76

13.4K 688 5
                                    

"Kata Reena kamu mau pindah, jadi mama kesini."Ucap Natali sambil berjalan ke arah Keysil dengan gayanya yang terlihat anggun seperti biasa.

Keysil mengalihkan pandangannya ke segala arah berusaha untuk tidak membalas tatapan ibunya.

"Barang kamu udah dikemaskan?"

"Jadi mama ngusir aku?"Tanya Keysil memberanikan diri.

"Bukannya kamu yang emang mau pergi?"

"Keysil belum bilang kalau mau pindah."

"Memangnya kamu masih punya alasan buat menetap dirumah ini? Kamu tahan atas perlakuan Reena dan mama angkat kamu ini hah? Kamu udah ketemu sama saudara kandung kamu dan bahkan keluarga barunya memgajak kamu buat menjadi keluarganya juga, apa yang buat kamu nolak?"

Terlihat Reena yang baru saja keluar dari kamarnya dan menyeret tiga buah koper, tepat di atas tangga Reena berhenti dan menyilangkan tangannya di dada.

"Gue lupa kalau Keysil itu orangnya lemot, jadi gue kasian aja."Ucap Reena tersenyum meremehkan, "Pakaian lo semua udah gue masukin, tolong ambil barang lo sisanya dan usahain ga ada yang tertinggal karena gue ga mau lo datang lagi kesini dengan alasan apapun itu."

Keysil merasa terhenyak begitu saja, ini namanya dia diusir namun sedikit diperlembut bukan? Mimpi buruk Keysil selama ini akhirnya terjadi dimana dia akan dikeluarkan dari rumah ini karena dirinya memang sebuah kutukan.

Jika Keysil akan pergi berarti dia akan benar-benar merindukan rumah ini, juga Reena, ibunya dan ayahnya.

Tanpa disadarinya sebulir air mata sudah jatuh membasahi pipi mulusnya, hidungnya juga bahkan sudah memerah.

"Aku bakalan pergi habis sarapan."

Entah apa yang terjadi namun ekspresi ibunya berubah seketika, apa sebegitu bencinya hingga Keysil harus pergi sekarang juga? Bahkan Keysil tidak diperbolehkan makan di rumah ini untuk terakhir kalinya.

"Berarti kita makan diluar aja ma, Reena ga mau makan sama dia."Sinis Reena menuruni tangga meninggalkan tiga koper milik Keysil.

"Pastikan kamu sudah pergi setelah kami pulang ke rumah, saya sebagai ibu angkat kamu tidak mau meminta maaf karena presetan dengan perilaku saya terhadap kamu bagaimanapun juga saya sudah membesarkan kamu selama 16 Tahun."Ucap Natali yang entah kenapa terlihat sedikit bergetar atau hanya Keysil salah melihatnya.

"Asal lo tau Key, papa bakalan pulang malam ini, lo tau kenapa? Karena dia denger informasi kalau lo mau pindah siang ini."Ucap Reena menggandeng ibunya, "Setelah ini keluarga kami bakalan bahagia, tanpa lo tentunya."

"Aku juga harus pamit sama papa."Ucap Keysil.

"Terserah, lo hubungin aja papa langsung yang penting jangan muncul di hadapan kita lagi."Balas Reena,"Gue nyesel pernah mau jadi kakak lo."

Isakkan kecil pun terdengar namun Keysil terus saja berusaha untuk kuat menghadapi semuanya. "Makasih untuk semuanya."

"Ga usah sok nangis gitu lagi, cepet sarapan dan angkut semua barang lo."Sentak Reena begitu saja, "Ayo ma."

Reena dan Natali pun langsung berjalan ke liar rumah, tak lama suara mesin mobil hidup terdengar dari luar langsung melesat jauh.

"Mau makan apa, Key? Bibi buatin."Ucap bi Endang tersenyum ceria seolah tidak tidak ada apapun yang terjadi.

Begitulah ciri khas bi Endang, dia berusaha menjadi penghibur saat Keysil merasa terpuruk, dia selalu tersenyum saat Keysil menangis, Keysil merasa beruntung bisa mengenalnya.

Keysil pun tersenyum lirih, "Keysil mau makan ayam."

"Siap, dilaksanakan!"Seru bi Endang sembari membuka pintu kulkas.

Terdengar suara pintu terbuka di belakang Keysil membuat gadis itu berbalik dan ia mendapati kedua abangnya sudah terlihat tampan dan rapi.

Seperti Chanyeol dan Sehun, atau Jungkook dan V?

"Mama dateng?"Tanya Keenan menutup pintunya nyaris membuat kaki Leo terjepit.

"Iya, dia pergi makan sama Reena."

"Mama ngomong apa?"Tanya Keenan lagi.

Keysil menggeleng kecil, "Ga ada lagi."

Leo yang sedari menatap Keysil yang sedikit lebih rendah darinya langsung menoleh ke arah tangga, tempatnya diatas.

"Itu punya kamu?"Tanya Leo menunjuk koper Keysil membuat Keenan mengikuti arah terlunjuk Leo.

"Keysil."Keenan menatap Keysil dan tatapan sedih campur terkejut.

"Ahh itu, Reena nolongin aku buat ngerasain barang aku."

"Keparat!"Umpat Keenan, "Masukin lagi koper lo ke dalam kamar."Suruhnya tegas.

Mata bulat Keysil mengerjap-ngerjap," Aku udah bilang kalau aku mau pindah."

"Keysil! Gue tau lo tetap mau disini."

"Lo ga bisa maksa adek gue gitu, buat apa lo mempertahankan adek gue dirumah ini kalau yang lain juga ga nerima kehadiran Keysil? Selama ini lo terus berusaha sayang sama dia, jaga dia disini tapi lo liat? Dia tertekan. Biarin dia pergi."Ucap Leo berbicara dengan baik-baik.

"Non, ayamnya udah matang!"Seru bi Endang membuat Keysil berbalik.

"Aku ke atas bentar, mau ngambil hp."Pamit Keysil berlari kecil menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Leo dan Keenan yang duduk berduaan di meja makan.

Keysil mengecek charger hpnya yang masih setengah, namun ia langsung mencabutnya dan sekilas ia melihat pesan masuk dari Aiden yang sudah terbaca, apa mungkin Reena?

Keysil pun kembali keluar dan memandangi sekeliling kamarnya sejenak, dia akan merindukannya.. Sangat.

Keysil akan mengemaskan sisanya setelah makan, kemudian Keysil pun keluar dari kamarnya, ia hendak turun ke bawah namun niatnya terurung saat ia melewati kamar Reena.

Ucapan bi Endang tempo hari memenuhi pikirannya seketika, Keysil pun mengumpulkan kebaraniannya dan melangkahkan kaki menuju kamar Reena, ia membukanya sedikit dan menghela nafas.

Masuk?

Tidak?

Masuk?

Tidak?

Dan Keysil akhirnya masuk, kesan pertama kali memasuki kamar Reena tak jauh berbeda saat dirinya masuk ke dalam kamar Keenan untuk pertama kalinya.

Dia terkejut dan kagum di dalam waktu yang bersamaan.

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang