102 | Dia dan Segala Kekuranganya

82.1K 10.5K 645
                                    

Budayakan vote sebelum lanjut baca ya!~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Budayakan vote sebelum lanjut baca ya!~~

•~•~••~•~•~•~••~

Written while listening  Seluruh Cinta—Cakra Khan, Siti Nurhaliza on YT.

________

Mobil pajero sport hitam milik Bara melaju dengan kecepatan sedang karena ia berangkat lebih pagi ke butik milik ibunya, alias SRN butik. Sesaat setelah mobil itu terpakir, Bara melinting lengan kemeja yang ia kenakan sebelum memasuki pintu toko itu.

"Selamat pagi, Pak Bara." Sapa pramuniaga yang ada di sana.

"Pagi, Mbak." Senyum tipis diberikan oleh pria tampan yang fokus berjalan ke ruangan khusus miliknya.

Bara di sana bersama bersama manager cabang toko tersebut. Ia mesti membicarakan beberapa hal penting mengenai butik ini.

"Pemotretan kedua berarti minggu depan?" Tanya Bara dengan tatapan fokus pada dokumen yang diberikan.

Manager itu mengangguk, "Betul, Pak. Kira-kira akhir pekan mungkin kalau Bapak mau ikut pantau."

Bara terdiam sejenak, ia mencerna perkataan pria tadi. "Minggu-minggu ini sepertinya saya nggak bisa ikut mantau, bisa tolong ambil kendali aja ya."

Lawan bicara Bara mengangguk, ia paham mengapa Bara tidak bisa ikut hadir dalam pemotretan minggu depan. "Semoga Bu Naqiya diberi kelancaran di persalinannya nanti ya, Pak." Doanya tulus.

Bara mengangguk dan tersenyum, "Aamiin, terima kasih, Pak Bayu," Sebelum ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Ternyata 45 menit lagi jadwal kelasnya dimulai.

"Kalo begitu saya permisi dulu ya, Pak," Manager itu pamit undur diri dari ruangan Bara.

"Iya saya juga mesti ke kampus ini, sekalian aja ke depan," Ucap Bara.

Mereka berjalan beriringan dengan obrolan ringan di antara keduanya sebelum perhatian Bara berpindah pada wanita di sudut ruangan yang sedang memandang tubuhnya di pantulan cermin.

Sepertinya Bara mengenali wanita itu.

Tiba-tiba wanita itu menoleh pada Bara. Raut wajahnya terlihat begitu terkejut ketika menemukan sosok pria itu di sana. Begitu juga dengan Bara, ia tidak pernah menyangka akan bertemu wanita ini lagi di tokonya sendiri.

"BARA?!"

[ B A Y I D O S E N K U ]

"Assalamualaikum, Kak Nay!" Suara lengkingan perempuan itu menyelinap masuk ke telinga Naqiya.

Buru-buru Naqiya menutup bukunya dan meletakkan sembarang di atas sofa dengan televisi. Sesaat kemudian gadis itu berjalan ke gerbang dan membuka kunci gerbang itu.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang