65

14.2K 789 20
                                    

"Bang Keenan..."Panggil Keysil dengan pelan, dirinya seolah kehilangan tenaga saat terkejut melihat Keenan yang tiba-tiba berlutut dihadapannya.

Kejadian ini terjadi begitu cepat sehingga membuat Keysil nyaris berpikir kalau ini adalah mimpi namun ini adalah nyata, Keenan berlutut dengannya seolah mengekspresikan rasa bersalahnya yang amat besar.

Tapi apa?

Keenan terus saja menatap ke bawah lantai,"Maaf."

"Buat?"Tanya Keysil.

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Keenan pun mengadah dan menatap Keysil, "Maaf karena gue jatuh cinta sama lo."

Refleks Keysil bergerak mundur dua langkah,"A-apa?"Keysil mendengarnya sangat jelas namun ia ingin mrndengarkannya satu kali lagi untuk memastikan.

"Gue jatuh cinta sama lo."Tegas Keenan kembali menatap ke lantai.

Tangan Keysil yang bergetar terulur ke hadapan Keenan, bagaimanapun juga Keenan adalah orang yang selalu berada di sampingnya setiap saat dan selalu menjadi orang yang senantiasa melindungi dan menyemangtinya, Keysil tidak sekejam itu untuk menyuruh Keenan menjelaskan dengan posisi berlutut seperti ini.

Karena bagaimanapun juga dia adalah Keenan, abangnya yang sangat berharga.

Keenan pun meraih uluran tangan itu dan berdiri dengan pergerakan yang sedikit letih. "Makasih."

"Sekarang jelasin."Pinta Keysil.

"Ini udah yang kesekian kalinya, gue jatuh cinta sama lo."

Keysil menahan nafasnya seketika, tidak ada yang salah, Keenan mengakui perasaannya dan itu membuat Keysil nyaris tak dapat berkata-kata lagi.

"Sejak kapan?"

Helaan nafas Keenan terdengar, "Sejak gue tau lo bukan anak kandung."

Double kill.

Apalagi ini, siapa yang bukan anak kandung? Dirinya? Demi apa?!

Keysil terdiam sejenak saat otaknya terus memikirkan kalimat Keenan baru saja, dirinya bukan anak kandung? Berarti yang melahirkan dirinya bukanlah ibunya yang sekarang?

Tidak mungkin.

"Aku.. Bukan anak kandung?"Tanya Keysil tercekat.

Keenan pun mengangguk, "Lo anak adopsi."

Tubuh Keysil hampir saja luruh ke lantai dan untung saja Keenan langsung bergerak cepat untuk membantu Keysil yang tatapannya sudah kosong dan pikirannya melayang-layang entah kemana.

"Saat itu gue SMP menjelang SMA, gue selalu berusaha buat jadi abang yang baik buat lo, gue berharap bisa menjadi pelindung lo sampai lo dapet seseorang yang bisa ngelindungin lo selain gue tapi ternyata perasaan gue terlampau begitu jauh sampai gue sadar kalau gue jatuh cinta sama lo.."

"... Gue selalu nahan perasaan itu dan berpikir kalau perasaan gue itu murni perasaan seorang abang ke adeknya tapi pas gue tau kalau kita sebenernya ga ada hubungan darah gue pun langsung sadar kalau gue selama ini memandang lo ga hanya sebagai adik tapi sebagai seorang gadis.. Seorang gadis yang menarik."

Mulut Keysil spontan terbuka, ia merasa tak percaya dengan penuturan Keenan baru saja namun semuanya sudah jelas. Keenan baru saja mengakuinya dan apa lagi yang harus ia sangkal?

Keenan menatap Keysil dengan lembut, "Tapi seiring berjalannya waktu perasaan itu hilang begitu aja Key, gue sadar kalau lo ga bisa ngerasain hal yang serupa sama gue dan gue bertekad akan tetap jadi abang buat lo."

"Bang.."Lirih Keysil.

"Lo masuk ke dalam kamar gue kan? Gue ngedekorasinya pas SMA dan soal lukisan bukan gue yang buat, setiap momen yang gue laluin sama lo gue abadikan. Maaf kalau gue kelewatan bata tapi gue ga pernah nyesel pernah suka sama lo lebih dari adik dan percaya sama gue.. perasaan lo udah lenyap gue yang sekarang adalah Keenan yang sayang sama lo sebagai adik."Tubuh Keenan bergerak mendekat ke Keysil dan memeluknya sambil mengelus kepalanya lembut.

"Ini gue Key, Keenan."Ucap Keenan pelan nyaris terisak, "Abang lo."

Tak lama tubuh Keysil pun bergetar di dalam pelukan Keenan, seperti dugaan Keysil, ternyata Keenan pernah menyukainya lebih dari seorang 'adik' dan hati Keysil menghangat seketika saat mendengar Keenan berkata jika dirinya sudah kembali ke jalan yang benar.

"Gue ga mau hubungan kita hancur cuma gara-gara ini, gue awalnya mau nyembunyiin perasaan ini tapi gue juga ga mau ngebohongin lo terlalu lama."

Keenan menguraikan pelukannya dan menyentuh pipi Keysil lalu mengusapnya dengan lembut, "Sekali lagi maaf."

Keysil tak berani menjawab, ucapan itu seolah membekukannya.

"Mulai sekarang gue bakalan jadi pelindung, motivasi, orang yang selalu menyayangi dan mencintai lo sebagai seorang abang."

Lagi-lagi Keysil tak berani menjawab.

"Soal orangtua, lo tanya aja sama abang kandung lo."

Keysik kembali dibuat terkejut setengah mati, dia sudah ditimpa 3 fakta mengejutkan hari ini. "Aku punya abang?"

"Punya."Tubuh Keenan langsung berbalik, matanya menatap ke satu titik dimana yakni tepat di posisi Leo yang tengah asik menggambar seolah dirinya tidak mendengarkan perbincangan Keysil dan Keenan sehari tadi.

"Siapa abang aku?"

"Leo."

----------

Besok up 3 chapter.

Bakalan semangkin dilerjelas konflik nya.

Please vote guyssss.

Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo.

Keysil.

Keenan.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang