63 | Tamu Tak Diundang

120K 10.9K 468
                                    

Tangan Naqiya tidak berhenti mengelus perutnya. Pertumbuhan bayi di rahimnya sangat dirasakan oleh ibu muda itu. Anehnya, rasa mengidam yang dulu sering ia rasakan sudah tidak ia alami lagi. Tidak ada makanan atau minuman aneh-aneh yang Naqiya inginkan.

Naqiya merenung, sejujurnya dia sangat merindukan suasana kampus. Haha hihi bercanda ria bersama teman-temannya. Melewatkan suka duka menjadi mahasiswa baru bersama-sama. Naqiya merindukan itu. Tapi ia juga sadar diri, kampus menjadi tempat yang sangat toxic untuk kesehatan mentalnya, dan juga bayinya tentu saja.

Tangan wanita itu masih sibuk dengan perutnya. Biasanya yang mengelus perut buncitnya adalah Bara. Pria itu tidak pernah absen dari jadwal mengelus perut milik Naqiya. Alasannya masih sama, dia bilang ingin mengelus bayinya. Padahal jelas sekali Bara ingin juga mengelus istrinya itu.

Tiba-tiba ponselnya berdenting, suara itu pertanda ada pesan singkat yang masuk. Naqiya membuang tatapannya dari televisi yang menayangkan drama Korea kesukaannya, lalu melirik sekilas ponselnya. Nama kontak Pak Bara Dosen muncul di sana.

Wanita itu kemudian mengernyitkan keningnya. Tadi Bara memang pamit mau keluar ada pertemuan dengan Pak Rafi dan Bu Ayu, meskipun seperti biasa, respon Naqiya tidak pernah enak lagi pada Bara.

Tapi yang membuat Naqiya selalu bingung adalah mengapa Bara Adichandra bisa menjadi sosok pria yang memiliki kesabaran tingkat tinggi?

Naqiya membuka kode pada ponselnya untuk membaca pesan dari suaminya itu lebih jelas.

Pak Bara Dosen

Kamu mau makan apa? Saya mampir belikan nanti, tunggu sebentar lagi gapapa 'kan?

Naqiya membacanya kemudian berpikir. Untuk saat ini dirinya tidak menginginkan apapun. Tapi Naqiya harus makan. Nutrisi calon bayinya harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan bayi mereka.

Naqiya

Apa aja pak bebas

Pesan yang dikirim Naqiya langsung dibaca oleh Bara. Respon pria itu cepat sekali pada Naqiya. Padahal dulu waktu status mereka sebatas dosen dan mahasiswi, Bara itu tipe dosen yang membalas pesan mahasiswinya setahun lamanya. Tapi sekarang berbeda, Naqiya adalah istrinya, prioritasnya Bara.

Pak Bara Dosen

Nasi hainan ya?

Bara sangat cerdas. Seakan pria itu cenayang yang mampu membaca apa yang Naqiya inginkan, padahal Naqiya sendiri saja bingung akan itu. Sudah lama Naqiya tidak menyantap menu tersebut dan ketika Bara menyebutnya, perut Naqiya seketika lapar membayangkan makanan itu.

Naqiya

Iya pak

Pak Bara Dosen

Oke sayang ditunggu ya


Naqiya tidak membalas pesan Bara lagi. Wanita itu hanya membaca pesannya lalu ponselnya ditaruh begitu saja.

Tiba-tiba suara bel rumah itu berbunyi. Tidak mungkin Bara sudah tiba secepat ini. Jarang juga Bara menerima tamu, apalagi tamu pribadi. Seakan rumah itu memang hanya dikhususkan untuk pasangan Naqiya dan Bara saja. Tidak ada yang lain.

Mungkin kurir. Batin Naqiya.

Mungkin saja Bara memesan sesuatu secara online. Naqiya tidak tahu memesan apa pria itu. Naqiya berdiri dan kakinya melangkah ke arah jendela untuk mengintip siapa gerangan yang menekan tombol bel rumahnya itu.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang