41

15.6K 826 3
                                    

Keysil tertegun mendengar penuturan Aiden baru saja, jangan sama yang lain? Dirinya seakan ingin terbang, seseorang tolong tangkap Keysil.

Keysil pun menarik nampan itu dan memakan makanan di harapannya dengan pelan, ditengah-tengah aktivitas makannya ia melirik ke arah Aiden yang memakan makanan Dendi dan Dendi membeli yang baru.

"Gue nyuruh makan bukan bengong."Tegur Aiden pada Keysil yang langsung kembali makan.

"Romantis dikit kali bang, modal peka dikit kek cewek itu kalau lemot makannya ciri-ciri mau disuapin."Ucal Renaldo menasihati abang tirinya itu.

Aiden menatap Renaldo tajam, "Bacot lo."

"Gue rebut pacar lo, nyaho nanti tau rasa."

"Coba aja, rebut."

"Beneran?"

"Hooh, kalau dia mau."

Sontak Keysil pun mengangkat kepalanya dan menatap kedua orang yang sedang berdebat itu sedangkan Alex malah pura-pura tidak mendengar dan sok sibuk dengan hpnya.

"Lo mau kan Key?"Tanya Renaldo.

Keysil menelan makanannya, "Mau apa?"

"Gue rebut."

"Rebut gimana? Emang gue barang apa."

"Denger tuh."Celetuk Aiden tersenyum kemenangan.

"Yaudah, kalimatnya gue ganti. Lo mau ga selingkuh sama gue? Nanti habis tiga bulan kita pacaran resmi."

Respon Keysil sungguh mengejutkan! Ia mengangguk dengan semangat membuat Aiden nyaris menganga.

"Boleh."

Brakk.

Aiden menampar meja.

"Makan ga, tar mati ga makan-makan."Sinis Aiden.

"Santai dong, ngegas mulu."

"Kalau dilembutin nanti ngelunjak, cewek emang gitu."

Keysil hanya mengerucutkan bibirnya menahan kesal lalu kembali menyantap makanannya, ia melirik Aiden yang terus memperhatikannya membuat Keysil merasa salah tingkah.

Mata Keysil bertemu dengan mata teduh Aiden membuat pipinya memanas seketika.

"Gue bilang makan, tar mati."

"Ini lagi makan."

"Itu ngomong, bukan makan. Bego banget jadi pacar."

Keysil langsung tersedak makanannya saat Aiden memanggilnya dengan sebutan 'pacar' baru saja, matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali sambil menatap Aiden.

Pipinya seketika memerah dan detak jantungnya berdetak begitu cepat membuat Keysil langsung cengo begitu saja.

"Kenapa lo? Mabok?"Tanya Aiden memecahkan pikiran Keysil seketika.

"Ga kok."

"Kirain."

----------------

"Mana kursi roda lo?"Tanya Aiden saat mereka sudah selesai makan.

Keysil menggeleng sebagai jawaban, "Ga bawa."

"Terua lo kesini pake apaan?!"

"Pake gojek."

"Gue lagi serius."

Keysil langsung cemberut mendengarnya. "Digendong sama Renaldo."

"Kalau lo ga mau biar gue gendong lagi aja."Ucap Renaldo masuk ke dalam pembicaraan mereka.

"Belum pernah ngerasain ditampar bolak-balik lo ya."Geram Aiden.

"Lelet amat pak lurah, udah gendong aja."Celetuk Dendi lelah menunggu.

Alex pun mengangguk setuju, "Gengsi amat, meninggal ketiban gengsi nyaho lo."

"Lo aja yang mati ketiban gengsi, gue mah ogah."Sembur Aiden seketika.

Aiden pun menatap Keysil,"Kaki lo sakit?"

"Iya, sakit kok."Jawabnya begitu polos, "Mau digendong."

"Jangan."

"Pelit."Cibir Keysil.

Aiden pun mengulurkan tangannya ke arah Keysil,"Gandengan sama gue biar kaki lo cepet sembuh."

"Kan masih sakit."

"Kaki lo harus di gerakin kalau engga nanti kaku malah mangkin sakit! Jangan manja deh, cepetan."Bentak Aiden membuat Keysil langsung menerima uluran tangan itu dan mengandeng tangan Aiden.

Aiden menuntun Keysil berjalan yang masih agak pincang, Keysil terus berpegang erat ke arah Aiden yang entah kenapa merasa senang karena Keysil berkegantungan dengannya saat ini.

"Ai aku mau beli minuman dingin."Rengek Keysil saat mereka berada dekat dengan resepsionis sedangkan Renaldo, Alex dan Dendi sudah pergi terlebih dahulu.

"Tunggu."Ucap Aiden membantu Keysil duduk di kursi panjang.

Tak lama Aiden pun datang dengan membawa segelas minuman hangat bukannya dingin.

"Kamu tuli ya? Aku kan nyuruh beli yang dingin."

"Lo sakit minum yang dingin?! Orang sakit itu minum yang anget, ga usah bego deh."

"Bego-bego gini aku pacar kamu tau."

"Emang."Balas Aiden singkat sembari berjongkok dengan kaki kanannya yang bertumpu dengan lantai di depan Keysil.

"Kamu kenapa? Pengen buang hajat?"Tanya Keysil dengan polosnya sambil meminum minuman yang dibelikan oleh Aiden.

"Sini, biar gue gendong."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang