53

14.4K 743 3
                                    

Keysil tersentak kaget saat tangan Aiden mendarat ke permukaan kulitnya, Keysil hanya berani menatap tangan Aiden saking tidak percaya, jika ini mimpi tolong biarkan Keysil menikatinya 60 detik kedepan.

Inilah yang Keysil butuhkan, selama ini dia butuh seseorang yang dapat memberikannya pelukan selain Keenan, seseorang yang dapat dijadikannya tempat sandaran.

Tapi semuanya sudah terlambat, dia terlalu berharap untuk mendapatkan hati Aiden. Keysil tersenyum miris, bahkan Aiden mungkin hanya kasihan terhadap dirinya.

Keysil langsung menjauhkan dirinya saat seluruh kesadarannya telah kembali, ia menatap Aiden yang juga menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Aiden.. Aku..."

"Gue nanya lo ini kenapa?!"

"Aku jatoh."

"Lo boleh nganggap gue bego tapi gue ga sebego itu, jelas-jelas itu bekas luka sayatan."

Keysil menghela nafasnya, "Terus kenapa kamu harus peduli? Toh kita udah ga ada hubungannya lagi kan?"

Jujur, Aiden sedikit terkejut dan merasa tertohok akan ucapan Keysil baru saja.

Tiba-tiba tangan Keysil terrlur ke arah Aiden seolah ingin meminta sesuatu, Alis Aiden naik sebelah karena bingung.

"Mana bunganya? Bukannya kamu mau beliin aku bunga buat ucapan perpisahan?"

"Kata siapa?"

"Jadi bukan?"

"Ya bukanlah, kesambet apaan gue ngasi lo bunga."Ketusnya begitu saja.

Dan Keysil baru menhadarinya saat ini juga, hubungan itu sama sekali tidak ada perkembangannya, terlalu datar dan menyakitkan. Jika bisa Keysil ingin memanggil doraemon untuk memutar waktu agar dirinya tidak bertemu dengan Aiden.

Karena Keysil tak tahan dengan rasa ini, rasa yang amat menyakitkan.

"Aku ada hadiah buat kamu."

"Apa?"Tanya Aiden terdengar lembut dan jujur Keysil sangat menyukainya, andaikan Aiden selalu berbicara selalu dengan nada seperti itu.

"Bukan barang tapi pengakuan."

Tangan Keysil tiba-tiba berkeringat dingin, tangannya sudah berkeringat karena diremasnya terus sebab menahan gugup apalagi ketika matanya bertemu mata Aiden.

"Aku jatuh cinta sama kamu."Ucap Keysil pelan namun dapat di dengar jelas oleh Aiden yang tidak budeg tentunya.

"Makasih buat 3 bulan ini, aku bakalan berusaha buat moveon."

Aiden pun berdeham, "Lo ga mau denger jawaban gue?"

"Mau jawab?"Tanya Keysil seketika langsung berharap jika Aiden akan membalas perasaannya seperti di novel yang ia baca.

"Maaf udah buat lo jatuh cinta sama gue, tapi.."Aiden menggantung ucapannya, "Gue ga bisa tanggung jawab."

Selesai sudah.

Keysil nyaris saja mengeluarkan airmatanya dan hening saja matanya bisa diajak kompromi, Keysil meurtuki dirinya sendiri saat ini. Dan satu pertanyaan, apa cinta semenyakitkan ini?

"Kita bisa tetep berteman-"

"Ga.. Gue ga mau kita temenan, itu bakalan ngebuat perasaan lo semangkin dalam."

Akhirnya sebulir airmata pun luruh membasahi pipi Keysil tepat di jejak lukanya, Keysil memang ditakdirkan untuk menderita.

"Pokoknya aku bakalan tetap anggap kamu sebagai teman."

"Terserah."Balas Aiden tak berperasaan langsung pergi meninggalkan Keysil namun langkah kakinya terhenti ditengah jalan dan ia pun kembali berbalik, "Ga usah lompat."

-------------

"Sampah lo buang nyet."Suruh Aiden pada seorang siswa yang membuang sampah permen kiss sembarangan alhasil dia langsung memungutinya kembali dan memasukkannya kedalam tong sampah.

Aiden pun membawa langkah kakinya masuk ke dalam aula yang sudah ditata rapi oleh anggota osis, Aiden berharap acaranya akan lancar besok.

"Besok gue mau dandan dari jam 3 pagi!"Seru seorang siswi dipojok sambil menata ruangan.

"Woi bangsat!"Seseorang berteriak dibelakang Aiden membuat cowok itu langsung membalikkan badannya dan dia melihat ada seorang siswi berambut pendek sedang berdiri di depannya dengan tangan yang dilipat di dada dan dagu diangkat.

Anak siape tuh.

"Siapa ya?"

"Siapa-siapa?! Gue Selena."Selena menepuk dadanya sombong.

"Oh."

"Lo apain Keysil sampai dia pulang awal gitu hah?!"Bentak siswi yang temannya yang satu lagi.

"Mundur Ra, gue lagi mau nonjok muka gantengnya, enaknya dimana ya biar dia jadi ga ganteng lagi?"Tanya Selena melirik wajah Aiden yang terpahat begitu sempurna.

Tangan Selena bahkan sudah menggepal di depan dada seolah bersiap-siap untuk menonjok Aiden yang masih terlihat santai.

"Mendingan kita bakar aja Sel."Saran Laura tiba-tiba.

"Bakar kambing lo betelur, bisa diamuk kita."

"Ni orang pasti operasi plastik, mana ada muka orang bagus begini! Muka plastik itumah."Gerutu Selena.

Aiden pun menghela nafas lelah mendengar perdebatan keduanya, "Mau kalian apaan? Gue sibuk."

"Yee tunggu dong, gue nonjok lu bentar habis itu kita ngomong santai." Balas Selena.

"Emang lo siapa mau nonjok gue nyet."

"Budeg banget lo! Udah dibilangin kalau gue Selena."

"Punya hak apa lo mau nonjok muka mulus gue?"

"Lo udah bikin Keysil nangis, berarti lo harus nerima balasannya."

Brukk.

Bukan di wajah tapi Selena menendang sesuatu yang berada di bawah perut Aiden dengan keras.

Nyaho lu.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang