21 | Bekal dari Bara

160K 11.9K 102
                                    

"Selamat pagi, Naqiya," Bara menyapa Naqiya yang baru saja keluar kamarnya. Astaga, hari ini Naqiya bangun kesiangan. Jam di dinding rumah Bara menunjukkan pukul delapan pagi.

Artinya Naqiya melewatkan solat subuhnya. Sejatinya semalam ia memang mengalami kesulitan tidur. Pikirannya tidak mau diajak kompromi. Sehingga baru dapat terlelap setelah dirinya mulai lelah berpikir.

"Pagi," jawab Naqiya, tangannya digunakan untuk mengucek mata kanan perempuan itu. "Baunya enak banget, Pak Bara bikin apa?" Tanyanya ketika mencium aroma yang lezat.

Tangan Bara memberi isyarat agar Naqiya menghampiri dirinya. "Sini."

Langkah Naqiya pun mendekat, baunya menggoda sekali teman-teman. Ditambah perut Naqiya yang masih kosong membuatnya tidak mungkin melewati kesempatan ini.

"Saya buat nasi goreng."

Nggak usah dijelasin karena Naqiya sudah di depan makanan tersebut. Naqiya pun sudah tahu makanan itu ya nasi goreng.

"Bapak kok tau kalo saya laper?"

Bara terkekeh dan duduk di kursi makan, "Yaudah ayo cepat makan. Nanti kamu ada jadwal jam berapa?"

Naqiya mengangguk, dirinya segera duduk, "Saya ada kelas pagi, Pak."

Sesendok nasi goreng memasuki mulut Naqiya. Astaga, Naqiya tidak dapat pungkiri, nasi goreng buatan Bara sangatlah lezat.

"Kelas saya?" Tanya Bara.

Bagai dihantam palu, Naqiya mengerjap. Bagaimana mungkin dia lupa?

Tugas?

Astaga.

Tugas dari dosen itu bahkan belum sempat ia kerjakan.

"Pak, saya makannya nanti aja ya. Saya belum lapar!" ujarnya ketika dirinya tiba-tiba berdiri.

"Tadi kamu bilang kalo kamu lapar, abisin dulu makanannya," ujar Bara pada Naqiya.

Naqiya menggeleng cepat, dia tidak bisa membuang waktunya. Kelas Pak Bara akan segera dimulai sedangkan dirinya belum sama sekali mengerjakan tugas dari dosen itu.

"Enggak, Pak, tiba-tiba saya jadi kenyang. Mungkin karna bawaan ba-yi? Eung yaudah saya ke kamar dulu ya, Pak!" Naqiya menyelonong pergi begitu saja. Sampai Bara bisa mendengar suara pintu yang ditutup dengan kencang.

Bara tidak ambil pusing. Dirinya melanjutkan menyantap sarapan yang dia buat itu.

Pria itu mengambil piring nasi goreng Naqiya dan membuka rak piring di dapurnya. Matanya menelusuri wadah makan yang dia punya. Sampai ia menemukan wadah tersebut dan segera mengambilnya.

Bara menuangkan nasi goreng itu ke dalam wadah makan yang ia ambil. Setelah menutupnya, pria itu segera berjalan ke arah kamar Naqiya.

Pintu kamar Naqiya terbuka, hal itu membuat sang empu terkejut.

"Kalo mau masuk itu ketok pintu dulu, Pak," gerutu gadis itu, tetapi dirinya langsung melanjutkan mengerjakan tugas yang diberi Bara.

"Oke, Next time," Bara meletakkan kotak makan yang ia bawa tadi ke meja yang Naqiya gunakan untuk mengerjakan tugasnya. "Nasi gorengnya dibawa, kamu makan di kampus nanti."

Naqiya melihat kotak makan itu hanya mengangguk, "Makasih ya, Pak."

Kali ini Bara yang mengangguk, karena pria itu fokus pada apa yang dikerjakan oleh Naqiya, "Tugas matkul apa?" Tanyanya.

Naqiya gelagapan, kalau sampai Bara tahu ia mengerjakan tugas dosen itu semendadak ini, bisa bisa berpengaruh pada nilai!

"Tugas matkul nya Bu Ayu, Pak. Tugasnya banyak banget jadi saya baru bisa ngerjain sekarang," ujar Naqiya sembari tangannya menutup lembar pekerjaannya itu.

"Bu Ayu bukannya dosen bahasa Inggris?"

Ah, mati kamu Naqiya!

Bara memasukkan tangannya ke dalam saku celana, menyaksikan Naqiya yang gelagapan ini membuatnya puas.

"Em... itu, Pak..."

Sebelah alis Bara terangkat. Itu apa? Bahkan, Pria itu pun sudah membaca judul tugas di atas lembar kerja Naqiya. Jelas-jelas judulnya mata kuliah yang ia berikan minggu lalu.

"Itu tugas yang saya berikan minggu lalu, Naqiya." Bara mengeluarkan smirk di bibirnya, "Saya yang ngasih, bukan Bu Ayu."

Naqiya melemas, habis sudah dia ketawan oleh Bara.

"Iya, Pak! Ini tugas dari Pak Bara tadi mulut saya typo, maaf ya, Pak." Ujarnya menatap Bara seakan dirinya benar-benar bersalah. Tak lupa puppy eyes andalannya ia keluarkan. "Kasih saya waktu ngerjain ini dulu ya, Pak, nanti saya otw kampusnya ngebut! Saya janji gaspol gapake rem. Jadi nggak akan telat kelas Bapak."

"Nggak," ujar Bara singkat, "Siap-siap sekarang terus berangkat sama saya."

"Loh, Pak?" Naqiya melihat punggung Bara yang mulai menjauhi dirinya, "Pak!"

Bara menjauh, tetapi dirinya mengirim pesan yang isinya meledek perempuan itu. Ketika ponsel Naqiya berbunyi, pertanda pesan masuk, Naqiya segera mengeceknya.

Pak Bara Dosen

Saya anggep kamu ga ngerjakan tugas saya. Siap" konsekuensinya seperti yang saya bilang pada saat kontrak kuliah.

***

Hai! Jangan lupa vote dan comment nya ya biar author makin semangat nulisnya🤗 thankyou for reading!

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang