34 | Perjanjian Batal?

173K 11.5K 283
                                    

"APA? KAMU UDAH NIKAH?"

Naqiya gugup setengah mati. Bagaimana ia harus menjelaskan situasinya ini kepada Fatimah, sepupunya.

"Iya, Dek, aku udah nikah," Naqiya berpikir sejenak, "Panjang ceritanya, Dek. Intinya sekarang aku....hamil."

"APA?!" Fatimah benar-benar terkejut, bagaimana mungkin Naqiya menikah dadakan dan hari ini wanita itu sudah mengandung.

Naqiya menggigit bibirnya, ia takut terhadap reaksi Fatimah.

"Kak Nay hamil duluan maksudnya?" Mata Fatimah membulat ketika mendapati anggukan dari Naqiya. Bagaimana bisa?

Naqiya Adeeza yang ia kenal adalah perempuan yang taat agama. Walaupun Naqiya suka bohong ke orang tua. Namun Naqiya bukanlah anak nakal dengan pergaulan yang bebas.

"Kok bisa gitu sih, Kak?!" Fatimah menggeser tubuhnya mendekati Naqiya, "Khal Muh sama Khalati Zainab tau? Terus gimana reaksi mereka?" Tambahnya.

"Mereka tau, mereka juga yang nikahin aku, Dek."

"Yaampun, pasti kecewa banget mereka," ujar Fatimah. Ya, Naqiya mengangguk, Abi dan Uminya sangat kecewa dengan apa yang ia lakukan.

"Udah berapa bulan, Kak Nay?" Tanya Fatimah lagi.

"Terakhir check up seminggu yang lalu, berarti kayaknya udah jalan dua bulan, Dek."

Wajah Fatimah begitu melas. Dia mengasihani sepupunya ini, "Papanya siapa, Kak? Dari keluarga apa? Saqqaf juga 'kan? Apa jangan-jangan Bang Ali papanya?" Fatimah membombardir Naqiya dengan rentetan pertanyaan.

Ya, memang 'seharusnya' Naqiya hanya boleh menikahi pria yang sama keturunannya dengannya. Ditambah harus memiliki marga Saqqaf.

Tapi tidak, yang ia dapat justru Bara. Bara Adichandra.

"Bukan," Naqiya menggeleng, "Namanya Bara, Bara Adichandra. Dosen aku."

"LOH?! Bukan golongan kita?" Tanya Fatimah.

Keluarga mereka memang sangat memegang tradisi. Mangkanya tidak salah jika Fatimah begitu terkejut dengan fakta itu.

"Bukan, Dek."

"Keluarga besar pasti bakal marah banget sama Kak Nay," ujar Fatimah, "Sampai kapan Kak Nay bakal sembunyiin fakta ini?"

Naqiya menggidikkan bahunya, dirinya sendiri belum tahu kapan dirinya akan siap menghadapi kemarahan keluarga besarnya itu.

"Aku belum siap beri tahu keluarga besar," Ujar Naqiya. Bahkan untuk memberitahu saja rasanya Naqiya sudah tidak ada hak. Dirinya sudah diusir dari keluarga itu.

"Bang Ali udah tau?"

Naqiya kembali menggeleng. Tidak mampu rasanya memberitahu seorangpun tentang dirinya saat ini.

"Kak Cantiya udah tau?"

Lagi-lagi Naqiya menggeleng.

Fatimah memeluk sepupunya itu dengan hangat. Pasti semuanya berat, berat bagi Naqiya untuk menjalankan ini semua. Walaupun ia tidak tahu alasan Naqiya bisa mengandung di luar pernikahan itu apa, namun dia tetap mengasihani sepupunya itu.

"Fatimah disini buat Kak Nay."

****

"Baru pulang?" Bara melihat Naqiya yang baru masuk rumah pukul 9 malam. Naqiya melepas sepatunya dan menghampiri Bara.

"Iya, Pak."

"Kamu dari mana?" Tanya Bara pada Naqiya.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang