7 | Ali

187K 11.3K 43
                                    

"Ganteng kan, Kak!"

Lamunan Naqiya buyar. Ia benar-benar menatap foto Ali seperti pertama kali melihat lelaki tampan, pikir Fatimah.

"Coba aja dulu, Kak, balas pesan dari Bang Ali ini. Siapa tau kalian berjodoh. Bang Ali ini udah ganteng, hafiz, keluarganya terpandang, siapa pula yang nggak mau sama dia selain Akak Naqiya Adeeza?"

Fatimah ada benarnya. Kenapa tidak ia coba saja? Toh Ali juga bukan pria sembarangan. Inshaallah dia bisa membimbing Naqiya. Membantunya membuka hati dan melupakan trauma yang dialami perempuan itu.

"Kalo nggak cocok gimana, Dek?"

"Ya nggak papa, Kak Nay bilang aja. Lagian ya masalah pasutri itu nggak bisa dipaksa Kak."

Sebuah mobil putih berhenti di parkiran. Mobil sedan putih itu menepi dan beberapa saat kemudian keluarlah lelaki yang tidak asing yang pernah mereka lihat.

"Ali?"

"Bang Ali?"

Ujar mereka bebarengan. Kenapa Ali bisa diundang di acara internal ini? Apakah Ali kerabat nenek atau kakek mereka?

"Assalamualaikum," salam Ali saat dirinya berada di depan dua perempuan dan satu bayi laki-laki itu.

"Waalaikumsalam."

"Yusuf apa kabar ini? Kangen Khal Ali ngga?" tiba-tiba pria itu menyalami bayi Yusuf. Dia menoleh ke arah Fatimah, "Apa kabar kamu, Fat?"

Fatimah tersenyum hangat ke pria itu, "Bang Ali kemana aja eh? Nggak pernah nemui Fatimah?" Perempuan itu tersenyum, "Fatimah sekeluarga baik-baik aja alhamdulillah, Bang."

"Abang lumayan sibuk ini, sampai ketemu suamimu aja juga jarang, Fat."

Fatimah lagi-lagi terkekeh, kali ini Ali menoleh pada Naqiya. Pria itu tersenyum hangat pada Naqiya. Benar-benar senyuman indah. Naqiya terpana melihat senyuman pria itu.

"Naqiya apa kabar?" Tanyanya pada Naqiya yang sedang salah tingkah.

"Eum, Naqiya baik, Bang," jawabnya terbata.

"Nggak usah gugup gitu sama aku, Nay."

"Iya, Bang, ehehe."

Benar-benar memalukan! Naqiya tidak pernah merasa segugup ini berhadapan dengan pria. Astaga mengapa dengan Ali dia bisa sebegitu gugup? Padahal Ali tidak melakukan apapun! Dia hanya tersenyum dan menanyakan kabar mereka. Lelaki itu bahkan tidak menggoda sama sekali.

Bahkan lelaki itu juga tidak membahas mengapa pesan yang ia kirim tidak dibalas oleh Naqiya. Jangankan dibalas, dibaca oleh Naqiya saja tidak.

Apakah ini pertanda supaya ia mulai membuka hati untuk pria itu?

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang