99

14.7K 779 75
                                    

Selamat membaca, votenya tolong.
☔☔☔

"Ada saatnya kau harus melepaskan seseorang, bukan karena tidak mencintainya, tetapi demi menjaga hati kita sendiri agar tidak terluka lagi oleh sikap yang sama dan orang yang sama.

☔☔☔

"Keysil!"Leo berteriak panik ketika melihat adiknya terjatuh dengan lemas di tengah-tengah hujan membuat Leo langsung membuka pintu mobilnya dan berlari menghampiri Keysil yang sudah tergeletak.

"Key, kamu kenapa?"Panik Leo menepuk-nepuk pipi Keysil tapi mata adiknya tetap saja terpejam dan tubuhnya begitu lemah.

"Minggir lo."Usir Aiden yang tiba-tiba sudah berada di dekat Leo, tanpa pikir panjang cowok itu langsung menggendong tubuh Keysil dan membawanya menuju mobil milik Leo.

"Aiden!"Panggil Natalie sedikit berteriak membuat Aiden mengurungkan niatnya untuk menutup pintu.

"Maaf Nat, gue ga bisa pulang sama lo."Ucap Aiden.

Mata Natalie melirik ke arah Leo yang membuka pintu kemudi, "Lagian itu cewek udah ada yang jaga tuh, pulang sama aku aja, aku takut sama petir."

Aiden terdiam sejenak, ia menoleh ke arah Keysil yang wajahnya sudah pucat nyaris menyerupai mayat, ia beralih menatap Natalie yang menatapnya dengan tatapan berharap.

"Natalie.."Aiden menghela nafasnya gusar, "Gue harus bawa dia ke rumah sakit."

"Lagian baju kamu basah, nanti kamu sakit! Emang saking pentingnya tu cewek sampai kamu lebih memprioritaskan keselamatan dia daripada diri kamu sendiri?!"Tanya Natalie.

"Pulang sama gue, lo harus ganti baju dulu habis itu gue temenin ke rumah sakit."Natalie kembali berucap.

"Maaf, tapi gue harus ngeliat Keysil selamat sampai tujuan."

☔☔☔

Aiden menundukkan kepalanya menatapi lantai koridor, ia mengacak rambutnya frustrasi. Sudah terhitung lebih dari satu jam lamanya ia duduk di kursi luar sembari menunggu kabar Keysil.

Tadinya Aiden sempat masuk tapi dia langsung keluar karena diusir oleh dokter, sedangkan Leo masih di dalam bersama Selena yang baru saja datang sekitar 20 menit yang lalu.

Aiden bahkan tak mempermasalahkan bajunya yang basah kuyup saat ini, yang ada di otaknya saat ini hanyalah Keysil, hanya gadis itu.

Dia bahkan lupa untuk memikirkan Natalie, apa tunangannnya itu sudah sampai ke rumah dengan selamat.

Jika lama-lama begini Aiden bisa gila, apa rumah sakit jiwa masih ada yang buka? Dia ingin mendaftar rasanya.

"Oi bego."Aiden mengangkat kepalanya ketika mendengar seseorang berbicara, dan ternyata orang itu adalah Selena.

"Iya, gue."

"Pulang sono, jijik gue lama-lama liat lo."Jutek Selena, "Selain lo buat nangis lo pengen buat dia meninggal, begitu?"

Mata Aiden menajam seketika, "Salah gue?"

"Iya, ga terima? Lo itu brengsek! Dia nangisin sampah kayak lo berhari-hari dan sekarang lo buat dia hampir mati! Kenapa? Lo belum puas denger dia hampir mati, pengen dia mati beneran begitu."Bentak Selena marah,  cewek itu bahkan terlihat ingin mengeluarkan tanduk.

Aiden menahan dirinya untuk menjawab ketika ia melihat Leo baru yang baru saja keluar dari kamar inap Keysil.

"Kata dokter Keysil cuma kebanyakan pikiran jadi kebawa stress, dia juga kurang istirahat karena belajar terus. Dia butuh istirahat, kalau dia udah siuman langsung gue telfon."Ucap Leo mengabari.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang