94

13.3K 639 37
                                    

"Natalie."Panggil Aiden ketika mereka sudah sampai di apartemen Natalie, Aiden memang tidak tidur di apartemen Natalie tentunya karena ia lebih memilih menginap di hotel.

Semenjak Natalie mengungkapkan perasaannya keduanya langsung tidak berinteraksi sama sekali, Aiden fokus dengan pikirannya sendiri sedangkan Natalie menunggu karena hal yang bersangkutan dengan Aiden memang selalu berakhir dengan kata 'menunggu' bagi Natalie.

"Besok jemput aku ya, jangan lupa."Ucap Natalie tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa dengan mereka.

"Gue sayang sama lo."Ungkap Aiden membuat tubuh Natalie menegang seketika, ia nyaris memekik setelah mendengarnya.

Apa ini adalah jawaban ketika dirinya menunggu, selama ini ia telah menantikan kalimat itu keluar dari mulut Aiden walaupun dirinya sudah sering memgucapkannya kepada cowok itu.

Mimpi Natalie akhirnya terbayar.

"Tapi aku cinta sama orang lain."

Krek.

Hatinya patah seketika, apa-apaan..

"Aku udah punya pacar, namanya Keysil. Dia penyemangat aku."

"Kamu pilih dia?"

"Anggap aja begitu. Tapi bukan berarti aku ngelepasin kamu Nat, kamu punya tempat yang berbeda di hati aku begitu juga dengan Keysil. Kalian beda."

"Tentu beda, dia cuma cewek yang baru masuk ke dalam kehidupan kamu sedangkan aku adalah penyemangat kamu dari dulu sampai sekarang dan bahkan di masa depan."

"Natalie.."

"Mungkin untuk sekarang kamu milih dia, tapi kalau kamu berubah pikiran aku tetap ada disini Aiden karena aku ga bakalan kemana-mana."Kata Natalie mencoba untuk tetap tersenyum, "Kalau dia nyakitin kamu, jangan ragu datang ke aku."

"Dia ga mungkin nyakitin aku kecuali aku yang nyakitin dia."

Natalie sedikit terkejut mendengarnya, bagaimana bisa Aiden terlihat percaya diri saat mengatakannya?

"Jangan bilang dia yang jadi alasan kamu berubah pikiran? Padahal selama ini kita udah buat keputusan untuk sukses sama-sama. Jadi kamu lebih pilih cinta daripada ngejar mimpi kamu yang udah buat hidup kamu terombang-ambing selama ini?"

"Dia ga ada hubungannya sama keputusan aku."Jawab Aiden berbohong, karena Keysil memang menjadi alasan Aiden bisa bernafas lebih baik di dalam rumahnya karena alasannya ingin ke Amerika bukan hanyalah sekedar ingin mengejar mimpi melainkan untuk menghindari keluarganya.

Aiden tak ingin meninggalkan Keysil.

"Lihat? Aku kenal kamu luar dalam bahkan saat kamu berbohong aku tau."

"Aku pulang."Pamit Aiden tak ingin berdebat lagi dengan Natalie.

"Suatu hari kamu pasti bisa sadar, siapa yang harus kamu perjuangkan."Ucap Natalie tak mengindahkan ucapan Aiden.

"Masuk sana, aku pergi kalau udah liat kamu masuk."Suruh Aiden.

"Kamu cinta sama dia? Beneran cinta?"Tanya Natalie.

Aiden mengangguk, "Dia cinta pertama aku."

Entah kenapa respon Natalie sungguh mengejutkan, gadis itu tersenyum sambil melangkah mendekati Aiden lalu memeluknya.

Tawa Natalie pecah seketika,"Aku udah dewasa, Aiden."

Mendengar penuturan Natalie membuat Aiden langsung melepaskan pelukan tersebut, ia menatap Natalie kebingungan.

"Aku udah besar dan cukup ngerti untuk memahami kalau cinta itu ga bisa dipaksa, aku cuma ga mau kamu tersakiti aja. Kalau kamu pilih dia aku rela asal kamu bahagia. Tapi sesuai dengan ucapan aku yang tadi, kalau kamu tersakiti kamu bisa datang sama aku karena aku ga bakalan kemana-mana."

"Jadi.. Kamu setuju aku pacaran?"Tanya Aiden.

"Kenapa engga? Sesuai ucapan kamu tadi, jangan sampai kamu nyakitin cinta pertama kamu. Aku udah terbiasa nunggu jadi gapapa, yang aku hampir marah tadi cuma bercanda."

"Makasih, Nat."

"Tapi aku masih cinta sama kamu!  aku juga ga bisa maksain perasaan aku."Natalie melemparkan senyumannya, "Aku bukan orang yang suka maksa dan nuntut biar perasaannya dibalas."

"Dan soal tunang-"

"Jangan dibahas dulu, masuk sana. Kita bahas besok."

Natalie pun mengangguk mengerti, entah setan apa yang sedang merasukinya hingga ia tiba-tiba mencium pipi Aiden membuat tubuh cowok itu membeku.

"Natalie, jangan diulang."Aiden memperingatkan, "Aku udah punya Keysil."

"Reflek."Natalie terkekeh sambil masuk ke dalam apartemennya meninggalkan Aiden yang mulai masuk ke dalam mobil.

Senyuman Natalie sirna seketika.

Ia masuk ke dalam lift dan memencet tombol lantai apartemennya, ketika ia sudah sampai Natalie langsung menghidupkan lampu dan berjalan ke arah meja belajarnya, ia meraih benda pipih berwarna hitam lalu menghidupkannya.

Natalie menghela nafasnya saat melihat gambar seorang gadis di wallpaper hp yang saat ini ia pegang.

Jadi namanya Keysil.

Apa yang gadis itu perbuat hingga bisa mendapatkan Aiden dengan begitu mudah?

Pelet mungkin?

Natalie membuka kotak pesan, pesan yang masuk sangatlah banyak tapi perhatian Natalie hanya terfokus ke satu nama.

Keysil ❤️.

Natalie membuka pesannya yang begitu banyak dari semalam, dan Natalie sengaja menghiraukannya.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk membaca pesan dari Keysil, jari Natalie bergerak untuk mengetik sesuatu sebagai balasan.

To : Keysil ❤️

Berhenti hubungin aku.

Aku udah punya tunangan.

Dan akhirnya Natalie lebih memilih berbohong kepada Aiden.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk, Natalie tersenyum miring membacanya.

Aiden dan Keysil sudah resmi putus.

Apa sekarang ia sudah bisa mendapatkan hati Aiden?

----------

Spoiler :

"Aiden udah di Indonesia."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang