62

15.4K 851 3
                                    

"A-apa?"Tanya Keysil ulang, padahal dia sudah mendengarnya dengan jelas namun ia ingin memastikannya lagi.

Aiden terlihat gugup dan bingung harus menjawab apa, Aiden pun berdeham dan mengalihkan pandangannya dari wajah Keysil."Mau pulang?"

Tatapan Aiden berlabuh ke lukisan wajah Keysil, ia bahkan baru sadar jikalau jantungnya tak henti-hentinya berdebar dengan cepat saat melihat wajah Keysil.

"Kemana?"Tanya Keysil.

"Kerumah lah, emang mau kemana?"

"Sebelumnya aku mau nanya tentang Laurent.."

Aiden pun kembali menoleh ke Keysil, "Laurent?"

"Aku tadi cemburu kamu ngasi bunga ke dia, mana bunga pilihan aku lagi."

"Jadi lo mau bunga? Sini gue beliin, kalau perlu sekalian tokonya sama penjualnya gue beli."Ucap Aiden membuat Keysil terkekeh.

"Aku kira kamu mau nembak Laurent, jantung aku hampir copot tadinya pas liat lukisan itu."Mata Keysil melirik lukisan tersebut.

Kali ini Aiden yang dibuatnya terkekeh, "Kenapa harus Laurent sedangkan lo ada?"

"Aku pernah denger kalau kamu tiap malam minggu jalan sama kak Laurent."

"Pengen dijawab jujur?"

"Mau dong."

"Ga tiap minggu sih, hubungan gue sama Laurent ga lebih dari temen, bahkan hubungan kita pun ga sampai yang namanya 'sahabat' kayak Alex sama Dendi."

Keysil tertegun mendengarnya, "Cuma temen?"

"Hm, sahabat pun engga."

"Aku boleh percaya?"

Aiden tersenyum lembut, "Harus."

-----------------

Sikap Aiden memang sedikit berubah semenjak cowok itu menyatakan perasaannya terhadap Keysil, tidak ada Aiden yang biasanya membentak dan berbicara kasar, cowok itu terlihat berusaha untuk memperlakukan Keysil layaknya seorang gadis.

Bahkan saat di koridor mereka berjalan berdampingan dan ketika mereka sudah dekat dengan parkiran Aiden berucap 'mau dipegang?' karena dia sudah tidak tahan saat tangan mereka terus saja metabrakan saya berjalan alhasil Aiden pun mengenggam tangan Keysil walaupun hanya sebentar karena mereka langsung masuk ke dalam mobil.

Disepanjangan jalan Keysil sibuk memakan permen kapasnya, sebenarnya dia sayang memakannya karena bentuknya yang lucu tapi Aiden berkata dia akan membelikannya lagi, yang banyak.

Dan mereka akhirnya pun sampai di depan rumah Keysil yang masih ditutup, mobil dan motor di bagasi pun tidak ada yang berarti Reena, Keenan dan kedua orangtuanya tidak ada dirumah.

"Sama siapa dirumah?"Tanya Aiden mematikan mesin mobilnya.

"Sendirian kayaknya, sama bi Endang."

"Itu namanya berdua, Key."

Keysil langsung nyengir mendengarnya, rasanya ia ingin berteriak dan berguling-guling saat mendengar suara Aiden yang berucap lembut seperti itu karena biasanya Aiden akan membalas ucapannya seperti ini, 'itu namanya berdua, bego.'

"Gue boleh mampir?"Tanya Aiden.

Mata Keysil mengerjap beberapa kali, "Kenapa?"

"Ga boleh? Kalau gitu gue tunggu disini sampai abang lo datang."

"Kenapa?"Tanya Keysil begitu terkejut.

"Dirumah lo ga ada cowoknya, bahaya."

"Aku udah biasa, bahkan aku sendirian ga ada apa-apa kok."

"Jadi lo sering dirumah sendirian?"Tanya Aiden sedikit terkejut, "Kenapa ga bilang sama gue?"

"Ga mau aja."

"Jadi gue ga boleh masuk nih?"

"Boleh kok!"Seru Keysil terlihat bersemangat kali ini, "Tapi kamu ga lagi ada janji sama teman kamu kan?"

Aiden menggeleng, "Ga ada, kita kalau main ga perlu janji-janjian."

"Aku takut aja nanti disangka jadi pacar yang ngekang cowoknya."

"Engga kok, lagipula mereka bakalan ngerti kalau gue lagi mau pacaran."Aiden tersenyum lembut.

Keysil langsung tegang melihat senyuman itu, kenapa orang galak seperti Aiden bisa memiliki senyuman bak pangeran kayangan seperti itu? Kenapa!

Seseorang tolong katakan alasannya.

--------------

"Eh non.. Dapet cogan darimana nih?"Goda bi Endang saat melihat Aiden duduk di sofa ruang tengah.

"Dia pacar aku bi, jangan dibelai-belai ya."Keysil memperingatkan membuat bi Endang tertawa geli.

Keysil pun menatap ke arah Aiden yang sudah bersandar nyaman ditempatnya, "Aku mau ganti baju dulu."

"Hm, jangan lama."

Keysil pun hanya mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Aiden yang sekarang berduaan dengan bi Endang di bawah.

Bi Endang pun mendekati Aiden secepat kilat,"Beneran pacarnya Keysil?"

"Iya."

"Beneran?"

"Hm."

"Keysil belum pernah pacaran loh, jadi jangan ajak dia melakukan hal yang diluar batas ya!"Bi Endang berucap sambil menatap Aiden memperingatkan.

Aiden pun mengangguk kecil, "Gue--saya juga baru pacaran, tenang aja."

"Ah bohong, mana ada zaman sekarang cowok seganteng gini baru punya pacar, ga boleh bohong."

"Beneran kok."

"Ga percaya bibi, dari jaman jebot sampai sekarang yang namanya cowok ganteng kayak kamu itu terkenal playboy."

"Kalau ga percaya yaudah, ga mau maksa."Judes Aiden.

"Saya cuma mau kasi tau kalau senyuman Keysil itu palsu, dia itu gadis bertopeng."

Dahi Aiden berkerut mendengarnya, "Maksudnya?"

"Dia emang terlihat ceria diluar tapi engga di dalam, dia selalu tertawa di pagi hari dan disekolah tapi pas dirumah dia sering nangis meratapi masalah keluarganya. Keadaan rumah ini kacau dan Keysil yang selalu disudutkan sama kakaknya yaitu Reena."

----------------

Aiden menemani Keysil sampai jam 5 sore dan Keysil menyuruhnya pulang karena sudah hampir malam dan beralasan jikalau Keenan akan datang sekitar jam 7 malam.

Keysil mengantarkan Aiden sampai di depan pintu, Keysil terus tersenyum ke Aiden mengekspresikan betapa bahagianya perasaannya sekarang begitu juga dengan Aiden.

"Gue pulang dulu, kalau ada apa-apa cepetan telpon gue."

Keysil mengangguk mengerti, "Hati-hati di jalan, kalau ada cabe-cabean jangan berhenti."

"Tenang aja, gue cuma tertarik sama Keysil kok."

Cup.

Kejadian itu terjadi secepat kilat, kejadian dimana bibir Aiden mendarat di kening Keysil membuat tubuh Keysil menegang.

Aiden pun terlihat canggung dan tersenyum kikuk, "I love you."

"Ada gue disini, tempat lo bersandar."

----------------

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang