[Warning 18+]
🍀🍀🍀
"Malam ini kamu tidur di kamar saya, kemungkinan Bapak saya tidak pulang malam ini. Saya pamit keluar dulu," ujar Bara pada Naqiya saat dirinya menunjukkan kamar untuk Naqiya bermalam.
Naqiya mengangguk, "Terima kasih, Pak."
Sesaat setelah Bara pergi, Naqiya memperhatikan ornamen-ornamen jawa yang sangat lekat di rumah Bara ini. Di kamarnya sendiri, desain yang dipilih Bara adalah kamar sederhana dengan ranjang double bed yang pintu, lantai, dan jendelanya terbuat dari kayu modern. Rumah tradisional yang konsepnya cukup modern.
Naqiya merebahkan tubuhnya seusai membersihkan diri. Dirinya benar-benar lelah saat ini. Lagipula, cukup lama Naqiya belum mengecek ponselnya. Ada beberapa pesan dari Cantiya yang belum ia baca.
Can bule jawa :
(mengirim gambar)
Apa-apaan NAY???!!!
GILA INI HEBOH SE FAKULTAS
KAMU MAU KEMANA?????
KO MASUK MOBIL PAK GANTENG??
Naqiya memijat keningnya, masih ada 50+ pesan dari Cantiya dan juga panggilan tak terjawab dari gadis itu. Apa yang harus dia katakan?
Me :
Aku butuh bantuan kamu Can
Iya skrg aku di rmh pak bara
Ceritanya panjang
Aku janji bakal cerita!
Nanti kl umi tanya2 ke kamu ttg aku, km jelasin ngawur aja yaaa pls ini urgent
Can bule jawa :
SUMPAHHHH JD ITU BENERAN?
YAUDAH MALES
Aku lepas aja deh pak bara buat kamu
Ak mau sama Brian aja kencan HAHAHAH
Dirinya bersama Bara? Tidak mungkin rasanya. Bara 10 tahun lebih tua dari dirinya, dan astaga Bara adalah dosennya. Walinya di kampus.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Naqiya masih juga tidak mampu memejamkan mata meskipun dirinya begitu lelah. Rumah ini masih sepi, hanya ada Naqiya seorang disana. Kapan Bara akan pulang? Lagipula untuk apa dirinya memikirkan Bara. Lebih baik dia tidur agar besok bisa bangun pagi dan segera pulang.
Tak selang berapa lama, pintu gerbang terbuka. Suara mobil terdengar, dan pintu rumah berderit. Mungkin Bara sudah pulang, batinnya. Tak terdengar suara lagi. Naqiya kembali memejamkan mata dan membuang semua pikiran-pikiran negatifnya.
BRAK!!
Naqiya terlonjak, jantungnya terkejut setengah mati ketika pintu kamarnya terbuka. Ralat, bukan terbuka, tapi dibuka. Kamar yang remang-remang tak membuat Naqiya sulit mengenali siapa yang membuka kamar ini dengan paksa. Bara, ya, lelaki itu berdiri disana. Bahkan Bara sendiri berjalan seperti tak mampu menahan beban tubuhnya.
Refleks, Naqiya menghampiri Bara lalu merengkuhnya. Membawa pria itu untuk berbaring di tempat tidur. Bara lelah, Bara sedih, Bara benar-benar hancur hari ini. Naqiya mencium aroma aneh dari mulu Bara, benar-benar aneh, tetapi dirinya tak mampu mengenali bau apa itu.
"Bapak istirahat saja, saya tidur di luar," ujar Naqiya. Ia hendak beranjak sebelum pergelangan tangannya ditarik oleh sang dosen itu.
"Kamu...calon istri saya...Naqiya," bisiknya.
"Pak, sadar, Pak, saya Naqiya mahasiswi Bapak," di situasi itu Naqiya mulai panik karena pergelangan tangannya masih dalam cengkraman bara.
"Menikah dengan saya, Naqiya," Bara kembali berbisik. Kali ini bisikannya membuat Naqiya benar-benar ingin lari.
"Ti-tidak, Pak! Lepaskan saya!" Naqiya mulai memberontak, mencoba melepaskan genggaman tangan Bara. "Demi Allah, Pak, saya mahasiswi Bapak! Tolong jangan sakiti saya," Naqiya mulai merintih.
Tiba-tiba Bara menyentakkan tubuh Naqiya, sehingga kini gadis itu telah berada dalam kungkungan tubuh besar atletis milik Bara. Naqiya sangat cantik di mata Bara, rambutnya sangat indah. Untuk pertama kali Bara melihat rambut dan wajah secantik yang Naqiya miliki.
"Menikah dengan saya, sehingga Ibu saya bahagia!" bisik Bara di telinga Naqiya yang membuat gadis itu merinding seketika. Bara menjauhkan diri dari kepala Naqiya, "SUPAYA IBU SAYA HIDUP LAGI!" Jerit Bara.
Sesaat setelah itu Bara menangis dan mencium bibir Naqiya membabi buta. Gadis itu terus melawan apa yang dilakukan oleh Bara. Ia mencoba memukul, menendang, apapun itu ia lakukan.
Bara mengecup leher Naqiya, meskipun gadis itu memalingkan kepalanya, Bara tidak berhenti. Satu persatu ia membuka kancing pakaian tidur Naqiya. Hingga apa yang dia tunggu nampak disana. Naqiya sangat indah.
Naqiya menangis, Bara meremasnya dengan kasar, kasar sekali. Hingga lelaki itu kembali memaksa untuk membuka celana yang Naqiya kenakan. Bara tidak berhenti, tidak akan berhenti.
"Sakit, Pak..."
Namun, pembelaannya gagal, Bara sudah mengambil harta berharga yang ia miliki satu-satunya. Naqiya kesakitan sembari tangisannya memenuhi ruangan itu. Sakit, rasanya sakit sekali. Bara melakukannya dengan kasar. Tanpa rasa iba pada Naqiya sama sekali.
Demi Tuhan, Naqiya sangat membenci dosen bajingan seperti Bara.
✨✨✨
Hai hai! jahat bgt ya Pak Bara ke NayNay😭
Jangan lupa vote dan comment yaa!🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
Genel Kurgu[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...