Perempuan berambut hitam legam dengan map bening terselip di lengannya itu berjalan anggun menuju sebuah ruangan. Sebelum mengetahui tempat ini, wanita itu sempat bertanya pada satpam fakultas mengenai lokasi ruangan yang dia cari.
Kepalanya menoleh kanan dan kiri, memastikan plang terpampang jelas itu tertulis 'RUANG DOSEN'. Dibukanya pintu tersebut perlahan, terkejut ia mendapati di dalam ruang ternyata ada ruang lagi.
Matanya menjelajahi nama-nama program studi teknik di sana. Sampai jatuh pada jenis program studi fakultas teknik yang dirinya cari.
Ya, Ruang Dosen Teknik Perminyakan.
Hatinya begitu girang menyadari sebentar lagi ia akan bertemu sosok yang begitu ia rindukan. Tangannya mengetuk pelan di pintu ruangan milik Bara. Ya, Bara, orang yang sedari tadi ingin dia temui.
"Masuk." Sahut suara dari dalam.
"Hai, Bar," Suara lembut yang sensual itu menusuk telinga Bara tanpa permisi. Sontak pria itu langsung mendongak dan menatap siapa gerangan yang datang.
"Bina?" Matanya menyipit, meyakinkan dirinya kalau tamunya ini benar-benar kawan lamanya.
"Yup, aku, Sabina Binka." Senyum wanita itu melebar, matanya memancarkan raut bahagia. "Kangen aku 'kan, Bar?" Bina berjalan ke arah Bara dengan tangan yang mengepak, berniat ingin memeluk pria tampan tersebut.
Namun, belum sempat tubuhnya direngkuh Bina, Bara sudah menggeser kursinya. Sehingga hanya anginlah yang dapat direngkuh wanita malang itu.
Bara menghela napasnya, "Ada apa?"
Mendengar jawaban dan perlakuan Bara, Bina memanyunkan bibirnya. Kakinya mengambil langkah mendekati Bara. Jemari lentik miliknya bergerak menyelipkan anak rambut ke belakang telinga dengan perlahan.
"Eummm... Bisa kita jalan-jalan sebentar, Bar?" Tanya Bina pelan. "Nggak lama kok."
"Lagian udah malem juga 'kan, sebentar aja," Tambahnya lagi.
Bara mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam yang harusnya Bara memang sudah pulang. Ditambah suasana kampus juga mulai sepi. Para mahasiswa dan dosen sudah mulai meninggalkan gedung ini.
"Ada yang mau aku omongin, Bar."
Sesaat pria itu menimang-nimang. Apakah dirinya akan pergi bersama Bina atau tidak. Bina kebetulan datang kesini, pastinya ada sesuatu yang penting untuk di sampaikan. Sementara di rumah, Naqiya juga pasti menunggu kepulangannya.
"Oke," Bara berdiri dari duduknya, mengambil ponsel dan dompetnya kemudian berjalan mendekati Bina. "Sebentar aja ya."
Di sinilah mereka, di dalam mobil Bina yang hanya terisi oleh dua insan tersebut. Dengan tambahan alunan musik romantis yang sengaja Bina putar di sana. Bara duduk di samping kursi kemudi, karena Bina lah yang mengemudikan mobil milik wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...