30

16.7K 806 7
                                    

-

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

"1...2...3..."

Keysil duduk di sebuah meja yang sudah disiapkan sedangkan Renaldo duduk di sebuah kursi berwarna putih dengan tangan Keysil yang menyentuh bahunya.

Dibelakang mereka ada beberapa orang tambahan untuk membuat suasana lebih hidup, setelah mengambil beberapa foto akhirnya giliran Renaldo dan Keysil berdua.

Kali ini Keysil duduk di meja sambil menyilangkan kakinya sedangkan Renaldo yang merubah posisinya menjadi berdiri memegang bahu Keysil.

"Apa kata Aiden?"Tanya nya disela-sela pemotretan.

Keysil hanya fokus bergaya tanpa berniat untuk menjawab.

"Istirahat."Ucap photografer sambil memgecek hasil fotonya, "Kerja bagus Keysil dan Renaldo."

Keysil ingin turun dari meja karena dirinya tak nyaman berada di posisi tersebut namun Renaldo tiba-tiba menghalanginya dengan berdiri tepat di depan Keysil, cowok itu bahkan mendekatkan wajah mereka!

Dasar sinting.

"Hari ini lo pulang sama siapa?"

"Abang, bisa minggir dikit ga sih?"

"Mau gue antar?"

Keysil menggeretakan giginya, "Ga perlu, diliatin orang banyak nih atau gue tentang tytd lo sekarang juga!"

Renaldo malah terkekeh mendengarnya, "Lo ga mau gue bawa ke tempat persembunyian Aiden tiap malam?"

Entah kenapa Keysil langsung tertarik dengan ucapan Renaldo barusan, "Aiden?"

"Pacar lo."

"Ga bohong kan?"

"Engga kok."Balas Renaldo mencubit pipi Keysil geram, sedangkan Keysil berharap jika Aiden memperlakukannya seperti Renaldo tapi tampaknya itu sesuatu yang mustahil.

Bahkan di dalam mimpi pun terasa sulit untuk mengabulkannya.

"Gue tunggu."Ujar Renaldo menjauh dari tubuh Keysil dan berjalan ke belakang yakni tempat rias, ia mengambil sebuah foto yang diberikan oleh seorang cowok tak dikenal.

Renaldo tersenyum miring saat melihat foto itu.

-----------------

To Keenan :

Aku dianterin temen.

Baik banget, perasaan akhir-akhir ini lo sering pulang sama temen mana cowok lagi.

Temen kok.

Sue lo, mana ada cowok sama cewek temenan paling engga salah satu ada yang nyimpen perasaan lah.

Iya-iya, aku ngerti.

Htht.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ia meminta Renaldo memulangkannya tepat jam 1.30 dan cowok itu setuju, ia juga tidak meminta izin pada ibunya saat pergi dengan rekan kerjanya ini.

Keysil melirik ke arah Renaldo yang menyetir dengan satu tangan sedangkan tangan yang lainnya fokus memainkan hp dan itu membuat Keysil was-was karena takut.

"Kita mau kemana sih?"

"Deket lagi Key."

"Iya deket laginya dimana?"

"Lo mau permen ga? Gue punya banyak."Renaldo menawarkan sembari merogoh isi tas nya dan mengambil beberapa permen tangkai yang langsung disambut oleh Keysil.

Senyuman Keysil mengembang seketika, "Makasih!"

"Lo jangan sering-sering senyum, diabetes nanti akunya."

"Emang bisa?"Tanya Keysil sambil membuka bungkusan permennya.

Sampai pada akhirnya Renaldo memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung dan ketika Keysil turun dia mengingat tempat tersebut, dimana tempat dirinya pernah main jambak-jambakan dengan Tera.

"Lo tau tempat ini?"Tanya Renaldo menyusul keluar.

"Ini bukannya clubbing? Bahaya kan ya."

"Engga kok, ada Aiden di dalam jadi aman."

Mulut Keysil terbuka sedikit karena terkejut, "Aiden? Di dalam?"

Tangan Renaldo bergerak meraih tangan Keysil dan mengenggamnya, "Ayo."

Dan Keysil pun hanya menuruti langkah kaki Renaldo, di pintu masuk ada dua orang pria yang berpakaian formal berjaga di depan dan ketika mereka masuk beberapa perhatian tertuju ke arah Keysil yang berpakaian tertutup.

Keysil bahkan masih mengenakan jaket sedangkan di dalam tempat itu lebih banyak cewek yang memakai baju setengah dan bolong-bolong.

"Duduk di sini bentaran."Suruh Renaldo dan Keysil pun menurutinya, ia duduk di mini bar setelah itu memesan air putih biasa.

Keysil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat, 80% orang menari-nari di dance floor mengikuti iringan musik, ada yang berpelukan, bahkan berciuman dan itu membuat bulu kuduk Keysil meremang seketika.

Ini terlalu mengerikan.

Dia ingin pulang secepatnya, Keysil langsung berusaha untuk mengingat letak pintu akses untuk mereka masuk namun tiba-tiba matanya terkunci saat melihat seseorang yang sedang ada di indoor.

Jarinya sangat lincah saat memutar piringan hitam di CDJ, ia memasang headseat nya sambil mengatur alat mixer dan boom! Bass lagu itu membuat semua orang semangkin menggila.

Keysil terus saja menatap orang itu yang akhirnya menoleh ke arahnya di sela-sela aktivitasnya.

Sudah ia katakan, Aiden memang unik.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang