PERHATIAN;
Mohon maaf, lama tidak update karena kondisi kesehatan author yang sempat semakin drop sehingga mesti opname di rumah sakit. Mohon pengertian dan dijaga ketikannya ya:(InshaAllah mulai update normal setiap malam minggu ya:)
___________
Karakter reminder di chap ini :
Naqiya
Bara
Rasel (Teman Naqiya)
Pak Rafi (Teman Bara, dosen Naqiya)
Ali (Mantan calon suami Naqiya)
Amir (Suami Fat)
Fat (Sepupu Naqiya)
Aufar (Abang Naqiya)____________
Happy reading
_____________
Detik mencekam dimana tak ada satupun yang mampu Naqiya katakan. Mulutnya seakan dibekap hingga mengelakpun tak kuasa ia lakukan.
Jantungnya berdegup kencang, seirama dengan kencangnya kontraksi yang terjadi pada kandungannya. Keringat bercucuran dari dahinya, mengingat HPL yang diperkirakan dokter itu tak lama lagi akan datang.
"Nay puas sekarang?" Tanya seorang pria dengan tangannya mencengkram dagu milik Naqiya.
Naqiya menggeleng, ia tidak pernah berniat sedikitpun melukai mereka. Kalau berbicara soal luka, Naqiya lah yang justru banyak menanggung luka, baik hati maupun mentalnya.
"Tolong jawab jujur, Nay..." Netra Ali menatap lurus pada bola mata rapuh milik wanita hamil itu. "...Nay masih mencintaiku 'kan?"
Tangan Ali turun menunjuk dada kanan Naqiya, "Disini... masih ada perasaan untukku 'kan?" Tanya Ali masih dengan kepercayaan dirinya. "Kalau Nay masih mencintaiku, kenapa Nay berkhianat? Kenapa Nay tidur dengan laki-laki yang bukan suami Nay?"
Kali ini ucapan pria itu melembut. Ia seakan betul-betul bertanya pada apa yang Naqiya rasakan. Sementara Naqiya tidak seuntuhnya memfokuskan diri pada Ali. Kontraksi di rahimnya semakin menjadi.
"Aku nggak akan nyakitin, Nay. Aku bisa maafin semua kesalahan yang Nay perbuat," Ucap Ali kembali. "Asal..... Nay kembali padaku dan lepaskan dosen bejat itu."
Fat yang mendengar ucapan pria itu tak kalah terkejutnya dengan Naqiya. Bukan, bukan itu yang ia inginkan dengan menculik Naqiya. Ia juga tak setega itu jika sepupunya harus berpisah dari suaminya sendiri.
Apa-apaan Ali ini?
Jemari Ali bergerak merengkuh jemari Naqiya yang tersemat cincin kawin indah di jari manisnya. Saat Ali berniat melepasnya, sontak dengan tenaga yang tersisa Naqiya menggenggam rapat telapaknya, membuat Ali sama sekali tak ada akses untuk melepaskan cincin indah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...