80

14.6K 668 11
                                    

"Siapa?"Tanya Reena kepo sembari mengintip ke layar hp milik Keysil.

"Pacar gue."

"Yang alisnya tebel terus yang bibirnya kissable itu ya?"

"Iya, Aiden namanya."

"Yaudah sana pergi, hati-hati aja gue embet nanti."Ucap Reena bercanda.

Keysil pun mengangguk sembari beranjak berdiri dan mengemaskan hadiah miliknya, "Gue titip disini dulu."

"Hm, nanti malam baru kita omongin mama semuanya."

"Terserah sih, gue pergi dulu."Pamit Keysil berjalan ke arah pintu keluar.

"Cuma mau ngasi saran kalau cowok itu lebih suka liat rambut cewek berurai."Ucap Reena memberi pesan karena memang kebanyakan seperti itu faktanya membuat Keysil langsung melepas ikat rambutnya membuat kecantikan gadis itu semangkin bertambah.

Keysil pun menutup pintu dan berjalan menuruni tangga, ia media Leo dan Keenan tampak sedang bermain game di ruang tengah.

"Bang Leo."Panggil Keysil membuat Leo sontak menoleh begitu juga dengan Keenan yang kepo.

"Kayaknya aku ga jadi pindah deh, nanti kita omongin malem aja pas papa dateng."

"Okelah, tadi ada si Aiden di luar, kita paksa masuk malah takut, ga tau masih ada di luar atau kagak."Celetuk Keenan.

Setelah mendengar ucapan Keenan Keysil pun langsung berlari kecil ke arah pintu rumahnya dan saat ia keluar mobil Aiden tidak ada disana.

Keysil meraih mengambil hpnya dan mencoba menelfon pacarnya itu tapi tidak diangkat sampai sambungannya otomatis tertutup.

Mata Keysil beralih menatap sepasang sendal baru milik Keenan yang dibelikan oleh Leo kemarin, di detik berikutnya Keysil langsung menepurnya di bawah pot bunga.

Keysil semangkin kesal saat Aiden tak kunjung mengangkat telfonnya dan tak lama sebuah mobil putih datang ke rumahnya, dan itu adalah mobil Aiden.

Senyuman Keysil mengembang melihatnya namun senyuman itu lenyap seketika saat dirinya melihat ada Alex dan Dendi yang menyongolkan kepalanya di jendela.

"Haii!"Sapa keduanya serentak.

Keysil pun langsung masuk ke dalam mobil tepatnya disebelah Aiden yang hanya dapat terkekeh kecil melihat ekspresi Keysil.

"Mereka ikut?"Tanya Keysil dengan nada kesal, ia memposisikan tubuhnya agar menghadap ke belakang.

"Iya, kasian."Jawab Aiden menghidupkan mesin mobilnya dan memutar mobil tersebut.

"Ini buah, Aiden yang beliin."Alex memberikan sebungkus buah jeruk yang terlihat menggiurkan membuat Keysil langsung menerimanya.

"Kata Keenan kamu ga suka coklat, jadi aku beliin buah."Aiden membuka suara.

"Dendi bukain kulitnya dong."Pinta Keysil pada Dendi yang mulutnya sedang konyam-konyam memakan permen yupi.

Dendi pun menuruti permintaan Keysil karena Aiden menatapnya lewat kaca dengan tatapan memerintah.

"Kalian ga jalan sama pacar kalian? Masa orang ganteng ga punya pacar."Celetuk Keysil membuat Aiden menggeram, entah kenapa dia tidak suka saat Keysil memuji cowok 'Ganteng' selain dirinya.

"Gue emang jomblo."Jawab Alex tegar.

"Pacar gue lagi selingkuh, gue rela."Jawab Dendi.

"Pacar lo selingkuh? Kok bisa?"Tanya Keysil.

"Iya, selingkuh sama mas-mas di salon, masa setiap hari kesana pake alasan mau perawatan! Bilang aja mau godain laki-laki berparas perempuan disana."Cerocos Dendi memberikan jeruk yang kulitnya sudah ia buang kepada Keysil.

"Gue tiba-tiba pengen beli sosis deh."

"Mau dibeliin?"Tanya Aiden melirik Keysil yang masih menghadap ke belakang.

"Ga perlu, aku pengen sosis yang ukurannya besar, aku liat di drama Korea tadi."

"Ehemmm."Dendi berdeham.

"Kode nih."Sahut Alex kemudian.

"Lu berdua diam sebelum gue tampar bolak-balik."Sinis Aiden membuat kedua temannya langsung kicep.

--------------

"Keysil, lu jelmaan kambing ya?"Dendi menyeletuk sambil memperhatikan makanan Keysil yang banyak sayurnya.

"Belum pernah ngerasain di tampar seribu kali lo."Geram Aiden.

Saat ini mereka sedang berada di rumah makan dekat pantai karena Dendi dan Alex yang tiba-tiba ingin meminum air kelapa langsung dari buahnya dan Keysil pun ikut-ikutan.

"Mau beli bakso?"Tanya Aiden pada Keysil yang mengangguk antusias.

"Bilangin mienya dikitin sayur ijonya banyakin."

Aiden hanya mengangguk paham dan beranjak berdiri, sebelum pergi cowok itu mengacak rambut Keysil gemas membuat Alex dan Dendi bersiul menggoda.

"Gue baru pernah liat Aiden sebahagia itu, hobinya itu cemberut dan suka ngomong pedes."Ucap Dendi kagum dengar perubahan Aiden, karena waktu Dendi pernah mencoba mengajarinya memainkan gitar menggunakan tangan kiri Aiden sering marah-marah tidak jelas dan bahkan dia selalu menghancurkan gitarnya sampai akhirnya dia bisa kembali memainkan gitar.

"Kalau tiba-tiba Aiden nyakitin lo, langsung bilang ke kita."Suruh Alex pada Keysil.

"Eh Key, fotoin kita berdua dong."Pinta Dendi menyerahkan iphonenya kepada Keysil yang malah terlihat kebingungan.

"Kenapa?"Dendi bertanya.

"Ga tau mainnya."

Dendi tertawa mendengarnya, ia pun langsung membuka kamera dan menyerahkannya kembali pada Keysil, kemudian Dendi dan Alex pun bergaya saling merangkul.

"Eh mba, fotoin kita dong."Pinta Alex pada seorang pelayan cewek yang lewat.

"Sini Key."Alex menepuk kursi di tengah alhasil Keysil duduk diantara kedua teman Aiden itu.

Mereka bertiga tersenyum.

"Makasih."Ucap Keysil yang langsung dibalas senyuman oleh pelayan tersebut.

Keysil pun kembali ke tempat duduknya dan mengecek hasil fotonya namun tiba-tiba ia merasakan sebuah getaran dan ternyata itu berasal dari hp Aiden.

Sebuah panggilan masuk.

Dari Natalie.

Keysil baru ingat jika Aiden hanya menyimpan tiga kontak nomor waktu itu, yang mana adalah Dendi, Alex dan Natalie.

Tapi siapa Natalie?

---------

Aku udah agak ngantuk hehe.

Sekedar informasi kalau emaknya Keysil namanya "Natali" doang sedangkan yang nelfon Aiden itu "Natalie"

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang