20

17.3K 845 5
                                    

Keysil berjalan bersama kedua temannya di koridor sekolah, mereka sudah pulang sekolah, senang rasanya mengingat pulang sekolah tapi tidak ketika guru memberikan segudang tugas yang harus dikerjakan dalam satu hari.

Padahal mereka baru kelas 10 tapi tugasnya sudah begitu banyak.

"Mau bareng ga?"Tanya Selena menawarkan, setiap hari Selena selalu menawarkannya untuk menumpang tapi Keysil menolak sebisanya karena rumah mereka berlawanan arah, kecuali Selena datang tanpa izin saat berangkat sekolah.

"Lo ga ada pemotretan kan? Tidur di rumah gue aja."Ajak Selena, Laura mengangguk setuju.

"Papa bakalan pulang jadi ga enak kalau ga ada dirumah."

Selena mendengus, "Yaudah kalau malam libur kita nginep di rumah lo."Ucap Selena masuk ke dalam mobilnya sambil melambaikan tangan begitu juga dengan Laura yang melambaikan kipas bergambar Aliennya.

Selena dan Laura memang terbiasa mengidap dirumaunya saat malam libur karena Keenan kadang tidak pulang atau pulang subuh dan dirinya hanya bersama Reena yang gemar membawa pacarnya dirumah.

Keysil duduk di kursi satpam menunggu jemputan Keenan, dia bermain game piano tiles untuk membuang rasa jenuhnya.

Keysil mengedarkan pandangannya ke jalanan dan tiba-tiba matanya berhenti menatap seorang cowok yang sedang bersandar di mobil, Renaldo.

Karena merasa diperhatikan Renaldo akhirnya balas menatap Keysil, "Keysil?"

Keysil langsung berdiri dan menghampiri Renaldo, "Lo kok bisa disini?"

"Lagi nunggu seseorang."

"Pacar ya?"Tanya Keysil tersenyum jahil.

"Bukan kok, muka lo kenapa?"

"Kegores dikit."

Renaldo mengangguk mengerti, "Besok kita ada pemotretan kan?"

"Iya, aku ga tau bisa atau engga pemotretan dengan kondisi kayak gini."

"Banyak debu disini, ga pake plaster?"Tanya Renaldo dibalas gelengan kepala oleh Keysil, Renaldo pun masuk ke dalam mobilnya dan mencari sesuatu dalam kotak p3k.

Tak lama Renaldo keluar dengan membawa satu plaster bening.

"Lo bawa kotak p3k kemana-mana?"

Renaldo mengangguk sembari terkekeh, "Gue hobi berantem jadi sering luka."

"Terus kalau lo luka ga bisa pemotretan?"

"Gampang itu mah, dipending aja karena menurut gue asikan berantem daripada pemotretan gajelas."

Kening Keysil mengerenyit, "Terus lo kok bisa jadi model?"

"Iseng aja sih, hidup gue membosankan sama kayak Alden."

Mata Keysil menajam saat mendengar mama Alden, entah kenapa ia merasa begitu memiliki minat untuk mengenal cowok itu lebih jauh, tentu saja karena Alden adalah pacarnya.

"Nih, apa perlu gue pasangin?"Tanya Renaldo memberikan plaster yang langsung di ambil oleh Keysil.

Renaldo mengusap tengkuknya yang tak gatal, ia berdeham lalu memberanikan diri untuk kembali berucap. "Boleh minta Line lo?"

"Line lo aja sini, nanti gue tes soalnya hp gue lowbat habis main piano tadi."

Ronaldo tersenyum sembari merobek selembar kertas di buku sekolahnya bagian belakang lalu menuliskan id emailnya. "Nih."Ronaldo memberikannya sambil menatap Keysil.

"Kenapa?"Tanya Keysil sedikit salah tingkah.

"Lucu aja."Tangan Renaldo bergerak untuk mengacak rambut Keysil tapi tiba-tiba sebuah tangan menelisnya membuat tubuh Keysil spontan berbalik dan ia dapat melihat si pemilik tangan, Aiden.

Tanpa aba-aba Aiden menarik hangat Keysil dan membawanya pelan ke belakang tubuhnya, "Ngapain lo ganggu pacar gue?"

"Ga gue apa-apain kok, dia malahan yang nyamperin gue."

"Awas lo!"Ancam Aiden lalu menarik tangan Keysil dan membawanya berjalan ke arah parkiran.

Aiden melepaskan pegangannya saat mereka sudah berada di depan mobilnya, Keysil pun masuk sendiri ke dalam mobil tak lupa ia memasang seatbelt untuk berjaga-jaga.

"Mana?"Aiden mengulurkan tangannya seolah ingin meminta sesuatu.

"Apa?"Bingung Keysil.

Aiden menggeram rendah, "Id Line cowok tadi mana? Masih gue liatin ya lo minta Line nya."

Keysil pun akhirnya memberikan potongan kertas itu yang disambar oleh Aiden yang langsung membuangnya begitu saja.

"Kok dibuang?"

Aiden menghidupkan mesinnya, "Ini nih.. Lo bego atau bloon sih? Lo mau ngapain berhubungan sama cowok lai  sedangkan lo punya pacar."

Senyuman Keysil mengembang,"Jadi gue udah diakuin ya?"

Aiden tak menjawab, ia menabrak pot bunga tak sengaja lalu membawa mobilnya keluar gerbang.

"Gue mau minta izin."Ujar Keysil pelan tapi masih dapat di dengar oleh Alden.

"Gue boleh pake 'aku-kamu' 'kan?"Tambahnya.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang