49

14.9K 1K 7
                                    

Jika berkenan, mohon minta votenya karena satu vote sangat berarti bagi aku😊

Terimakasih yang sudah baca.

--------------

"Ini apaan?"Tanya Keysil menatap Aiden bingung, tips kencan? Yang benar saja. Keysil mengerti sifat galak yang dimiliki oleh Aiden tapi dia tidak menyangka jika cowok itu juga perlu tips untuk berkencan dengan seseorang.

Aiden langsung merampas kertas itu secara paksa, "Bisa baca ga lo?"

"Bisa dong! Enak aja."

"Bodo ah, capek gue."

"Yaudah!"Ketus Keysil langsung berjalan melewati Aiden namun tiba-tiba cowok itu menahan pergelangan tangannya membuat langkah kaki Keysil terhenti dan dirinya otomatis berbalik.

Keysil langsung menepisnya dengan wajah cemberut yang dibuat-buat, "Kenapa lagi?"

"Lo mau kemana?"

"Main ke rumah alien, puas?"Ketus Keysil lagi.

Sebuah senyuman miring terukir di bibir seksi milik Aiden, "Maksud lo mau selingkuh lagi?"

Mata Keysil melotot seketika, selingkuh katanya? Dengan siapa? Jangan bilang Aiden curiga jika Keysil selingkuh dengan Selena.

"Maksud kamu sama Selena?"

"Ngidamin apaan emak lo sampe sebego gini dapet anak! Lo pikir gue gila? Emang lo ga normal apa sampe selingkuh sama cewek?"

"Ya siapa tau kan lo berpikiran gitu."

Tatapan Aiden menajam seketika, "Gue juga liat lo jalan sama cowok, kalian berdiri di depan restoran kayak tadi! Jelas disini lo yang selingkuh."

"Cowok yang mana?"

"Ga usah pura-pura bego lagi."

Keysil pun langsung mencoba mengingat lagi dan mulutnya sedikit terbuka saat dia mengingat sesuatu, "Oh si Deon?"

"Mana gue tau namanya."

"Dia temennya Brian kok."

"Brian siapa lagi?!"

"Dia pacarnya Laura! Gue sama Deon ge berdua, camkan itu! Kita bertiga sama Selena."Jelas Keysil membuat Aiden terdiam seolah habis kata-kata.

Tangan Aiden pun bergerak membuka pintu mobilnya, ia bahkan tak lagu memikirkan Laurent yang ditinggalkannya sendirian tadi.

"Masuk."Suruh Aiden menekankan katanya.

Keysil pun langsung masuk dengan wajah cemberut, ia membanting pintu dengan kasar saat menutupnya membuat Aiden menoleh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Salah apa gue ketemu ni cewek.

"Anterin gue pulang."

"Emang, lo pikir gue mau bawa lo kemana lagi."Balas Aiden sok.

Di dalam perjalanan tak ada yang membuka suara, Keysil sibuk dengan hpnya sedangkan Aiden sibuk menyetir. Suasana di dalam mobil itu sangatlah hening seperti kuburan hingga membuat Keysil sedikit merinding.

"Gue boleh buka lagu?"Tanya Keysil mencoba meminta izin pada Aiden.

"Ga."

Dan lagi keheningan menyelimuti situasi di antara mereka berdua dan hal itu membuat Keysil semangkin merinding.

Dia melirik Aiden yang fokus menyetir, dari arah samping wajah Aiden sangat terlihat tampan dan manis tetapi saat dilihat dari depan dan saat mulutnya terbuka untuk berbicara kata tampan dan manis itu hilang sejenak dan entah kenapa hal itu membuat Keysil terus saja ingin berdekatan dengan Aiden.

Ia yakin mungkin kebanyakan cewek tidak akan tahan dengan mulut cabe Aiden tapi dirinya berbeda, karena saking bodoh dan polosnya Keysil merasa tidak punya perasaan sakit. Dirinya kebal dengan kalimat padas seperti itu.

"Aiden."Panggil Keysil pelan dan Aiden hanya menjawabnya dengan dehaman sambil menatap lurus ke depan.

"Gue ga mau pulang."

Kali Aiden menoleh, cowok itu seolah terkejut namun ia sangat handal menyembunyikan eskpresinya. "Kenapa?"

"Keenan tidur di luar, Reena ada dirumah."

"Reena?"

"Kakak gue yang ke rumah sakit pake celana kekurangan bahan itu loh yang matanya hitam gara-gara kebanyakan make makeup."

"Oh."

"Hm."

"Sekarang lo mau kemana?"

Keysil menatap kuku di jarinya, "Lapar."

"Gue nanya mau kemana bukannya lo lapar atau engga."Ucap Aiden hendak mengucapkan sesuatu lagi namun niatnya tersebut ia tunda saat melihat Keysil terlihat murung.

Melihat gadis yang biasanya ceria berubah menjadi murung seperti itu memang tidak menyangkan, bahkan sangat. Perubahan mereka sangat terlihat dan itu sama sekali tidak cocok.

"Mau makan apaan?"

Keysil pun mengangkat kepalanya, "Mau makan Aiden."Setelah itu ia langsung nyengir.

"Gue serius."

"Terserah, yang penting makanan."

Mobil Aiden pun terparkir di sebuah halaman restoran yang pengunjungnya terlihat sudah ramai, tak lama Aiden langsung mematikan mobilnya dan hendak keluar namun karena melihat Keysil yang tak bergerak dari tempatnya membuat Aiden tak jadi keluar.

"Ga mau makan?"Tanya Aiden sedikit lembut, membuat bulu kuduk Keysil seketika meremang mendengarnya.

Mungkin Aiden sedang mabuk angin malam, lupakan itu.

"Bawa aja makannnya kesini."Ucap Keysil pelan, "Gue males makan di dalam."

"Keysil!"Bentak Aiden tiba-tiba membuat Keysil terperanjat kaget.

"Ke-kenapa?"Balas Keysil membentak, ia dapat melihat Aiden yang terlihat benar-benar marah dan itu berbeda dari biasanya.

Mata Aiden bertemu dengan mata Keysil, hal itu membuat Aiden mengingat kejadian dimana Keysil memayunginya di halaman saat pemilihan ketua osis.

"Lo udah terlanjur pake 'aku-kamu' dan jangan diubah."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang