Mobil pajero sport hitam milik Bara sudah terpakir rapi di pelataran Bring Cafe. Pria itu segera turun dari mobil dan memastikan mobil tersebut terkunci. Kaki Bara melangkah ke dalam cafe yang memiliki nuansa estetika itu. Tatapan mata elang Bara langsung terfokus pada Ayu dan Rafi yang nampak serius duduk di bangku pojok kanan.
Sebelum menghampiri mereka, Bara sempatkan untuk memesan Vanilla latte dan soft baked giant cookies yang dijual di cafe tersebut. Setelah membayar nominal harga yang disebutkan oleh kasir, Bara segera melangkah ke arah dimana Ayu dan Rafi berada.
"Yu, Raf," panggil Bara.
Mereka menyadari kehadiran Bara langsung menghentikan pembicaraannya. "Udah pesen kamu, Bar?" Tanya Ayu pada pria yang bernama Bara itu.
Bara mengangguk, "Udah kok."
Kemudian Rafi berdehem, sekiranya dia yang akan memulai perbincangan yang cukup tricky hari ini.
"Nih," Rafi menunjukkan layar laptop Ayu ke arah Bara. Mata elang Bara mulai memerhatikan apa yang Rafi tunjukkan kepadanya. "Coba kamu perhatiin deh, Bar."
Bara mengangguk, dia sudah memerhatikan layar itu. Namun Bara belum juga paham apa yang Rafi maksudkan.
"Maksudnya gimana?" Tanya Bara pada Rafi.
Jemari telunjuk Rafi menujuk list nama mahasiswa yang ditampilkan layar tersebut. "Nilai dia jauh di atas Naqiya. Sedrastis itu kenaikan nilainya, Bar. Padahal biasanya ya, Jeng, Bar, nilai istrinya Bara di matkulku itu gila-gilaan. Yang lain dapet 4 dia bisa dapet 9," jelas Rafi.
Bara lagi-lagi mengangguk ria, masih mencoba memahami Rafi. Kalau memang nilai seseorang mendadak lebih tinggi tidak masalah 'kan? Mungkin saja dia belajarnya lebih giat lagi.
"Terus kenapa?" Tanya Bara.
"Ya agak aneh, Bar," Sahut Ayu. "Aku juga perhatikan belakangan ini mereka jarang kemana-mana bareng lagi. Padahal sekampus juga tau, dimana ada Naqiya dia situ ada dia. Ya 'kan, Raf?"
Rafi mengangguk dengan semangat. "Nih ibuk-ibuk bener banget, Bar. Mencurigakan. Kenapa mencurigakan? Karena ini anak udah jarang banget sama Naqiya belakangan ini, yahh lebih tepatnya sih pas masalah ini muncul. Nih anak kek ngilang ditelen bumi gitu loh, Bar."
Ketika masih merenungkan apa yang Rafi katakan, seorang pelayan datang membawa pesanan Bara. Tidak lupa Bara memesankan sekotak soft baked giant cookies untuk Naqiya juga di rumah. Apalagi istrinya yang sedang hamil itu biasanya suka sekali mengemil makanan yang manis. Tak ada sedetikpun Bara melupakan istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...