82

13.2K 714 3
                                    

Selamat membaca, jangan lupa votenya.

------------------

"Apa kau melihat serigala?"

"Dimana?"

"Aku tidak melihatnya."

Keysil tak bisa fokus menonton serial kartun yang sedang tayang di tvnya saat ini karena pikirannya melayang ke satu nama yakni, Alfi.

Keysil beranggapan jika Aiden hanya sedikit lelah tadi dan Keysil berpikir jika Aiden akan kembali lembut setelah dia meminjamkan pundaknya ke Keysil namun ternyata ia salah, setelah mengantarnya pulang Aiden langsung pergi tanpa berbicara apapun.

Sungguh, perubahan itu membuat Keysil merasa sangat tak enak, apapun yang sedang menjadi masalah Aiden Keysil berharap jika pacarnya itu bisa berbagi.

Tapi Keysil tadinya sempat mengirim sms kepada Aiden, Keysil bertanya 'kamu dimana' dan jawabannya di hanya 'rumah.', 'udah sampai?' dan Aiden menjawabnya hanya dengan dua suku kata 'hm.'

Saat Keysil menelfonnya saja Aiden lebih banyak bergumam tidak jelas membuat Keysil langsung memutuskan sambungan telfonnya namun Aiden sama sekali tidak membujuk Keysil.

"Key, mama sama papa datang."Ucapan Reena berhasil memecahkan lamunan Keysil.

Keysil pun berdiri dan melihat ada kedua orangtuanya yang baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, Leo dan Keenan yang juga tadinya duduk bersama Keysil ikut berdiri.

"Duduk aja, papa ganti baju bentar."Ucap ayahnya tersenyum lembut.

Natali berjalan mendekati Reena, "Udah makan?"

Bola mata Reena terarah ke Keysil sekilas lalu kembali menatap ke arah ibunya, ia pun tersenyum. "Udah ma."

Natali terlihat melepaskan cardigannya dan langsung duduk di sofa yang kosong, matanya beralih menatap Leo yang sedang terang-terangan menatap dirinya.

Ni anak,..

Keadaan di ruang tengah sangatlah hening sehingga membuat bi Endang memutar lagu twice yang terbaru, bu Endang memang kpopers, dia tertular virus tersebut dari Keysil.

Tak lama ayah Keysil pun turun dengan pakaian santainya membuat bi Endang langsung mematikan lagu favoritnya itu.

"Jadi ini Leo? Sudah besar kamu ya."Puji ayah Keysil menenpuk-nepuk bahu Leo pelan sambil terkekeh.

"Udah lama banget ya om."

Ayah Keysil pun duduk di sebelah Leo, "Sudah belasan tahun ya, waktu itu kamu masih kecil tapi sekarang udah jadi anak kekinian."

"Biasa aja pa, anak sendiri aja ga pernah di puji kayak gitu."Celetuk Keenan memainkan rambutnya dengan jari.

"Jadi kapan Keysil bakalan pindah?"Tanya Natali tiba-tiba membuat suasana kembali tegang.

Tangan Reena mengenggam erat tangan Keysil mencoba untuk menyalurkan keberanian dari sana, kedua gadis itu saling memandangi dan tersenyum.

"Keysil ga bakalan pindah."

Mata Leo melotot seketika,"Key.. Katanya kamu mau pindah? Udah ngemasin barang malah."

"Itu beberapa jam yang lalu, tapi aku ga mau pindah. Aku mau tetap disini, gapapa kan pa?"Izin Keysil kepada ayahnya yang tersenyum hangat.

"Kenapa papa harus ngelarang? Anak papa memang harus disini bukan?"

"Tapi kamu udah ketemu sama saudara kandung kamu, jadi yakin?"Natali berucap.

Keysil mengangguk kecil, "Mama juga ngizinin?"

Ekspresi sedikit berubah setelah itu, dan dia memilih tidak menjawab.

"Gimana kalau begini, setiap 2 minggu disini dan satu minggu Keysil tinggal di rumah aku?"Tanya Leo mencoba menyarankan.

"Boleh sih, gitu juga gapapa."Balas Keysil menyetujui.

"Ga terlalu sering apa? Gimana kalau dalam satu minggu 1 kali aja, misalnya hari minggu otomatis 1 bulan 4 kali."Celetuk Keenan yang langsung dihadiahi tatapan sinis oleh Leo.

"Oke kalau begitu, papa setuju sekale."Ucap ayahnya mantap.

"Terserah."Sahut Natali terpaksa.

"Ma, gimana kalau kita ke kamar? Ada yang mau Reena omongin."Ucap Reena yang langsung direspon anggukan oleh Natali.

Keysil, Natali dan Reena pun undur diri lalu masuk ke dalam kamar Reena.

Sedangkan dibawah ayah Keysil terus saja memuji Leo dan menanyai cowok itu sampai ke akar-akarnya membuat Keenan iri setengah mati.

Jika Keenan berkesempatan untuk mengajukan judul sinetron indosiar tentang dirinya maka dia akan menulis judul 'Anak yang tersisihkan.'

--------------

"Aiden, lo ga bakalan pergi kan?"Alex bersuara sambil menatap ke arah langit yang sedang ditemani oleh bintang dan bulan.

Saat ini Dendi, Renaldo, Alex dan Aiden sedang bersantai di balkon kamar Aiden. Alex dan Dendi sengaja menginap malam ini karena libur.

"Kasian Keysil bego, padahal dia cuma bermaksud baik mau ngangkat telfonnya tapi lo marahnya sampe ke akar kakak gini, mana pake bentak lagi."Ceplos Dendi.

"Kita ngerti ini pengalaman pertama lo, tapi selain belajar gimana caranya pacaran gue rasa lo juga harus belajar gimana cara untuk menghargai cewek."Sahut Alex.

Aiden menghela nafas sambil menghirup udara malam yang sejuk, "Gue bingung."

"Kalau sampai Keysil tersakiti gue yakin, saat lo sadar kalau lo itu salah, lo bakalan nangis jungkir balik karena nyesel."Ucap Alex,"Jangan sia-siain yang kayak Keysil."

"Minta maaf dih sama Keysil."Saran Ronaldo sambil melempar kulit kacang ke wajah Aiden.

Aiden pun meraih hpnya, ia melihat wallpapernya yang masih terpajang wajah cantik pacarnya yakni Keysil. Jarinya pun bergerak untuk menulis kata maaf namun belum sempat ia mengirimnya sebuah panggilan tiba-tiba masuk membuat Aiden terdiam.

Antara mengirim pesan ke Keysil atau mengangkat telfon tersebut.

Natalie is calling.

Dan Aiden pun mengangkat panggilan tersebut, mengabaikan pesan singkat yang belum sempat ia kirim ke Keysil.



AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang