116 | Argaza Aqsabian

79.5K 8.7K 767
                                    

"Oeeeekkk Oeekkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oeeeekkk Oeekkk..." Suara bayi sangat jelas melengking keras di telinga Bara. Ya, pria yang sedang cemas menunggu keberlangsungan operasi istrinya itu seketika berdiri dan berdebar tak terkira.

Bayinya telah lahir. Bayinya selamat.

Dari kejauhan, Ayu dan Rafi yang sama terkejutnya berlari ke arah Bara dan memeluk langsung pria yang telah resmi menyandang status 'Papa' itu.

"Ampuuuun daah selamatt Papa Bara!" Ucap Rafi yang wajahnya memerah menahan haru. Ia mengikuti perjalanan Naqiya sampai di rumah sakit, sehingga ia tahu, perjuangan wanita itu untuk bayinya yang kini telah lahir.

Ayu mengangguk mengiyakan, "Selamat ya, Bar, seneng banget akhirnya resmi jadi Papa Bar sama Mama Nay."

"Makasih banyak, Raf, Yu," Senyum berbeda dari Bara dapat mereka lihat, senyum itu seperti memancarkan kebahagiaan...

...dan sedikit kekhawatiran di sana.

Di samping Bara, Umi Zainab  juga berdiri. Segera Bara mencium punggung tangan ibu mertuanya itu dan mengucap syukur karena kelahiran bayinya berjalan dengan lancar.

"Terima kasih, Umi, atas doanya..." Ucapnya di dalam tunduk.

Umi mengelus rambut Bara lembut, dengan air mata yang tanpa terasa mengalir haru. "Alhamdulillah, Mas Bara... Alhamdulillah cucu Umi lahir selamat... Terima kasih Ya Allah..."

Rafi begitu bahagia, wajahnya yang memerah kini tergenang air mata di ambang matanya. Bayangkan saja saat ini statusnya sudah berubah menjadi Om Rafi.

"Selamat, Bar sekali lagi..." Ucapan selamat itu terdengar syahdu karena Rafi yang menahan jatuh airnya. Entah mengapa hawa dan suasana benar-benar membuatnya terharu.

Bara menghela napasnya dengan lega. "Iya alhamdulillah makasih banyak, Raf," Ucapnya menepuk pundak Rafi.

"Ya Allah terharu banget eke..." Jemari lentiknya mengusap bulir air mata yang mengalir dengan anggun. "Eke ngikutin dari jaman Naqiya struggling di kampus sama temen-temen jahatnya. Sampe disiksa sepupunya sendiri. Sekarang udah berhasil brojolin bayinya..."

Kepala Rafi menunduk dan bersandar di bahu Ayu, air mata pria kemayu itu tumpah di sana. "Kasian Naqi, dia hebat banget..." Tuturnya lagi.

"Utututu..." Timpal Ayu yang menepuk-nepuk kepala sahabatnya itu. "Om nya baby terharu duluan," Ucapnya, "Cewek apa cowok, Bar? Belum pernah gender reveal 'kan?"

Tangan Bara merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Ia menunjukkan foto USG saat jenis kelamin bayinya terlihat. "Alhamdulillah laki-laki, Yu."

Ayu mengangguk dan tersenyum haru, "Semoga jadi anak yang soleh, anak yang baik, berbakti sama Papa Mama," Ujar Ayu.

Rafi mengangkat kepalanya dan menyahut "....Terus paling penting...." Rafi menggantungkan kalimatnya, sebelum ia menghela napas, "Semoga dedek bayi bertumbuh sesuai kodratnya sebagai laki-laki."

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang