang sekarang?"

"Bisa kok."

"Yaudah, bahas tentang kita jangan orang lain."

Bibir Keysil mencebik, "Maaf kakanda."

"Badan lo masih sakit?"Tanya Aiden terlihat ragu-ragu untuk bertanya.

"Dikit sih, dikepala juga udah mendingan."

"Oh."

"Tadi pas kamu pergi aku ngobrol banyak sama Renaldo, dia baik banget."

Aiden mengangguk,"Terserah."

"Tapi lebih enak ngobrol sama kamu, aku lebih bisa terbuka."

"Maksud lo?"

"Suka aja.. Enak gitu, rasanya selalu kurang denger suara kamu hehe."

"Lo kapan bisa keluar?"

Keysil menggeleng, "Ga tau, kenapa?"

"Mau nonton bioskop?"

"Sama siapa?"

"Sama Dendi Alex."

"Mau! Pasti seru tuh, kamu ga ikut?"

Aiden menutup matanya erat menahan emosi terhadap jawaban Keysil, "Sama gue, maksudnya kita berdua."

"Dendi sama Alex ga jadi?"

"Bodo ah, capek gue. Anggap gue ga pernah ngajak lo kemana-mana."Ketus Aiden menyibak tirainya membuat Keysil tidak bisa melihat cowok itu.

"Aiden marah ya?"

"Ai."

"Kak Aiden."

"Kak Aiden aku ga bisa buka bungkusan coklatnya."Bujuk Keysil lalu ia berbalik badan ke arah Renaldo.

"Renaldo tolong aku dong."

Saat Keysil melirik ke arah brangkar Aiden cowok itu ternyata sama sekali tidak meresponnya.

Kesel kan.

Aiden tersenyum miring.

----------

SELAMAT MEMBACA, RATNA❤️

RATNA TEMEN AKU, NUMPANG NYAPA DIA YAA

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang