66

14.1K 771 3
                                    

Yatuhan..

Keysil tak tahu harus bagaimana lagi, kenapa hidupnya begitu rumit seperti ini?

Mata Keysil bergerak menatap Leo yang berhenti menggambar dan menatap dirinya balik, Keysil merasa Leo tak berbeda jauh dengan mantan Reena yang lainnya, ia juga sempat membenci Leo yang seenak jidatnya datang ke sekolahnya dan masuk ke dalam rumahnya tengah malam kemarin.

Seketika ingatan Keysil kembali pada kalimat yang ditujukan oleh Leo beberapa waktu lalu, nama Reena dan Keenan.

Nama kedua orang itu memang terkesan cocok sebagai saudara berbeda dengan dirinya, Keysil.

Jadi, tunggu.. Leo sudah tahu bahwa dirinya adalah adik Leo dari awal? Dari pertemuan mereka begitu?

Keysil tidak ingin mempercayai ini, mulai dari dirinya yang bukanlah anak kandung melainkan anak adopsi, Keenan yang jatuh cinta kepadanya dan Leo yang menyandang status sebagai pacar Reena adalah abangnya.

Tapi apa boleh buat, percaya atau tidak percaya, itulah kenyataannya. Yang diucapkan Keenan adalah kebenarannya dan jika Keysil menghindari pernyataan itu tentu aja hanya akan menyakiti dirinya.

----------------

Keysil mengatupkan kedua kakinya sambil memandang Leo yang saat ini duduk di depannya dan menatap Keysil dengan tatapan lembut.

Keysil dibuat merinding jadinya.

"Minum dulu."Suara Keenan mengintrupsi pendengaran Keysil membuat dirinya langsung menoleh ke arah Keenan yang meletakkan segelas minuman hangat di meja lalu duduk di samping Keysil.

Keysil memang butuh sesuatu untuk menyegarkan tenggorokannya sedari tadi dan untuk menhernihkan pikirannya yang kusut.

Tangan kecil Keysil menangkup gelas tersebut dan menyesapnya sedikit karena masih panas.

"Jadi gue adalah abang lo."Leo membuka suaranya sambil mencoba tetap untuk tersenyum, "Abang kandung."

"Orangtua kita?"Tanya Keysil dengan gemetar.

"Mereka udah tenang di alam sana, mereka udah ga meninjak dunia yang sama dengan kita, mama meninggal setelah ngelahirin kamu dan papa meninggal karena kecelakaan mobil pas pulang dari perjalanan bisnis dan hendak ke rumah sakit."Jelas Leo berusaha untuk tetap tegar.

"Lalu?"

"Kita dipindahkan ke panti asuhan dan om Deon datang, dia bilang mau ngejemput kita."Ucap Leo, "Dia ngaku kalau dia adalah rekan kerja papa dan dia bilang mau membalas kebaikan papa dengan mengadopsi kita..."

"... Dan pas kita sampai di rumah om Deon, tante Natali ga mau nerima kehadiran kita dengan beribu alasan dari nuduh kalau kita adalah anak dari selingkuh om Deon dan lain-lain.."

"...Karena aku udah besar waktu itu aku langsung memohon sama tante Natali agar dia bisa kita berdua dan tante Natali akhirnya menyerah dan berusaha menerima tapi dia cuma mau satu dari kita, dan aku langsung mundur tentunya, aku titipin kamu dan berharap kamu bisa bahagia dengan keluarga baru sedangkan aku kembali ke panti asuhan dan diadopsi sama pasangan lain setelah itu aku pindah ke korea.."

"... Karena yang ngeadopsi aku itu orang Korea yang nikah sama orang Indonesia, kita mondar-mandir dari Korea ke Indonesia selama 3 taun sekali dan saat aku benar-benar udah dewasa aku ga punya nyali buat
ketemu sama kamu dan akhirnya aku pacaran sama Reena dengan tujuan buat mantau kamu tapi ternyata dugaan aku, kamu ga sebahagia yang aku harapkan dan untung aja masih ada Keenan."

Air mata Keysil yang sudah menggenag di pelupuk matanya langsung terjatuh alhasil membuat pipi mulusnya basah, yang diucapkan Leo sungguh menyanyat hatinya.

"Orangtua kamu.. Baik?"Tanya Keysil di sela-sela tangisannya.

"Mereka luar biasa.. Mereka juga bahkan nawarin untuk mengadopsi kamu juga tapi om Deon melarang waktu itu, mereka ngasih kasih sayang yang besar sama aku layaknya seorang anak kandung.."

"Aku sempat nyesel waktu itu, aku mikir kenapa ga harus aku aja yang sama om Deon dan ngebiarin kamu ke panti asuhan dan diadopsi sama orangtua aku sekarang.. Kamu pasti mejalani hidup yang lebih baik dari sekarang."

"Aku bahagia kok.."Lirih Keysil.

"Aku cuma mau minta maaf, ga bisa jujur sampai hari ini, aku bahagia kamu ga marah sama aku."Ucap Leo mendekatkan diri dengan Keysil dan perlahan memeluk adiknya itu, "Kamu masih mau nganggep aku sebagai abang kan."

Di detik berikutnya Keysil langsung membalas pelukan itu dengan erat, nyaris membuat Leo kesulitan untuk bernafas."Jangan tinggalin aku lagi."

Leo pun tersenyum haru,"Ga akan."

"Setelah ini kita hanya perlu minta izin sama om Deon buat bawa kamu ikut sama aku."Ucap Leo merenggangkan pelukannya, ibu jarinya menyeka air mata Keysil dengan lembut.

"Bawa Keysil, maksud lo?"Tanya Keenan tersentak kaget.

Leo menoleh, "Gue mau bawa Keysil ke keluarga baru gue, gue ga bisa ngebiarin dia kayak gini lagi, Reena terlalu kasar dan nyokap lo dari awal memang ga bisa menganggap Keysil."

"LO PIKIR LO PUNYA HAK SEBESAR APA MAU NGEBAWA ADEK GEU?!"

"Gue abang kandungnya! Cuma gue yang punya hubungan darah sama dia."

Keenan tersenyum miring, "Kalau gitu siapa yang selalu ada buat dia kesusahan?! Abang yang mana hah?! Sekarang gue yang lebih kenal sama sifat Keysil."

"Keenan.."

"Jangan pikir lo bisa bawa Keysil kemanapun, tempatnya tetap disini! Gue yang bakalan selalu jadi pelindung Keysil."

"Lo ga mau Keysil bahagia? Gue yakin 99% kalau Keysil bakalan bahagia kalau ikut gue dengan keluarga gue yang sekarang."

Keenan menepuk dadanya pelan, "Gue bisa buat Keysil bahagia.. Tolong Leo ga usah bawa dia kemana-mana, dia udah terlanjur jadi bagian keluarga ini dan gue bakalan berusaha ngebuat Reena dan nyokap gue agar bisa nerima Keysil."

"Tapi tolong jangan jauhin dia.. Gue ga akan ngelarang kalau lo mau deket sama dia setiap saat tapi jangan jauhin dia.. Gue mohon."Lirih Keenan seolah tidak ingin melihat Keysil jauh darinya.

Lirihan Keenan benar-benar menunjukkan rasa takutnya.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang