[WARNING 18+!]_________
"Pengennya makan kamu aja, boleh?"
Kepala Naqiya langsung menoleh ke arah Bara di sebelah kanannya. Tentu saja pergerakan tiba-tiba itu mengikis jarak di antara wajah mereka.
Anggukan kepala yang Naqiya berikan seakan menjadi lampu hijau bagi Bara yang dengan sumringahnya mengulum senyum. Tiba-tiba istrinya itu menjulurkan tangan kanannya ke arah Bara.
"Nih dimakan," Uluran tangan itu disertai dengan kalimat Naqiya dengan senyum polos terpampang di wajahnya.
Bara terkekeh melihat respon cepat dari istrinya itu. Ditambah tampang polos Naqiya yang membuat Bara semakin gemas.
Tangan pria itu terulur mengacak lembut rambut milik Naqiya, ada kekehan terdengar dari bibirnya. "Ndak ndak jadi, Sayang," Tangan yang tadi di atas rambut Naqiya kini menggenggam pergelangan tangan wanita itu, "Yuk bobo."
"Emang Mas Bara mau makan apanya aku?" Tanya Naqiya dengan tiba-tiba sesaat setelah dituntun oleh Bara. Langkah Bara seketika berhenti mendengarnya.
"Hmm?" Bara menaikkan satu alis di sana. Menatap bertanya-tanya pada istrinya yang masih membahas hal makan-memakan tadi. "Ndak, kita bobo aja ya udah malem."
Naqiya menarik sedikit kasar tangannya dari genggaman tangan Bara. Ekspresinya sudah menggambarkan kalau wanita itu sedang protes. Bara yang memahaminya langsung membuang tatapan ke langit-langit sembari tangan kanannya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Mau makan..." Bara sempat menggantungkan kalimatnya, dengan hati-hati ia masih menatap air wajah istrinya itu. "...Semuanya dari kamu, hehe." Lanjutnya.
Entah mengapa Bara menjadi canggung malam ini. Bahkan yang biasanya ia menggoda Naqiya, kini seperti istrinya itu yang memegang kendali.
Naqiya yang mendengar jawaban dari Bara tadi mengulum senyumnya. Perlahan ia melepas bando yang ia kenakan untuk menahan helaian rambutnya, membenahi uraian rambut indah yang sudah kering itu hingga tampak lebih rapi. Lalu langkah kakinya melangkah perlahan mendekati Bara yang kali ini benar-benar menegang.
Jemari lentik milik Naqiya menyentuh dada Bara yang terbalut kaos polos hitam, bisa dilihat tubuh atletis pria itu tercetak di sana.
"Maaf udah bikin Mas Bara nunggu," Bisik Naqiya di telinga suaminya itu. Bisikan Naqiya bagaikan gelombang gairah yang membuat seluruh tubuh Bara terasa menegang.
Wanita hamil itu menatap Bara dengan tatapan menggodanya. Langkahnya mundur menjauh dari tubuh Bara. Sementara tangan mungilnya perlahan membuka kancing atas piyama yang ia kenakan. Tatapan menggelora terbalut ribuan gairah dari mata elang Bara seakan siap untuk menelanjangi tubuh istrinya itu.
Demi Tuhan, Bara tidak sabar.
Naqiya terkekeh melihat ekspresi Bara yang benar-benar seperti singa kelaparan. Ditambah Naqiya yang lamban membuka piyama yang dikenakannya. "Sabar dong, Mas suami." Ujar Naqiya pelan. Tak lupa suara sensual yang ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
Narrativa generale[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...