90

13.6K 706 47
                                    

Semenjak pulang dari rumah Aiden Keysil langsung menghubungi Aiden puluhan kali dan sama sekali tidak diangkat, padahal jelas-jelas panggilannya tersambung.

Dan ini adalah hari ke 3 semenjak Aiden ke Amerika.

Keysil melipat tangannya di pembatas balkon sambil menghirup udara malam, sedari tadi Keysil juga meminta Reena untuk meninggalkan dirinya sendiri.

Entah kenapa, rasanya sangat menyakitkan.

Apa yang sedang Aiden lakukan disana? Pertanyaan itu selalu mengganti kepalanya sampai saat ini.

Apa dia sudah makan?

Apa dia sedang memikirkan dirinya? Mungkin tidak.

Sakit bukan?

"Key, temen lo datang."Ucap Reena membuat Keysil berbalik, ia pun melihat Reena yang sedang berdiri di ambang pintu bersama Renaldo.

"Gue mau ngomong berdua."Ungkap Renaldo membuat Reena langsung sadar diri dan pergi.

Perlahan Renaldo masuk ke dalam kamar Keysil, ia pun sengaja tak menutup pintu karena takut langsung ditempeleng orang tua Keysil karena berduaan dengan anaknya di kamar.

"Udah makan?"Tanya Renaldo memposisikan diri tepat di samping Keysil.

"Aiden udah pulang?"Tanya Keysil tak mengindahkan ucapan Renaldo yang langsung menggeleng kecil mendengar pertanyaan dari Keysil.

"Gue udah telfon dia berkali-kali, gue yakin dia liat cuma dia ngehindar."

Nyess.

Mendengarnya membuat sakit hati Keysil berdampak berkali-kali lipat.

"Sebenenrya Natalie itu siapa sih? Selingkuhannya Aiden? Atau gue yang selingkuhannya? Kata Aiden gue cinta pertamanya, dia bohong?"

"Natalie itu perempuan."Jawab Renaldo yang nyaris membuat Keysil ingin mendorongnya hingga jatuh ke bawah.

"Renaldo, gue penasaran."

Renaldo tersenyum tipis, "Aiden udah pernah cerita kalau dia punya mimpi jadi penyanyi terkenal? Tapi dulu, sebelum gue ngehancurin mimpinya."

"Aiden ga pernah cerita."

"Jadi dulu pas dia mau audisi pas babak final, gue yang bego ini malah bawa motor laju dan kita jatoh, otomatis Aiden harus ke rumah sakit bukannya ke tempat audisi. Tangan kanan Aiden lemah dan dia ga bisa main gitar pake tangan kanan semenjak itu, dia patah semangat dan ngecoba buat main gitar di tangan kiri, berhasil.."

".... Aiden sama gue musuhan semenjak kejadian itu, yang ngebangkitin semangat Aiden dan terus ngemotivasi Aiden, orangnya adalah Natalie."

"Setiap hari Natalie datang ke rumah dan terus ngehibur Aiden, dan saat  semangat Aiden udah kembali sepenuhnya Natalie ngajak Aiden ke Amerika karena Natalie mau kuliah sedangkan Aiden baru masuk SMA, tapi kakek larang karena takut sama pergaulan Aiden di luar."

"Aiden terpaksa ngelepasin Natalie dan ke Amerika tiap liburan semester, pulang dari ambil rapor dia langsung ke Amerika dan pulang malam pas besok sekolah. Aiden coba ngeberontak tapi kakek tetap ga mau luluh."

Nafas Keysil terasa tercekat mendengarnya, tampaknya sosok yang bernama Natalie memang sangat berarti dalam hidup Aiden. Natalie lebih dulu mampir di kehidupan Aiden dan memberikan sesuatu yang bahkan Keysil pun belum tentu dapat memberikannya.

Jadi memang tidak ada salahnya jika Aiden memilih perempuan bernama Natalie itu.

"Mereka pacaran?"Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Keysil.

"Gue juga mikirnya gitu, ternyata Natalie ngajak Aiden ke Amerika buat merintih karir disana karena Natalie juga seorang penyanyi, dia punya Channel youtube sendiri yang subsnya udah 5jt. Jadi bakalan mudah buat bantu Aiden ngeraih mimpinya."

"Jujur sama gue, mereka pernah pacaran?"Tanya Keysil tegas membuat Renaldo langsung menatap gadis itu.

"Atau memang lagi pacaran?"Tanya Keysil lagi dengan suara tercekat.

Sungguh, menahan airmatanya untuk tidak keluar sekarang juga sangatlah berat. Alhasil sebulir airmata pun jatuh.

Renaldo menghela nafas sembari memejamkan matanya sejenak, "Mereka ga pacaran Keysil."

"Dan gue harus percaya? Aiden naksir Natalie tapi Natalie ga tertarik buat pacaran sama Aiden?"Tebak Keysil.

"Engga lah."

"Atau Natalie yang naksir sama Aiden tapi Aiden ga mau? Atau gimana?! Tolong kasi penjelasan sama gue. Gue ga tau harus berbuat apa saat ini, setiap langkah yang gue ambil gue ngerasa ga tenang. Kalaupun memang Aiden milih Natalie gue bakalan mundur, gue ga mau jadi perusak hubungan manis mereka. "

"Keysil.."Renaldo menggeram.

"Gue ga pantas, gue cuma gadis bodoh yang jatuh cinta sama Aiden. Gue ga berkorban apapun buat dia, dari sisi manapun Natalie menang."

Cowok di sampingnya tak merespon.

"Gue pikir gue ga bakalan sanggup dengernya dari Aiden, jadi tolong kasi tau gue kebenarannya. Gue yang bego gini jadi ngerasa tambah bego karena ga tau apa-apa, Aiden sama sekali ga ngehubungin gue, tapi jujur aja gue berharap Aiden hubungin gue dan datang lalu ngejelasin semuanya. Kalau dia mau putus dia bisa bilang, atau kasi alasan yang bener. Biar gue ga bingung."

"Jangan nangis."Ucap Renaldo pelan saat melihat mata Keysil yang sudah berkaca-kaca.

Renaldo menghela nafasnya, "Mereka bertunangan."

Deg.

Deg..

Deg!!

Jantung Keysil berpacu dengan cepat, darahnya berdesir ketika mendengar pernyataan tersebut, mereka tidak berpacaran, tidak ada yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan karena kenyataannya mereka sudah bertunangan?

Lalu untuk apa dirinya disini?

Gadis bodoh bernama Keysil ini, untuk apa dirinya dikehidupan Aiden?

Apa dia sedang dipermainkan?

Jika memang benar begitu, apa Aiden saat ini sedang mentertawakan dirinya disana?

Hp Keysil menyala membuat tangan Keysil yang sedikit bergetar langsung membuka notifikasi yang masuk.

Debaran jantung Keysil seolah tak dapat terkendali lagi saat dirinya membaca nama 'si pelit' mengirim sebuah pesan.

Si pelit : Aku mau kita putus.

-----------------

Spoiler.

"Aiden ga pernah bohong, karena Keysil emang cinta pertamanya."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang