43

15K 858 24
                                    

Senyuman Keysil mengembang saat membaca pesan dari Aiden, serasa ada beribu kupu-kupu yang mengelilingi kepapanya dan rasa bahagia itu benar-benar membuncah dalam dirinya.

Percaya atau tidak, ia baru merasakannya untuk pertama kali dalam seumur hidup.

Dan Aiden adalah laki-laki pertama yang dapat membuatnya seperti ini.

Jadi malu.

Jari Keysil pun bergerak untuk membalas pesan dari pacarnya itu.

Beneran mau jemput?

Hm.

Kamu udah dimana?

Jangan banyak tanya.

Mau d jemput kagak.

Mau mau.

Kagak kagak.

Mau mau dong 😅

Oh, ok.

Beneran jemput tapi ya kan?

Gue ud d dpn.

Keluar cpt.

Keysil terdiam sejenak, jadi Aiden menunggu dirinya atau bagaimana? Tanpa disadarinya bibir tipisnya melengkung kecil membentuk sebuah senyuman.

Dia jadi seperti orang gila tersenyum sendiri.

Keysil pun membawa langkah kakinya keluar dari rumah sakit, suara hujan yang begitu lebat semangkin terdengar nyaring di indra pendengarannya.

Angin yang menerpa dirinya membuat Keysil memeluk dirinya sendiri karena kesejukan, ia melirik ke sekitarnya untuk mencari sosok Aiden namun nihil, Aiden tak ada di luar.

Ia pun menunggu selama 15 menit tapi Aiden tak kunjung datang, atau cowok itu sedang menipunya sekarang?

Kalau memang begitu Aiden berhasil, dia benar-benar tertipu saat ini.

"Lo dari mana sih?!"

Keysil terperanjat kaget saat mendengar suara Aiden di belakangnya membuat tubuhnya spontan berbalik dan benar saja, ia menemukan Aiden berdiri tepat dibelakangnya.

Keysil menatap penampilan Aiden yang begitu mengagumkan dan ia juga sadar kalau Aiden sedang memegang payung berwarna pink membuat Keysil menahan tawanya.

"Payung kamu kok pink?"

"Emang ada aturan cowok ga boleh pake payung warna pink!"Bentak Aiden kesal lalu menatap sebuah nama di gantungan payung.

Dendi.

Jelas ini payung milik Dendi, bukan miliknya!!

"Kamu darimana? Aku tungguin disini."

Tangan Aiden pun bergerak menoyor kepala Keysil, "Gue nyari lo di dalem, lo bisa ga sih jangan liar gini?!"

"Liar gimana? Kamu kok yang nyuruh aku ke sini."

"Gue luar kan, luar mana?"

"Luar mana coba?"

"Luar kamar inap lah! Lo pikir gue sekejam itu nyuruh lo nunggu gue di tempat sejuk kayak gini hah?"Marah Aiden melihat pakaian Keysil yang sedikit terbuka.

"Ga dingin kok."

"Tangan lo mengigil gitu namanya ga dingin?! Udah gue bilang kan, lo emang bego."

"Bego-bego gini pacar kamu ya!"

"Iya, emang."

Keduanya pun langsung terdiam saat ada anak kecil lewat dan menatap mereka tak berkedip, sepertinya anak kecil itu menikmati tontonannya sampai-sampai eskrimnya mencair di tangan.

"Kenapa dek?"Tanya Keysil sedikit menunduk.

"Gapapa."Jawabnya lalu langsung berlari masuk ke dalam.

"Liat kan, anak kecilnya jadi takut."Protes Keysil kembali menegakkan tubuhnya.

Aiden hanya menghela nafas sambil membuka payungnya, ia pun berjalan sambil memegang payung, tiba-tiba langkah Aiden terhenti saat dirinya sudah berada di bawah dan payungnya juga sudah dijatuhi hujan.

"Deketan sini, lo mau lari ujan-ujanan ke mobil gue?"

"Kamu yang deketan sini."Keysil cemberut membuat Aiden mendekat dan Keysil pun berjalan masuk ke dalam lindungan payung pink itu.

Keduanya berjalan di bawah payung yang tak begitu besar itu, Aiden memegang payung karena badannya lebih tinggi dari Keysil.

Keysil melihat ke arah bahunya yang tak terkena air hujan dan ia pun melirik ke bagian bahu Aiden yang sedikit basah.

"Liatin apaan lo?"Tanya Aiden songong.

"Ga."Jawab Keysil.

Diam-diam Aiden menggeser posisi payung agar melindungi Keysil sepenuhnya sehingga bahu Aiden pun terkena sisa air hujan dari ujung payung.

Tanpa berpikir panjang Keysil langsung memeluk pinggang Aiden agar tubuh mereka sama-sama masuk ke dalam lindungan payung dengan sempurna walaupun sepatu mereka sama-sama sudah basah karena percikan air.

Keysil merasa bergetar begitu saja saat dia memeluk tubuh Aiden yang aromanya begitu manis.

Ia tahu parfum ini, parfum merk W. Dress aroma Morning Rain yang katanya dipakai oleh artis korea yakni V BTS.

Keysil jadi semangkin erat memeluk Aiden membuat dirinya bisa menghirup aroma itu puas.

Tanpa diduga-duga Aiden langsung menggerakkan tangan kanannya merangkul bahu Keysil membuat mereka benar-benar terlindung kali ini.

Oh tuhan tolong, jantungnya.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang