Bab.11

3K 232 1
                                    





   Setengah jam kemudian arina datang dengan beberapa kantong kresek yang sudah penuh,Andriyana yang melihat pun tentu tak tinggal diam saja,ia berlari membantu arina membawa kantong belanjaannya itu.

"Unnie jangan lebih baik anda duduk saja,biar saya yang membawa semua belanjaan ini"tolak arina tak enak.

"Suuuuttt.......udah lo diem aja,biar gue bantu,badan lo itu kecil ngak bakal kuat ngangkat barang sebanyak ini"unjar Andriyana mengambil dua kantong keresek yang penuh dengan bahan-bahan makanan,sayuran dan bibit tanaman.arina ingin protes namun dirinya terdiam takut saat melihat tatapan tajam dari Andriyana.

Andriyana menyimpan semuanya di atas meja makan,yang letaknya ada di ruang tengah,begitupun dengan arina.dengan penuh semangat Andriyana mengeluarkan semua bahan-bahan yang dirinya pesan tadi.

"Owh...iyah na gimana,lo udah nyuruh seseorang buat ngerenofasi ni rumah?"Andriyana berbalik menatap arina yang sedang asik menatap bahan-bahan yang ada di meja,merasa dirinya di tanya dengan cepat arina tersadar.

"Eh...ya sudah unnie mereka akan datang besok pagi"jawab arina pelan,Andriyana hanya mengangguk pelan,"owh iyah kapan barang kaya tv,kasur,kursi sama yang lainnya dateng,lo ngak lupa kan?"

Arina menggeleng ,"tidak unnie saya ingat,dan kata pegawainya semua barangnya akan di kirim dua hari lagi"ucapnya.

"Yaudah bagus,tolong bantu gue buat nanam semua bibit yang ada di dalem kantong"unjar Andriyana menyuruh arina untuk menanam semua bibit tumbuhan bunga yang ia beli.

Arina yang bingung pun bertanya dengan takut,"mianhae unnie jika saya lancang,kalau boleh tau untuk apa anda membeli semua bibit ini?"tanyanya sambil menunduk takut.

Andriyana yang mengerti apa maksud yang pelayan kecilnya itu tanya kan,hanya bisa tersenyum tipis"jadi gini gue punya rencana bakal buka toko bunga,dan semua bibit bunga ini kita tanam di depan sama belakang rumah,kebetulan lahan sekitar rumah kita kosong,jadi gue bakal tanam semua bunga ini di sana,gimana setuju?"ucap nya dengan semangat.

Arina sempat terkejut dengan ide nyonyanya itu,namun ia merasa senang dan khawatir secara bersamaan,senang karena nyonya nya yang semula pendiam,pemalas dan suka mengurung diri di dalam kamar,sudah mulai berani mencari kegiatan lain,dan memulai sebuah usaha.namun ia juga merasa khawatir jika tuan taehyun tau,ia takut jika orang itu akan marah karena mereka berani menanam bunga di sini tanpa sepertujuan dari dirinya.ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap majikannya ini.

"Mian unnie saya merasa khawatir jika tuan tau,dia pasti akan marah karena menanam semua bibit ini di sini,tanpa meminta persetujuan darinya.dan saya takut jika tuan marah pasti dia akan menyiksa anda lagi seperti hari-hari yang lalu"arina berucap sambil menatap Andriyana Penuh kecemasan.

Andriyana sempat terenyuh dengan sikap arina yang penuh kasih sayang terhadap dirinya,jika seperti ini ia jadi teringat dengan sikap abangnya farleno yang sering bawel,dan suka posesif jika menyangkut hal tentang dirinya.mengingat hal itu membuat ia sedih dan juga rindu dengan pria itu.

Dengan pelan Andriyana menghembuskan nafas nya kasar,"lo tenang aja gue pastiin tu buaya ngak bakal marah"ucapnya mencoba meyakinkan pelayannya ini dengan senyuman hangat.arina yang mendengar itu hanya bisa mengangguk pelan,namun saat dia mendengar kata"buaya" dari perkataan nyonyanya,membuat dirinya tertawa ngakak di dalam hati.dasar Andriyana ada-ada saja,ngak takut dosa apa pake ngatain suami sendiri buaya.

"Oke sekarang udah jam berapa si?"

Arina menoleh kearah jam yang ada di dinding "sekarang baru jam 09:30 kst unnie"unjarnya

Menjadi istri idol yang terabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang