《M.I.L 32》

1.1K 71 12
                                    

             Beberapa Saat Kemudian.
        Motor Ali baru sampai di depan rumahnya.Ali membuka helmnya dan dia melihat rumahnya agak ragu.Dia mengingat kalau dia telah membuat Prilly hamil.Kalau seandainya Orang tua Ali tau gimana kalau Ada seorang wanita mengandung anak Ali yaitu Prilly.Ali menjambak rambutnya Frustasi rasa takut itu menghantui Ali.Ali takut melihat kekecewaan Orang tuanya dan Ali takut kalau orang tuanya membencinya.Apalagi Kalau Orang tuanya tidak mau menganggap dia anaknya.Ali nggak akan bisa hidup kalau harus lihat kekecewaan Orang tuanya dan Ali juga nggak kuat kalau harus melihat tatapan kebencian orang tuanya.Dia rela di benci oleh semua orang tapi dia nggak bisa kalau dia harus dia di benci keluarganya.Dia nggak bisa membayangkan hal itu terjadi.Ali turun dari motornya dan Dia hendak melangkah memasukin halaman rumahnya tapi Ali merasa ragu.
Dia merasa dia nggak pantas untuk menginjakkan kaki rumah keluarganya.Dia udah mengecewakan mereka dan sangat mengecewakan mereka.Dia gagal menjaga kehormatan keluarganya.Dia gagal.
Ali mengepal tangannya berusaha menahan air matanya yang ingin tumpah karena rasa takutnya.Ali masih terdiam di tempatnya dan dia sama sekali belum siap melangkah ke halaman rumahnya.Dia mati matian menahan air matanya dan berusaha mati matian untuk bersikap seperti biasa.

Puk.

           Ali terkejut karena tepukan seorang di bahunya dari belakang.
Ali mengusap Air matanya dan membalikkan badannya menghadap orang yang menepuk bahunya.

"Mbak Aleena" Ucap Ali tertahan.

            Aleena melihat Ali yang nampak gelisah.Dia berjalan maju mendekati Ali dengan tatapan intimidasi.Ali melangkah mundur dari kakaknya karena ketakutan melihat tatapan intimidasi dari kakaknya.Untuk pertama kalinya dia takut sama Aleena.Sejak dia dan Prilly melakukan kesalahan besar itu dan pada akhirnya Prilly berakhir hamil anak dia.Membuat Ali takut untuk bertatap muka dengan keluarganya.
Ali hanya menunduk Tak berani menatap mata sang kakak.Aleena bingung ada apa dengan Adiknya.
Dia merasa kalau Ali nampak gelisah sebulan ini dan Ali juga sering melamun.

"Lo kenapa sich,Kok gelisah gitu Lihat,Mbak,Lo ngelakuin kesalahan ya ?" Tanya Aleena tiba tiba.

            Tiba tiba tubuh Ali menegang mendengar pertanyaan Aleena dan Ali mengepal tangannya untuk menutupin kegelisahannya.

"Nggak,Gue nggak ngelakuin Kesalahan apapun kok Mbak" Ucap Ali berbohong.

"Kalau Lo nggak ngelakuin Kesalahan,Kenapa lo kayak gelisah gitu lihat gue ?" Tanya Aleena.

"Nggak kok,Biasa aja,Mbak aneh" Ucap Ali berbohong lagi.

"Oke lupain soal itu,Mbak mau nanya ?,Kemana aja kamu,Kok baru pulang sekarang ?,Apalagi ini udah malam lagi ?" Tanya Aleena ke Ali.

"Tadi Ali belajar Bareng sama Satria,Udah Itu Ali main Ps Sampai Ketiduran,Jadi Ali pulang ya Malam Dech,Karena Ketiduran di rumah Satria" Ucap Ali berbohong lagi.

"Benaran lo ketiduran di rumah Satria ?" Tanya Aleena masih belum Percaya.

"Benaran Ali ketiduran di rumah Satria" Ucap Ali masih menunduk.

"Oke,Gue  percaya sama omongan lo,Tapi Jangan di ulangin Lagi,Gue nggak suka lo pulang malam" Ucap Aleena.

"Iya Mbak,Ali janji Nggak bakal pulang malam Lagi" Ucap Ali.

            Tiba tiba Aleena memegang kedua bahu Ali dan mendonggakkan wajah Ali untuk menatapnya.Ali menatap Sang Kakak dengan Tatapan Penuh rasa bersalah.Aleena merasa ada yang beda dari tatapan Adiknya.
Tidak seperti tatapan Biasa yang sering Ali lontarkan Ke Aleena.

"Mungkin Lo menganggap gue terlalu Mengekang lo,Tapi gue lakuin ini terbaik buat lo,Karena gue Nggak mau  kalau lo sampai menghancurkan nama keluarga kita,Kita emang miskin Li tapi Kita harus Biss menjaga nama baik keluarga kita dan Gue batasin lo pulang malam,Karena gue nggak mau lo sampai melakukan hal yang tidak tidak di luar" Ucap Aleena nampak serius.

Mistake In Love 《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang