96

13.8K 734 32
                                    

Galau.

Dalam seumur hidupnya Keysil baru saja merasakan yang namanya galau. Walaupun dia sudah berusaha untuk melepaskan Aiden tetapi hatinya tetap saja tidak rela.

Mengingat nama 'Aiden' hanya membuat mood nya rusak dan hatinya terus sakit.

Ketika mengingat kenangan mereka banyak ingin membuat Keysil membuang airmatanya tak berguna.

Keysil ingin sekali berhenti untuk merasakannya tapi dirinya tidak tahu, dengan cara apa dia bisa melupakan sosok yang terus saja menghantui pikirannya akhir-akhir ini.

Jujur, dia merindukan Aiden sekaligus membancinya.

Beberapa hari terakhir Keysil menyibukkan dirinya dengan kerja kelompok dan belajar keras bagai kuda, alhasil dia dapat sedikit melupakan Aiden.

Keysil mengalihkan pandangannya ke arah jendela, sekarang mereka sedang mengerjakan ulangan biologi dan karena bantuan kisi-kisi Keysil bisa menjawabnya dengan mudah.

Hujan, sekitar 10 menit yang lalu hujan turun dengan deras.

Sebuah senyuman terukir di bibirnya, ia sangat menyukai hujan.

Tidak tahu kenapa.

"Udah selesai?"Pertanyaan Alex berhasil memecahkan ketenangan Keysil begitu saja.

Keysil pun menoleh ke arah Alex, "Udah."

"Mau permen?"Tanya Alex.

"Mau!"Seru Keysil menjulurkan tangannya dan Alex pun langsung memberikan permen yang ada di dalam kantong celananya.

Alex memang pecinta permen, saat cowok nakal lainnya menghisap rokok dia lebih suka menghisap permen. Dia memang tipe ideal cowok yang paling dikagumi di kalangan kaum hawa.

Keysil membaca tulisan di balik permen kiss 'Kamu cantik.'

Tanpa sadar Keysil malah tersenyum kecil, "Makasih."

"Gue pilih random, jangan geer."

"Maksudnya? Random?"

"Acak gitu Key."Geram Alex, "Lu cantik-cantik kudet."

"Situ nya aja yang sok-sokan pake bahasa rumit gitu."

"Dendi woi!"Panggil Dendi setengah menjerit kecil membuat Alex membalikkan badannya menghadap ke arah sahabatnya itu.

"Nomor berapa?"Tanya Alex yang sudah peka terlebih dahulu.

"Semuanya! Gue tadi keenakan tidur gara-gara ujan nih."

"Pake nyalahin ujan segala lo kambing cengo."

"Cepetan sini."Pinta Dendi menjulurkan tangannya, dengan senang hati Alex pun memberikan lembar jawabannya.

Jadi begini, berbagi itu indah.

Membantu teman bisa mendapatkan pahala.

"Alex."Panggil Keysil.

"Kenapa?"

"Fungsi dinding sel apa ya? Gue lupa."

Alex berpikir sebentar, beberapa detik kemudian dia menjawab. "Melindungi sel kalau ga salah."

"Kamshahamida."

"Sok pake bahasa Jepang segala."Ledek Alex.

Plakk.

Tanpa pikir panjang Keysil langsung menampar lengan Alex,"Itu bahasa Korea."

"Maaf dong kalau salah, jangan main pukul-pukul."

AIDEN [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang