12

20.6K 909 13
                                    

"Keysil! Gimana?"Tanya Laura tak sabaran menunggu cerita dari temannya itu.

Keysil langsung terduduk lemah dan merebahkan kepalanya di meja,"Dia nolak."

"Apanya yang nolak, kocak lo."Sahut Selena duduk di atas meja.

Keysil meneggakan tubuhnya,"Dia bilang bakalan ngundurin diri jadi ketua osis, dia ga mau pacaran sama gue!"

"Lahh, kita kan udah buat perjanjian siapa yang bakalan jadi ketus osis tahun ini bakalan jadi pacar lo, kok bisa gitu?"Tanya Laura karena cowok mana yang akan menolak Keysil, lihatlah... Tidak pernah ada cowok yang mengacuhkan Keysil.

Kecuali cowok itu homo.

"Nanti biar kita omongin sama dia."Ujar Selena menenangkan, "Gue denger si Aiden orangnya emang ga ketebak gitu, agak aneh."

"Gue juga denger kalau dia cucu dari ketua yayasan tapi kelakuannnya kayak orang kesetanan gitu, gue tadinya mikir kalau dia mau jadi ketus osis gara-gara mau pacaran sama lo eh ternyata engga."Jelas Laura.

"Hai Key."Sapa seseorang membuat Keysil menoleh.

Cowok itu mengulurkan tangannya, "Brian."

"Keysil."Balas Keysil.

Brian terlihat malu-malu,"Chat gue semalam kenapa ga dibalas?"

Keysil tersenyum kikuk, "Gue ketiduran, kita satu kelas?"

"Iya, mangkanya gue bisa dapat Line lo dari grup."

"Maaf ya bwang, Keysil udah ada yang punya."Sergah Laura menghalangi Brian.

"Lupa hehe lo sekarang pacaran sama Aiden 'kan? Cuma 3 bulan?"Tanya Brian mencoba memastikan walaupun dia sudah tahu.

Keysil mengangguk, "Iya."

"Yaudah gue ke tempat duduk dulu, selamat belajar."Brian melambaikan tangannya salting.

------------------

"Kek."Panggil Aiden duduk dengan kaki bersilang di ruangan kepala sekolah karena kebetulan kakeknya baru saja datang.

"Kamu harus bisa jadi ketua osis yang bagus."

Aiden mendengus, "Waktu itu Dendi daftarin tanpa Alden tahu, sumpah Aiden ga pernah punya niat jadi ketua osis."

"Kapan kamu mau berubah hah?"

"Tunggu Aiden sadar, tapi bukan sekarang."

"Aiden! Kakek ga masalah kalau nama kakek jelek gara-gara kamu tapi yang kakek pikirkan adalah masa depan kamu, tunggu kakek ga nafas lagi kamu baru kau sadar?!"

Entah kenapa mendengarnya membuat kepala sekolah menahan senyuman.

Aiden mengangguk santai, "Aiden bisa ngurus masa depan sendiri, tanpa bantuan kakek."

"Kakek ga tau gimana rasanya kena cibiran dibilang terlalu bergantung sama kakek, selalu dibelain dll cuma gara-gara aku cucunya ketua yayasan."

"Pak guru."Panggil kakek Aiden pada kepala sekolah yang langsung menoleh, "Aiden kalau ngelanggar peraturan dihukum seperti biasa kan?"

Kepala sekolah langsung mengangguk, "Pasti pak, kami tidak bisa membeda-bedakan murid di sekolah ini."

"Kalau gitu Aiden tetaplah jadi ketus osis, kalau kamu bisa kakek janji kamu boleh ke luar negeri saat naik kelas."

Aliden menoleh karena tertarik,"Tapi.."

"Pikirkan."

"Setelah lulus Aiden emang mau kuliah di luar negeri, jadi ketupusan Aiden udah bulat, buat kepala sekolah saya minta tolong untuk memilih ketus osis yang baru."Ucap Aiden beranjak berdiri lalu meninggalkan ruangan itu.

---------------

Keysil bersama kedua temannya pergi ke kantin karena bel istirahat sudah berbunyi, tadinya mereka ingin mampir ke toilet tapi malah penuh karena siswi yang menghiasi wajah mereka.

"Mau apa? Biar gue yang pesen kalian cari meja."Ucap Selena menawarkan.

"Gue bakso sama es kepal."Jawab Laura.

"Gue bakso sama es teh aja, bilangin jangan terlalu manis."Pesan Keysil tersenyum pada Selena yang langsung pergi memesan.

Keysil dan Laura memilih tempat duduk nomor 12 dan mereka duduk sambil menunggu Selena yang berteriak karena ingin mendapatkan pesanannya disana.

"ASTAGFIRULLAH HALAZIM! Kerja lembur bagai kuda.. Sampai lupa orang tua.. Oh.. Hati terasa durhaka."Terdengar seseorang bernyanyi di meja paling pojok membuat seluruh perhatian tertuju kesana.

"Eh Key.. Itu si Aiden."Ucap Selena yang sudah datang sambil membawa pesanan mereka, walaupun berat Selena membawanya dengan santai karena dia punya tenaga cowok.

Keysil menoleh ke meja dimana tempat orang tadi bernyanyi, ia melihat Aiden sedang memainkan hpnya.

Entahlah, tapi Keysil merasa terpaku melihat cowok itu.

Sampai pada akhirnya teman sebelah Aiden mencolek tubuh Aiden sehingga membuat cowok itu balas menatap Keysil yang langsung membuat Keysil membalikkan badannya karena malu ketahuan.

"Dia ngeliat lo terus tuh, temennya juga gitu."Bisik Laura meminum es Keysil.

Perlahan Keysil menoleh kembali dan cowok itu masih memperhatikannnya.

Apa mungkin Aiden berubah pikiran?

---------

---------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang