91

13.3K 654 0
                                    

Keysil berharap kenangannya bersama Aiden hanyalah sekedar mimpi dimana ketika dirinya terbangun tidak akan ada rasa sakit yang ia rasakan.

Tapi semuanya nyata, Keysil patah hati karena seorang Aiden.

Setelah membaca pesan itu Keysil merasa hancur seketika.

Ingatan Keysil kembali berputar ke kejadian malam itu dimana setelah Keysil membaca pesan tersebut, tanpa diduga Renaldo langsung merampas hpnya dan ikut membaca pesan tersebut.

Setelah itu Renaldo langsung menghubungi Aiden puluhan kali sampai nomor Aiden menjadi tidak aktif, membuat Renaldo berhenti dan pamit pulang setelah mencoba menghibur Keysil sebisanya.

Anggap saja Keysil lebai, dia baru pertama kali merasakan yang namanya jatuh cinta dan patah hati, tapi kena rasanya harus sesakit ini?

Kalian pernah dicampakan tanpa alasan yang jelas? Apa patah hati memang terasa semenyakitkan ini?

Sekarang yang Keysil inginkan hanyalah mendengar suara Aiden, Keysil tidak serendah itu untuk diputuskan hanya lewat pesan biasa seperti ini. Dia butuh kepastian.

Ulangan tengah semester telah datang, perasaan galau yang menyerang Keysil tidak membuatnya melupakan kewajiban dirinya sebagai seorang siswi sekolahan yang harus belajar menjelang ulangan.

Keysil terus belajar, tapi pikirannya selalu lari ke sosok Aiden.

Keysil ingin tahu, apa yang laki-laki itu lakukan disana?

-------------

Keysil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang 13, seperti biasa jika ulangan ruang dan tempat duduk seluruh murid akan diacak. Dalam satu kelas akan dibelah dua, dari yang namanya A-J sisanya akan dipisahkan.

Secara kebetulan Keysil satu kelas dengan Aiden, ketika masuk ke dalam kelas Keysil dapat melihat Alex dan Dendi yang terlihat duduk berduaan.

Alex yang tadinya bercanda dengan Dendi tak sengaja menangkap sosok Keysil, tangannya melambai. "Keysil!"

"Kenapa?"Balas Keysil berjalan mendekati kedua orang itu.

"Kita duduk berdua."Jawab Alex menendang tubuh Dendi hingga tertungkup.

Tanpa basa basi lagi Keysil pun duduk di samping Alex sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 7 pagi bersamaan dengan bunyinya bel.

"Keysil!"Panggil Lauea yang terlihat masuk bersama Selena.

"Eh, lu ngapain nungkup kayak gitu, nyari duit?"Celetuk Selena membuat Dendi spontan meneggakan tubuhnya yang terasa sakit.

"Minggir lo, tomboy."Bentak sambil duduk di tempatnya membuat Selena merasa ingin memutar kepala cowok itu sekarang juga.

"Banci."Cibir Selena.

"Tukeran jenis kelamin aja dah kalian."Celetuk Alex geleng-geleng melihat keduanya.

"Najis."Jutek Selena mengalihkan pandangannya ke arah Keysil, "Ada yang gue omongin, soal Aiden."

"Eh, Sel! Guru udah dateng."Tegur Laura menarik tangan Selena.

"Cepet banget, kocak dah."Gerutu Selena.

Dan benar saja, tak lama seorang guru tinggi dengan somet yang tebal masuk ke dalam ruangan mereka. Guru tersebut terlihat santai, namun manatanya sangat liar kesana-kesini.

Berselang hampir setengah jam, Alex pun selesai mengisi jawabannya karena dia memang murid yang IQnya diatas rata-rata.

"Mau gue bantu? Kakak kelas nih."Sombong Alex tapi malah tidak diresepon oleh Keysil.

"Alex."

"Hm?"

"Lo udah pernah pacaran berapa kali?"Tanya Keysil pelan takut ketahuan oleh pak guru.

"Emang bakalan ujan duit kalau gue ngitung mantan?'

"Gue jatuh cinta sama Aiden."Lirih Keysil memandangi bangku kosong yang seharusnya Aiden duduki jika cowok itu masuk sekolah.

"Keysil.."

"Aiden belum ada kabar?"

Alex menggeleng, "Kalau udah kayak gini dia pasti ikut ulangan susulan."

"Dia emang sering ngilang tanpa kabar?"

"Kerjain dulu ulangan lo yang bener, jangan mikirin soal Aiden dulu. Anggap aja gue Aiden, anggap gue sebagai laki-laki yang lo sayang dan gue saat ini ada disamping lo."Ucap Alex dengan lembut.

Alex tersenyum kecil saat Keysil kembali mengecek soalnya, ia merasa senang melihatnya.

Mendengar Aiden pergi ke Amerika tanpa berkabar pada mereka membuat Alex sangat kecewa pada sahabatnya itu.

"Jawabannya udah bener, cuma tinggal disederhanakan Key."Ucap Alex saat melihat Keysil kebingungan dengan jawabannya yang tidak ada di abc.

"Kok tau?"

"Gampang banget, lo aja kali yang bego."Ledek Alex tanpa sadar tertawa kecil.

----------------

"Gue janji! Kalau Aiden pulang bakalan gue tonjok sekali, pegang janji gue."Ucap Selena serius.

"Ga gitu juga kali."

"Emang dia pikir bisa mempermainkan lo kayak gini gitu? Ngilang terus sms mau minta putus? Ga jelas betol."Cerocos Selena sambil berjalan dengan Keysil menuju parkiran.

"Kalau emang dia mau putus gue bisa apa."Cicit Keysil menundukkan kepalanya menatap jalanan, "Tapi gue pengen dengan secara langsung."

"Udah gue bilang, pacaran itu buang tenaga!"

"Sel, Keysil ini lagi patah hati. Sebagai teman kita harus ngehibur dia bukannya malah nyalahin dia kayak gini."Tegur Laura menghela nafas.

Selena melirik Keysil sepintas lalu berdeham, "Maap gue emosi."

"Emosi ga gitu caranya."Laura membalas.

"Iya, Ra."

Saat mereka sudah hampir sampai di parkiran tiba-tiba Laura berhenti membuat Keysil dan Selena pun mengikutinya dan menatap cewek itu kebingungan.

"Abis batre lo? Sampe ga jalan gitu?"Celetuk Selena.

Mata Laura bergerak ke arah Keysil, "Kalau kejadiannya udah begini menurut gue sebaiknya lo ngelepasin Aiden, kalau dia emang cinta sama lo dia pasti bakalan nyesel. Cowok kayak gitu ga pantas dipertahanin Key, emang bener kata Selena, kita gaboleh ngemis cinta sama kaum adam."

"Gue ga ngemis cinta, gue cuma pengen kepastian secara langsung."Balas Keysil.

"Anggap aja Aiden itu cowok pengecut. Lo balas aja pesannya dengan kata 'oke'. Kalau dia memang sayang sama lo dia bakalan kembali tapi kalau engga buat apa lo masih berharap?"

"Laura.."Selena memanggil.

"Saran gue, sebaiknya kalian putus."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang